Semburan Gas Liar Makin Parah
Gara-gara Semburan Gas Liar Petani di Desa Sukaperna Indramayu Terancam Tak Bisa Tanam Padi
Pantauan Tribuncirebon.com, tanaman sekitar lokasi semburan gas, seperti pohon dan tanaman pisang hampir menyeluruh mati terkena dampak.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
"Bisa dikatakan ini kondisinya semakin parah," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Indramayu, A Fatah kepada Tribuncirebon.com di lokasi kejadian, Senin (30/11/2020).
BPBD Kabupaten Indramayu pun meminta pemerintah kecamatan dan desa untuk mengedukasi warga agar mementingkan keselamatan.
Dalam hal ini, disampaikan A Fatah, pemerintah daerah sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina untuk dilakukan penanggulangan segera.
Pantauan Tribuncirebon.com, pada pagi ini, beberapa pihak terlihat melakukan pengecekan, mulai dari petugas BPBD Kabupaten Indramayu, PT Pertamina, Polres Indramayu, hingga Kodim 0616/Indramayu.
Mereka juga memasang garis polisi sebagai batas aman.
"Inginnya warga, ya selalu aman jangan sampai bikin keresahan, cepet ditanggulangi, diperbaiki atau apa," ucap salah seorang warga, Dana (54).
Warga Ketakutan Terjadi Bencana Lapindo
Warga di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu ketakutan dengan fenomena muncul kembalinya semburan gas liar atau bubble.
Pasalnya, semburan gas liar tersebut kondisinya semakin parah dari sebelumnya.
Gas yang masih masuk areal sumber bor bekas pemerintahan zaman Belanda itu menyembur ke atas dengan posisi miring dan mengeluarkan bunyi bising yang keras.

Semburan gas liar tersebut juga bercampur dengan lumpur.
Salah seorang warga, Dana (54) mengatakan, meski tidak ada ledakan, namun kondisi tersebut tetap membuat khawatir warga.
"Apalagi bunyi bisingnya itu, bunyinya kaya kapal turun," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (30/11/2020).
Ia menyampaikan, yang ditakutkan warga adalah bilamana ledakan besar terjadi.
Dari ledakan itu, mereka khawatir akan timbul bencana semisal lumpur Lapindo di desa setempat.