Seekor Babi di Majalengka Dipukuli Warga hingga Mati, Sempat Bikin Resah dan Ganggu Warga di Kebun

Seekor babi di Kabupaten Majalengka digebukin warga hingga mati lantaran bikin resah masyarakat sekitar.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Istimewa
Tangkapan layar seekor babi di Majalengka Digebuki Warga hingga mati awalnya sempat bikin resah warga 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA- Seekor babi di Kabupaten Majalengka digebukin warga hingga mati lantaran bikin resah masyarakat sekitar.

Kejadian itu pun viral di media sosial yang tersebar di sejumlah grup Facebook.

Salah satunya diunggah oleh akun Firman Bebox di grup Info Seputar Majalengka pada, Rabu (4/11/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Bupati KBB Murka Lihat Isi Kulkas Dirut RSUD Cikalong Wetan Penuh Cemilan, tapi Karyawan Gak Digaji

Baca juga: Pria Minum Darah Segar Mantan Istri Seusai Membacok hingga Tewas, Begini Kronologisnya

Baca juga: Mahasiswi Unwir Indramayu Jadi Miliarder dari Bisnis Kos-kosan, Pernah Didatangi Banyak Preman

Baca juga: Pantas Korea Utara Klaim 0 Kasus Covid-19, Pasien Corona Diduga Dibiarkan Kelaparan Hingga Meninggal

Sejak diunggah hingga saat ini, video tersebut sudah dibagikan sebanyak puluhan kali dan dikomentari ratusan komentar.

Dalam video tersebut, memperlihatkan seekor babi berukuran besar berada di pekarangan rumah sedang dikepung oleh warga.

Warga yang diketahui berjumlah banyak itu membawa sejumlah kayu dan benda lainnya untuk memukuli babi tersebut.

Dengan secara brutal, warga yang tertangkap kamera tersebut memukuli babi tersebut.

Hingga akhirnya, seekor babi tersebut terperangkap oleh tali yang diikat di tembok.

Sementara, para warga terus memukuli hewan tersebut.

Di video lainnya, hewan tersebut tampaknya sudah dalam keadaan tewas dengan kondisi keempat kakinya diikat di sebatang bambu.

Sementara, babi yang sudah mati itu menjadi tontonan warga yang menyaksikan.

Dalam video terakhir, seekor babi yang sudah mati itu dibawa oleh warga sekitar dan bhabinkamtibmas setempat untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.

Akun Firman Bebox saat dihubungi menjelaskan, kejadian tersebut terjadi di Desa Palasah, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.

Waktunya, sekitar pukul 12.00 WIb siang.

"Ya awalnya mengganggu warga yang sedang di kebun. Terus sontak para warga berteriak. Nah warga lainnya otomatis mengepung itu hewan," ujar pemilik akun dengan nama lengkap Firman Nurjaman (21) ini, Kamis (5/11/2020).

Setelah para warga mengejar hendak menangkapnya, lanjut dia, babi tersebut lari ke arah pemukiman warga.

Para warga pun akhirnya melenyapkan hewan tersebut di salah satu pekarangan rumah warga.

"Kayanya mah dari hutan," ucapnya.

Sementara setelah Babinya mati, Firman menambahkan, hewan tersebut diamankan oleh kepolisian sektor Palasah Polres Majalengka untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.

Babi Hutan Menangis

 Seekor celeng atau babi hutan di Musirawas Utara mengikuti langkah warga pulang ke rumah.

Babi itu bahkan meneteskan air mata seolah menangis saat diusir.

Celeng tersebut juga tiba-tiba menjadi jinak dan tak mau pergi dari rumah orang yang menemukannya di hutan.

"Tidak mau pergi dia, jinak, padahal babi hutan," kata Reno, warga yang diikuti babi tunggal itu saat dibincangi Tribunsumsel.com, Jumat (28/8/2020).

Reno menceritakan, awalnya ia mengambil air di sebuah mata air dalam hutan yang berada tak jauh dari rumahnya.

Saat Reno pulang, babi itu tiba-tiba muncul dan mengikuti langkah Reno sampai tiba di rumahnya.

Babi itu sempat diusirnya dan diantar ke dalam hutan lagi, namun tetap saja mengikuti Reno ke rumah.

Bahkan celeng tersebut sempat menangis saat diusir dan ditinggal ke dalam rumah.

"Aneh tapi nyata, sudah saya usir balik lagi ikut saya dia, anehnya itu karena ini babi hutan."

"Biasanya babi hutan itu kalau lihat manusia pasti lari atau kita yang diseruduknya," kata Reno.

Baca: 4 Warga Diseruduk Babi Hutan, Korbannya Alami Luka Parah

Baca: Suami Istri Jual Oplosan Daging Celeng dan Sapi, Dijual Ke 12 Pedagang Baso Keliling di Tasikmalaya

Baca: Pertama Kali Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Merasa Nyut-nyutan dan Mati Rasa Sebelah Kiri

Seekor babi hutan tiba-tiba jinak dan tak mau pergi di Desa Karang Waru, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara)
Seekor babi hutan tiba-tiba jinak dan tak mau pergi di Desa Karang Waru, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) (Rahmat Aizullah/Tribun Sumsel)

Reno melanjutkan, babi hutan itu ditinggalkannya di luar rumah lalu Reno menutup pintu rumahnya.

Selang beberapa waktu, Reno kemudian membuka pintu rumahnya dan melihat sang babi masih ada depan pintu.

"Saya pikir dia sudah pergi kan, saya ke depan lagi, ternyata dia masih ada depan pintu, tiduran, menangis dia," cerita Reno.

Kini kata dia, babi hutan itu dipeliharanya di depan rumah dan menjadi tontonan warga yang penasaran.

Tak hanya warga desa setempat, bahkan ada warga dari desa lain yang sengaja ingin melihat babi itu.

Reno mengaku diikuti babi itu sejak dua hari yang lalu, dan selama dua hari ini warga terus berbondong-bondong melihat sang babi.

"Sudah dua hari, sampai hari ini orang ramai terus lihat, warga sini, ada juga warga dari desa lain," ujar Reno.

Kepala Desa Karang Waru, Arwan juga mengaku aneh dengan babi hutan yang membuntuti Reno tersebut.

"Aneh, soalnya ini babi hutan, tahu sendiri kalau babi hutan, nah ini babinya diam saja dia, dipegang diam, jinak, aneh," katanya.

Arwan tak habis pikir melihat babi itu tak mau pergi dari Reno, karena Reno bukan pemelihara atau pawang babi.

"Makanya kami satu desa ini aneh betul-betul aneh, warga dari mana-mana berdatangan terus, penasaran mau lihat," kata Arwan.

Babi hutan Milik Bawor di Banyumas

Sebelumnya, heboh di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan kehadiran seekor babi hutan atau celeng yang aneh.

Celeng yang ditangkap oleh warga bernama Bawor itu memiliki kelainan fisik yakni kaki tampak mirip jari-jari.

Karena penasaran, banyak warga yang berbondong-bondong datang ke rumah Bawor (55), warga RT 8 RW 3, Desa Pekuncen, Banyumas.

Banyak warga yang ramai dan datang karena merasa penasaran.

Bahkan pada Minggu (14/6/2020) kemarin pengunjung sehari sudah mencapai ribuan orang.

Salah seorang pengunjung Nilem (50) warga Desa Kedungwringin, Jatilawang mengaku sengaja datang karena penasaran.

"Aneh baru melihat ada babi celeng tapi kok kuku-kukunya panjang seperti itu," katanya kepada TribunBanyumas.com, Senin (15/6/2020).

Dia mendengar kabar ada babi aneh itu dari orang-orang yang banyak membicarakannya.

Taring dari celeng itu juga terlihat berbeda dari pada umumnya.

Jika biasanya taring celeng tumbuh ke atas dan ke bawah, tetapi taring babi hutan milik Bawor tumbuh ke arah samping.

Bawor mengatakan jika Celeng itu berjenis kelamin jantan.

Bobotnya sekira 12 kilogram.

Dia memang sudah biasa memburu babi hutan hingga yang paling jauh dia berburu hingga ke Ciamis dan Pangandaran.

Yang cukup menyita perhatian adalah kebiasaan makan dari babi hutan tersebut.

"Makannya rutin tiap pagi pasti nasi anget lauk daging celeng di rica-rica kemudian teh manis atau kopi.

Kalau minum air putih mentah dia tidak mau jadi harus makan dan minum yang sudah matang," kata Bawor kepada TribunBanyumas.com, Senin (15/6/2020).

Bawor menambahkan jika babi hutan miliknya itu juga biasa makan roti dan pisang pemberian pengunjung.

"Pisangnya itu dikupas dulu baru mau makan, kalau makan sama kulitnya dia gak mau makan, jadi harus dikupas dulu," imbuhnya.

Celeng milik Bawor sehari makan tiga kali, kalau pada malam hari menunya sama nasi panas lagi.

Umumnya babi hutan atau celeng mau makan makanan yang mentah-mentah.

"Kalau celeng biasa mau makan singkong mentah, daun lumbu mentah, ataupun pepaya, tetapi babi saya yang satu ini tidak mau," katanya.

Dalam berburu babi hutan, Bawor pernah mendapatkan babi seberat 125 kilogram.

Ditanya terkait apakah Bawor akan menjual celeng tersebut, dia mengaku belum ada niatan menjualnya dan akan merawatnya.

"Kalau babi ukuran 12 kilo segitu kalau dijual itu ya sekitar Rp 500 ribu dan kalau babi kecil Rp 300 ribu," pungkasnya.

(Sriwijaya Post/Rahmat Aizulla)

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved