Kegiatan Belajar Mengajar
Sudah Didatangi Wapres & Mendikbud Nadiem, Belajar Tatap Muka di Kota Sukabumi Tak Jelas Nasibnya
rencana belajar tatap muka sampai saat ini masih menunggu arahan selanjutnya dari Kemendikbud dan Pemprov Jabar
Nadiem mengatakan, SMA 4 Sukabumi misalnya luar biasa membuat 3 sif padahal 2 sif cukup. Langkah ini karena ingin benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
"'Kemampuan kreativitas dan mindset pola pikir mereka akan mengajari kita dalam menemukan strategi terbaik, SMA 4 Sukabumi bisa menjadi percontohan untuk nasional dan bahkan tidak hanya SMA tapi lainnya," katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN 4 Kota Sukabumi, Rahmat Mulyana mengatakan, pihaknya sebagai pengelola pendidikan selalu mengacu terhadap berbagai aturan yang telah dituntukan.
Selain itu, kesehatan dan keselamatan peserta didik menjadi prioritas bagi pihaknya dalam menyiapkan dibukanya kembali KBM tatap muka.
"Jadi kamu tidak mau gegabah dan banyak parameter yang dilalui untuk menyiapkan ini. Termasuk ini pun akan kami nilai dan evaluasi lagi, apa bisa diterapkan atau tidak," katanya.
Ia menambahkan, dalam memulai KBM tatap muka pihaknya telah mentiapkan berbagai fafasilitas juga sarana prasarana pendukung untuk kesehatan dan selamatan peserta didik.
"Kami sediakan 1 wastafel 1 rombel, dari seharusnya 1 westafel untuk 2 rombel. Selain itu dari 36 siswa perkelas kami membagi menjadi 3 kelas dengan jumlah 12 siswa per kelas, dari seharusnya 36 siswa ini dibagi 2 menjadi 16 siswa per kelas," katanya.
• Ada 1.102 Janda Baru di Kabupaten Bandung Selama Juni 2020, Rata-rata Masih di Bawah 30 Tahun
• Daftar Harga HP Oppo Terbaru Bulan Juli 2020: Oppo A31 Rp 2,8 Juta, Oppo F15 Rp 3,8 Juta
• Daftar Harga Sepeda Lipat 2020, Mulai dari Rp 1 Jutaan, Sepeda Lipat Element, United Hingga Polygon
Gubernur Jabar Ridwan Kamil di akun Instagramnya menjelaskan, proses belajar tatap muka ini hanya berlangsung 4-5 jam dan siswa langsung pulang.
"Tidak ada jam istirahat. Satu kelas dibagi 2-3 sif. Ada yang daring setengah minggu dan ada yang tatap muka setengah minggu. Setiap 2-3 hari gantian," katanya.
Menurut Kang Emil, siswa yang berdomisili di zona non hijau tetap belum boleh datang tatap muka ke sekolah yang sudah zona hijau.
Walaupun sudah zona hijau, orangtua boleh memilih anaknya untuk tetap belajar daring dari di rumah jika itu menjadi pilihannya.
"Semua dilakukan dengan kehati-hatian dan selalu perlahan bertahap," katanya. (*)