"Kalaupun Meninggal Dunia, Kita Mati Syahid" Ucap Ketua BEM UIN Aceh Sebelum Maut Menjemputnya
Kalimat jangan takut mati dan kalaupun meninggal akan mati syahid ini diucapkan almarhum Wahyu kepada Farah Munadia, salah seorang rekan korban.
Di sisi lain mahasiswa kekurangan biaya operasional dan almarhum tidak mau memakai uang bantuan untuk kebutuhan perjalanan mereka.
• Pria di Makassar Ini Diduga Stres, Bawa Anak Istri Pakai Mobil Lalu Tabrak 10 Motor, Diamuk Massa
Mobil Avanza yang semula disopiri Annaya tersebut menurut Farah memang kerap mogok saat sedang melaju di jalanan menanjak.
”Dari Calang mobil sudah sering bermasalah, kalau menanjak sering mogok sehingga harus didorong, jadi bang Zai itu lah bawa dan dia langsung tancap gas,” terang Farah Munadia, salah seorang rekan korban
Namun para mahasiswa ini tetap keukeuh untuk melanjutkan perjanalan mengantar bantuan ke Singkil.
Mereka mengaku tidak dapat menunda lantaran mengejar waktu dan tak ingin berbenturan dengan tugas kuliah.
Proses pergantian sopir mobil dilakukan di sekitar gapura perbatasan Aceh Selatan dengan Kota Subulussalam.
Sejak perbatasan itu, mobil avanza naas dikemudikan almarhum.
Menurut Farah, almarhum mengemudikan mobil itu dengan menancap gas dari bawah.
Ini agar mobil bisa menaiki jalan menanjak.
• Ruben Onsu Ancam Balik Penghina Betrand Peto, Ucapan Suami Sarwendah Bikin Iis Dahlia Kaget
Sebab, jika tidak digas sejak dari bawah, mobil tidak dapat menanjak mulus.
Sayangnya, kata Farah, hanya berselang setengah jam, mobil hilang kendali tepat di turunan menikung menjelang Jembatan Rikit, Desa Namo Buaya.
Farah yang duduk tepat di belakang sopir mengatakan jika almarhum semula mengira jalan tersebut lurus.
Taunya, kata Farah, jalanan menikung ke sebelah kiri dan menurun tajam.
Almarhum pun bersusaha membanting setir ke sebelah kiri untuk menghindari jurang di sebelah kanan.
Tapi lanjut Farah, mobil tiba-tiba oleng dan setir memutar ke kanan serta jalanan agak bergelombang hingga mobil terjungkal ke arah kanan badan jalan.
Saat itu seluruh penumpang menjerit ketakutan.
Misbahul Muzi yang duduk tepat disamping almarhum spontan melombat ke bagian belakang sehingga selamat dalam musibah.
Sebab jika saja tidak melompat Misbahul Muzi bakal terancam karena ada sepotong kayu yang menancap ke dalam mobil.
Sementara Farah dan dua rekan wanitanya sempat terhimpit.
• Video Detik-detik Wakil Menteri Kesehatan Iran Positif Terjangkit Virus Corona, Awalnya Pucat
Mereka pun akhirnya ditolong rekannya yang naik di mobil Toyota dan melaju belakangan.
Farah menambahkan, mereka baru bisa keluar dari mobil setelah memecahkan kaca bagian belakang.
Sebab pintu samping sudah terhimpit dan bagian depan juga tertancap potongan kayu.
Mahasiswa ini juga sempat terjebak di mobil karena bagian belakang diisi berbagai barang bantuan.
”Karena di belakang itu ada barang jadi kami posisinya terkurung di mobil, maka satu-satunya cara keluar pecahkan kaca,” ujar Farah
Dalam situasi panik itu beberapa masyarakat tiba termasuk aparat kepolisian lalulintas Polres Subulussalam.
Mereka pu terpukul kala mendapati salah seorang rekannya yakni Zai ternyata sudah tidak bernyawa lagi. Para mahasiswa ini menangis sejadinya atas kepergian almarhum Zai yang merupakan sosok pengayom mereka.
Yah, menurut Farah dan teman-temannya Zai merupakan sosok paling bertanggungjawab. Dia menjadi figure pengayom bagi rekan-rekan sefakultasnya dalam berbagai kegiatan selalu terdepan alias memotori.
Bahkan, bantuan untuk korban kebakaran di Singkil juga merupakan inisiatif almarhum Zai termasuk dalam mencari transportasi dua unit mobil yang ditumpangi para mahasiswa.
Farah dan para mahasiswa lainnya selalu aktif dalam kegiatan kampus mengikuti arahan almarhum Zai. Almarhum Zai sendiri baru saja pulang dari Bireuen mengikuti kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Pascamusibah kebakaran di Desa Ujung, Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil, almarhum Zai berinisiatif menggalang bantuan untuk disumbangkan.
Selain uang ada sejumlah bantuan berupa pakaian layak pakai, seragam sekolah hingga alquran.
Namun taqdir berkata lain, Wahyu Ziahul Haq mahasiswa semester delapan ini dipanggil Yang Maha Kuasa sebelum bantuan yang mereka galang tiba ke korban kebakaran di Singkil.
Selamat jalan Wahyu Ziahul Haq, sang pengayom mahasiswa dan aktivis sosial.
Sebagaimana berita sebelumnya, satu unit mobil jenis Toyota Avanza nomor polisi BL 1847 JL mengalami kecelakaan, Selasa (25/2/2020) di jalan nasional, Dusun Rikit, Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Mobil naas itu ditumpangi empat mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh dalam rangka misi kemanusiaan ke Kabupaten Aceh Singkil
Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono yang dikonfirmasi melalui Kasatlantas AKP Wietdasmara membenarkan peristiwa tersebut.
Dalam peristiwa ini Wahyu Ziahul Haq yang mengemudikan kendaran tersebut dilaporkan meninggal dunia.
Wahyu merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
”Benar, sopirnya yang juga kalangan mahasiswa meninggal dunia,” kata Kasatlantas AKP Wietdasmara
Informasi yang dihimpun Serambinews.com mobil yang ditumpangi mahasiswa ini mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Aceh Singkil.
Adapun korban meninggal dunia merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ushuluddin UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Menurut Kasatlantas AKP Wietdasmara, korban meninggal dunia adalah mahasiswa sekaligus yang menyopiri mobil naas.
Mobil avanza berwarna hitam yang ditumpangi mahasiswa ini kecelakaan sekitar pukul 12.30 WIB, di jalan Nasional Subulussalam-Tapaktuan Desa Namo Buaya Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam.
”Kami sedang evakuasi kendaraan dan barang-barangnya ke Mapolres Subulussalam,” kata Kasatlantas AKP Wietdasmara
Dijelaskan, mobil dikemudikan Wahyu Ziahul Haq (22) mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) asal Kota Langsa.
Rombongan mahasiswa ini berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 23.30 WIB tadi malam.
Mereka hendak berangkat ke Aceh Singkil dalam sebuah misi kemanusiaan via Tapaktuan melintasi Kota Subulussalam.
Rombongan mahasiswa membaha sejumlah bantuan untuk korban kebakaran di Desa Ujung, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil yang terjadi beberapa hari lalu.
Mobil berjalan dengan kecepatan sedang namun setiba di Tempat Kejadian Perkara (TK) hilang kendali hingga terguling di sebuah turunan menikung.
Akibatnya pengemudi dan penumpang terjepit di dalam mobil tersebut. (*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul “Kalau Meninggal, Kita Mati Syahid,” Kalimat yang Terucap di Bibir Almarhum Wahyu