Wabah Virus Corona
Sampel Dua Pasien Suspect Corona di RSHS Bandung Dikirim ke Jakarta, Belum Tentu Terjangkit
Hasil penelitian di Balitbangkes tersebut, katanya, biasanya baru bisa diperoleh setelah satu atau dua hari dari penerimaan.
"Pasien kontrol dalam kondisi baik (di Singapura), lalu kembali ke Indoneisa dan ke Bandung 22 Januari. Sehari setelah dari Singapura mengalami batuk dan demam. Pada 25 Januari pasien kejang dan tidak sadar, dibawa ke RS Borromeous," katanya.
Saat itu, katanya, dilakukan pemeriksaan darah dan ditemukan ada infeksi, kemungkinannya infeksi paru-paru, walau hasil ronsen saat itu menunjukkan kondisinya masih baik. Namun seperti diketahui, Singapura adalah salah satu negara yang juga memiliki pasien yang telah terkonfirmasi terpapar coronavirus.
"Pada 26 Januari pasien ini mengalami perburukan kondisi tubuh sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan. Sempat kejang, tidak sadar, dan saat melakukan foto dada, ada perburukan. Saat itu dari Borromeous dikirim ke ruang isolasi, dengan tetap melakukan observasi, dugaan penyebab adanya infeksi pnemonia," katanya.
Yovita mengatakan kondisi pasien masih dirawat dengan alat bantu pernapasan di RIKK RSHS, tanpa pemberian obat. Tekanan darahnya stabil, dan kondisi lainnya stabil, namun hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada perburukan. Sementara ini, pasien dari Bandung tersebut diduga mengalami infeksi saluran pernapasan bawah akut.
PNS Pun Akan Diperiksa
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat segera mendata para Tenaga Kerja Asing (TKA), Tenaga Kerja Indonesia (TKI), termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang dalam rentang dua bulan terakhir sempat mengunjungi Cina dan negara lainnya yang terpapar 2019 Novel Coronavirus.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat M Ade Afriandi mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mencegah virus asal Cina tersebut menular dari dan di kalangan para pekerja.
"Kami baru saja rapat, di antaranya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jabar ya, kita siapkan data pekerja per kabupaten dan kota, TKA maupun yang khusus dari Cina, TKI juga," kata Ade melalui ponsel, Senin (27/1).
• BBWS Berencana Akan Pangkas Tanggul di Seberang, Posisi Sungai yang Menikung Sehingga Mengikis Habis
• Sepasang Kekasih Terancam Hukuman Mati, Simpan 41 Kg Ganja di Kosan, Ditangkap Polisi
• Dewan Kabupaten Majalengka: Sebanyak 60-70 Persen Bangunan Sekolah di Kabupaten Majalengka Rusak
Ade mengatakan hal yang akan didata adalah jejak perjalanan para pekerja asing ataupun pekerja dalam negeri selama dua bulan terakhir. Termasuk, katanya, TKI yang selama ini bekerja di Cina atau negara lain yang terpapar coronavirus tersebut.
"Kita sepakat tidak mendiskriminasi pekerja asal Cina. Siapapun yang keluar masuk Cina dan negara terpapar lainnya, termasuk tenaga asal Indonesia, siapapun orangnya, apapun perusahaannya, kita data," ujarnya.
Akan ada, katanya, langkah pemeriksaan medis kepada para pekerja yang melakukan perjalanan ke negara terpapar virus tersebut. Selama ini diketahui negara yang memiliki kasus warga yang terkonfirmasi positif menderita virus tersebut adalah Cina, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Australia, Amerika Serikat, Kanada, dan Perancis.
"Antisipasinya kami koordinasikan juga dengan pemerintah kabupaten dan kota, terkait untuk mengetahui TKA atau TKI yang yang keluar masuk Cina atau negara lainnya dalam dua bulan ini," katanya.

TKI yang selama ini bekerja di negara-negara tersebut, katanya, juga harus mendapat perhatian serius dan pemantauan kesehatan. Pihaknya segera mengedarkan surat mengenai hal ini kepada pemerintah di kabupaten dan kota.
"Karena baru bahas hari ini, besok kita kirim edaran lewat UPTD Pengawasan Tenaga Kerja, mereka akan koordinasi ke kabupaten kota dan perusahaan. Berdasarkan data tenaga kerja asing maupun pekerja Indonesia ini, kita akan cermati," katanya.
Mengenai TKI di negara terpapar coronavirus, pihaknya berkoordinasi dengan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) mengenai jadwal kepulangan TKI dari negara tempat kerjanya.