Paus Fransiskus & Imam Besar Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb Bertemu Sepakati Deklarasi Abu Dhabi, Apa Itu?

Deklarasi Abu Dhabi yang berisi kesepakatan Tahta Suci Vatikan dan dunia Arab untuk berhenti bawa-bawa Tuhan dan agama

UAE Government via Kompas.com
Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al Azhar Dr Ahmed At-Tayyeb (tiga dari kiri) saat menandatangani dokumen Deklarasi Abu Dhabi, Senin (4/2/2019), disaksikan Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum (kanan), perdana menteri sekaligus wakil presiden Uni Emirat Arab 

Inilah jalan hidup yang tepat untuk seorang pemimpin yang datang untuk melayani dan membawa kebahagiaan untuk semua orang, dan bukan sebaliknya untuk dilayani dan untuk bermegah-megah di atas kekayaan yang sering merupakan hasil curian dan rampasan dari keringat rakyat jelata.

Dengan roh dan semangat kesahajaan, seorang pemimpin lebih bisa bersolider dengan manusia-manusia yang ia pimpin.

Dengan semangat itu pula, dia lebih mudah mengosongkan diri seraya memberi ruang terlebih dahulu kepada kepentingan umum daripada kepentingan ego.

Itulah sebabnya, mengapa Paus Fransiskus memutuskan untuk memilih perikop Injil Kotbah di Bukit dari Injil Matius, khususnya Sabda Bahagia (Mat. 5,1-12) untuk perayaan misa akbar di stadion Zayed Sports City yang diklaim sebagai misa raya pertama kali dalam sejarah di semenanjung Arab dengan khalayak sebanyak itu.

Dalam kesempatan emas itu, beliau tidak hanya ingin menyirami jiwa-jiwa umat di wilayah itu yang oleh karena kondisi tertentu, tidak bisa menghidupi imannya dengan cara semestinya, tetapi juga secara global ingin mengajak semua orang dari berbagai latar belakang iman dan agama untuk menghidupi semangat kesederhanaan dan kesahajaan untuk bisa memberikan lebih banyak ruang kepada kuasa Tuhan.

Tekanan khusus beliau berikan kepada urgensi membawa dan menyebarkan perdamaian (Mat.5:7). Orang yang membawa dan menyebarkan perdamaian, dia bukan saja akan menjadi bahagia, tetapi dia saat ini pula sudah menjadi bahagia.

Orang yang berjiwa damai dan bahagia dengan dirinya, akan bisa membuat orang lain damai dan bahagia. Inilah urgensinya.

This is the point! Perdamaian dan kebahagiaan bersama kita butuhkan sekarang dan di sini. Bukan besok, bukan lusa, bukan tahun berikutnya.

Persaudaraan manusia universal

Selaras dengan misi perdamaian ini, pada hari kedua, Paus Fransiskus yang sudah cukup lama bersahabat kental dengan Imam Besar al-Azhar, Ahmad al-Tayyib, dalam pertemuan lintas agama di Masjid Founder’s Memorial di Abu Dhabi dan di hadapan petinggi UAE serta wakil-wakil dunia Islam dan Katolik, menandatangani sebuah deklarasi dan dokumen bersama tentang Persaudaraan Manusia Universal demi kerukunan dan perdamaian manusia sejagad.

Arti penting penandatanganan dokumen bersejarah ini, bukan saja karena fakta kita bersama bahwa relasi antara umat Islam dan umat Kristiani sejak abad ke-6 Masehi sudah dibayang-bayangi oleh kesalahpahaman dan konflik yang sayangnya masih berlangsung di banyak tempat hingga saat ini, tetapi juga karena adanya kesadaran, malah keyakinan, bahwa kalau umat Islam dan umat Kristiani bisa saling menerima satu sama lain sebagai saudara dan saudari dan dengan itu bisa hidup bersama secara rukun dan damai, maka perdamaian dunia pasti akan dialami.

Mengapa tidak?

Menurut statistik terakhir, umat Kristiani dan Islam seluruhnya, termasuk berbagai macam denominasi yang berafiliasi di bawah nama Kristen dan Islam, bersama-sama membentuk lebih dari setengah keseluruhan populasi dunia (7 miliar).

Umat Kristiani seluruhnya berjumlah 2,2 miliar (32.5 persen dari keseluruhan populasi dunia). Umat Islam seluruhnya berjumlah 1,5 miliar (21,5 persen dari keseluruhan populasi dunia).

Artinya, kedua-duanya berjumlah total sebanyak 3,7 miliar orang dari 7 miliar penduduk dunia saat ini.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved