Keracunan MBG di Bandung Barat

Santap Ayam Geprek hingga Stroberi Segar, Saskia Tak Menyangka Harus Dirawat di Posko Cipongkor

Santap Ayam Geprek hingga Stroberi Segar, Saskia Tak Menyangka Harus Dirawat di Posko Cipongkor

Tribun Jabar / Adi Ramadhan Pratama.
Seorang siswa, Saskia terkapar lemas di ranjang Posko Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) usai mengalami gejala keracunan. 

Menurut Nur Jana, gejala tersebut muncul tak lama setelah sang anak menyantap makanan bergizi gratis yang dibagikan di sekolahnya. 

"Iya, beres makan itu. Pas jalan pulang, sekitar jam 12 siang, anak saya bilang pusing sama sesak," katanya.

Baca juga: NASKAH Khutbah Jumat Besok 26 September 2025: 4 Penghambat Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah


Sehari sebelumnya, anak Nur Jana sebenarnya sempat dibawa ke posko kesehatan di Cipongkor. Saat itu kondisinya mulai membaik setelah mendapat obat, bahkan diperbolehkan pulang. 

"Iya, kemarin kesini dulu tapi udah boleh pulang. Soalnya kemarin mah udah gak ada keluhan, udah dikasih obat juga. Katanya boleh pulang," ucapnya.

Namun, kepulangan itu hanya sementara. Pagi harinya, gejala sesak dan pusing kembali menyerang hingga membuat Nur Jana panik dan segera membawanya lagi ke posko. 

"Kerasanya tadi pagi ini. Terus langsung memutuskan ke sini lagi," ujarnya. 

Baca juga: NASKAH Khutbah Jumat Besok 26 September 2025: 4 Penghambat Jalan Menuju Kedekatan dengan Allah


Kini, sang anak kembali menjalani perawatan dengan infus dan obat-obatan. Nur Jana tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

Meski anaknya terlihat cukup kuat, dirinya tetap dihantui ketakutan bila kondisi tiba-tiba memburuk. 

"Jelas pasti ada (khawatir). Paling ke depannya kalo dikasih MBG lagi jangan dimakan lagi," ucapnya.

Soal makanan yang disantap, Nur Jana menyebutkan menunya cukup sederhana, yaitu ayam geprek, buah stroberi, serta sayur tomat dan timun. 

Baca juga: MBG Nasibmu Kini: Dedi Mulyadi Segera Putuskan Kelanjutan MBG di Jabar Usai Kasus Keracunan


"Kalau kata anak saya mah enak. Makanya dihabiskan, engga ada yang aneh. Temen anak saya juga dimakan sampai habis, ada yang gejala ada yang engga," ujarnya.

Meski begitu, pengalaman pahit ini membuat Nur Jana kehilangan kepercayaan pada program MBG. Baginya, risiko terlalu besar bila harus dialami kembali oleh anaknya atau anak-anak lain di sekolah.

"Harapan ibu mah udah aja tutup (dapurnya). Dihentikan aja (MBG)," katanya.


 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved