Sempat Dicap Lambat, Program MBG Cirebon Kini Ngebut, Ada 20 Dapur Aktif Layani Puluhan Ribu Siswa

Ringkasan Berita:

• Sempat dicap lambat, pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Cirebon kini menunjukkan kemajuan pesat
• Dalam hitungan bulan, jumlah dapur MBG yang beroperasi melonjak sepuluh kali lipat
• Koordinator Wilayah BGN Kota Cirebon, Ashar Saputra mengakui, di awal pelaksanaan, pihaknya memang menghadapi sejumlah kendala teknis dan koordinasi di lapangan

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Setelah sempat dicap lambat di awal tahun, pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Cirebon kini menunjukkan kemajuan pesat.

Dalam hitungan bulan, jumlah dapur MBG yang beroperasi melonjak sepuluh kali lipat.

Koordinator Wilayah BGN Kota Cirebon, Ashar Saputra mengakui, di awal pelaksanaan, pihaknya memang menghadapi sejumlah kendala teknis dan koordinasi di lapangan.

“Awal tahun 2025 kami sempat dicap lambat karena sampai Juni hanya dua dapur yang berjalan,” ujar Ashar saat berbincang dengan media, Sabtu (8/11/2025).

Namun, lanjutnya, situasi mulai berubah seiring berjalannya waktu. 

Tim di lapangan mulai beradaptasi dan dukungan dari berbagai pihak mempercepat pembentukan dapur baru.

Baca juga: Program MBG Kembali Digelar di Bekasi, Dorong Peningkatan Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat

“Tapi kini sudah ada 20 dapur yang aktif di lima kecamatan, sementara 15 dapur lainnya masih dalam proses penyelesaian,” ucapnya.

Ashar merinci, perkembangan program MBG di tiap wilayah Kota Cirebon memang tidak seragam.

Di Kecamatan Kejaksan, dari enam dapur yang ditargetkan, dua sudah beroperasi dan melayani 6.694 siswa.

Di Kesambi, dari sebelas dapur yang disiapkan, tujuh di antaranya sudah berjalan dan melayani 24.236 siswa serta 2.063 posyandu.

Sementara itu, di Kecamatan Harjamukti, enam dari sebelas dapur telah aktif dengan layanan untuk 20.646 siswa dan 714 posyandu.

Adapun di Lemahwungkuk, empat dari lima dapur telah berjalan dan melayani 11.233 siswa serta 253 posyandu.

Sedangkan di Pekalipan, dari dua dapur yang direncanakan, baru satu yang beroperasi dan melayani 3.085 siswa serta 840 posyandu.