Sejarah Ponpes Buntet Cirebon
Menengok Sejarah Pondok Pesantren Tertua Buntet Cirebon di Momen Hari Santri Nasional 2025
Di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, berdiri sebuah pesantren yang menjadi saksi perjalanan panjang
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
“Karena keberpihakan pihak keraton terhadap kolonial Belanda, Mbah Muqoyyim akhirnya memilih keluar dari keraton dan mendirikan pesantren Buntet,” jelas Rofahan.
Menurut catatan sejarah lisan masyarakat setempat, nama Buntet sendiri berasal dari kisah legenda masa lalu.
Konon, di wilayah itu terjadi perkelahian antara Buto Ijo dan Pangeran Legawa, putra Ki Ageng Sela, yang berebut Putri Dewi Arum Sari.
Baca juga: 5 Fakta soal Pekerja Bangunan di Kuningan yang Tewas Usai Tertimpa Tembok, Dibobok Bagian Bawah
Ketika perkelahian usai, pasangan bangsawan itu tersesat dan tak menemukan jalan pulang.
Mereka akhirnya menetap di wilayah itu, yang kemudian disebut Buntet, dari kata buntu.
“Selain dikenal dengan nama Buntet, masyarakat juga menyebutnya Depok, karena di wilayah itu pernah berdiri padepokan milik Pangeran Cakrabuana, pendiri Cirebon,” katanya.
Dalam berbagai sumber, Mbah Muqoyyim disebut masih memiliki hubungan darah dengan keluarga Keraton Cirebon.
Ayahnya, Kiai Abdul Hadi, adalah keturunan bangsawan dan dikenal sebagai ulama yang alim dan berwibawa.
Dari keluarga inilah, Muqoyyim mewarisi dua hal penting: ilmu agama dan jiwa kepemimpinan.
Baca juga: 5 Fakta soal Pekerja Bangunan di Kuningan yang Tewas Usai Tertimpa Tembok, Dibobok Bagian Bawah
“Mbah Muqoyyim bukan hanya ulama, tetapi juga kiai sakti mandraguna. Ia menguasai ilmu agama, ketatanegaraan, dan bahkan ilmu kedigdayaan,” ujarnya.
Namun, di tengah kekuasaan Belanda yang semakin mencengkeram, Mbah Muqoyyim melihat keraton mulai kehilangan arah.
Para bangsawan, menurut Rofahan, justru meniru perilaku penjajah, berpesta, berdansa, dan mabuk-mabukan.
Hal itu membuat Muqoyyim meninggalkan keraton dan memilih jalan dakwah melalui pendidikan pesantren.
Perjuangan mendirikan Buntet Pesantren bukan perkara mudah.
Baca juga: PRAKIRAAN Cuaca Cirebon Kamis, 23 Oktober 2025: Hari Ini Didominasi Hujan Ringan dan Suhu Sejuk
Belanda menganggap pesantren sebagai ancaman karena menjadi pusat perlawanan dan pendidikan rakyat.
| 6 Lokasi SIM Keliling di Cirebon Besok 23 Oktober 2025, Desa Tegalgubug Lor dan Pasar Pasalaran |   | 
|---|
| AMBRUK PARAH! Harga Emas Antam di Bandung dan Cimahi Hari Ini 22 Oktober 2025 Anjlok Segini |   | 
|---|
| Ini Sosok Tahanan Kejaksaan Cirebon yang Punya Ide Awal untuk Kabur saat di PN |   | 
|---|
| Kuda Balap Asal Kuningan Berhasil Harumkan Daerah di Kejurnas 2025 di Yogyakarta |   | 
|---|
| 3 Contoh Teks Amanat Pembina Upacara Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025 Singkat, Lugas dan Khidmat |   | 
|---|


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.