Puluhan Orang di Cirebon Datangi Kantor Bupati Cirebon, Menolak Habib Rizieq & Dukung Ngaku Polri

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi
Editor: Fauzie Pradita Abbas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Habib Rizieq Shihab

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cirebon Pembela NKRI berunjuk rasa di Kantor Bupati Cirebon, Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/12/2020).

Dalam unjuk rasa tersebut, massa menyampaikan dukungan terhadap Polri untuk mengusut kasus dugaan pelanggaran UU Kekarantinaan Kesehatan saat kedatangan dan pernikahan puteri Habib Rizieq Shihab.

Padahal, Habib Rizieq Shihab telah menyampaikan permohonan maaf atas timbulnya kerumunan yang melanggar protokol kesehatan di Bandara Soetta, Petamburan, dan Megamendung.

"Permintaan maaf tidak cukup bagi sesorang yang telah melakukan tindak pidana dan bisa lolos dari sanksi hukum, meski termasuk tindak pidana ringan," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Cirebon Pembela NKRI, Arusia, saat ditemui usai aksi.

Ia mengatakan, seluruh tindakan yang telah memenuhi unsur pidana harus diproses berdasarkan ketentuan yang berlaku, karena Indonesia merupakan negara hukum.

Karenanya, pihaknya mendukung langkah Polri untuk memanggil Habib Rizieq dalam rangka penegakan hukum sesuai UU Kekarantinaan Kesehatan.

Selain itu, massa juga secara tegas menolak seluruh upaya yang menghalang-halangi proses penegakan hukum terhadap Habib Rizieq terkait kasus kerumunan di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Pesan Dokter ke Mereka yang Bandel dan Gak Percaya Covid-19, Sudah 17.479 Orang Indonesia Tewas

"Negara tidak boleh kalah dengan ormas, bahkan kami juga mendukung pemerintah membubarkan ormas islam radikal, yang secara nyata telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Arusia.

Ia juga menyoroti viralnya video tujuh orang asal Majalengka yang mengumandangkan azan tetapi mengganti lafaz hayya ala sholah menjadi hayya alal jihad belum lama ini.

Arusia menilai, tindakan itu membuktikan bahwa tujuh orang tersebut tidak mengetahui tentang makna jihad yang sesungguhnya.

Mereka hanya mengikuti seruan yang disampaikan Habib Bahar bin Smith melalui media sosial untuk membela Habib Rizieq.

"Dari kejadian ini, kami meminta alim ulama dan umaro di Wilayah III Cirebon bersinergi sehingga mengetahui persoalan hingga tingkat bawah, agar umat tidak mudah disusupi oleh paham-paham radikal," kata Arusia.

Baca juga: VIDEO-Selama 8 Jam Gedung DPRD Jabar Digeledah KPK, Pulang Bawa Dokumen Pakai Boks Besar

Dalam aksi itu, massa juga tampak membentangkan spanduk berisi berbagai tulisan dukungan terhadap pemerintah dan Polri.

Bahkan, massa aksi juga terlihat menerapkan protokol kesehatan. Mereka terlihat mengenakan masker dan saling menjaga jarak.

Demo Sebelumnya

Kelompok yang sama juga pernah berdemo dengan tuntutan yang sama pekan lalu.

Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cirebon Pembela NKRI berunjuk rasa di Kantor Bupati Cirebon, Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (26/11/2020).

//

Dalam unjuk rasa tersebut, massa menyampaikan penolakan terhadap rencana kedatangan Habib Rizieq Syihab ke Cirebon.

Baca juga: Fakta di Balik Foto Habib Rizieq Shihab Terbaring Sakit Dijenguk Anies Baswedan, Hasil Rekayasa

Baca juga: Di Kampung Ini, Baliho Habib Rizieq Shihab Tak Boleh Diturunkan: Ini Kampung Kami, Lagian Gak Ganggu

Baca juga: TNI Kembali Viral, Kemarin Ramai Turunkan Baliho Habib Rizieq, Kini Trending karena Kawal Artis

Bahkan, mereka tampak membentangkan spanduk bertuliskan "Kami Menolak Kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Cirebon" yang berukuran cukup besar.

Selain itu, beberapa orang lainnya terlihat spanduk lainnya yang betuliskan "HRS Provokator Pemecah Belah Persatuan dan Kesatuan."

Koordinator Aksi, Agus Rizal, mengatakan, penolakan itu dilatarbelakangi polemik yang berkembang akhir-akhir ini mengenai Habib Rizieq Shihab.

Keluarga Habib Rizieq Shihab termasuk anaknya, Najwa Shihab yang akan segera menikah ((Tangkapan Layar YouTube Front TV))

"Dari informasi yang berkembang, Habib Rizieq Shihab akan menggelar safari dakwah ke sejumlah daerah, termasuk Cirebon, sehingga kami menolak kedatangannya," ujar Agus Rizal saat ditemui usai aksi.

Ia mengatakan, kedatangan Habib Rizieq Shihab dikhawatirkan memicu kerumunan massa yang mengabaikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Hal itu akan membuat kerja keras Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon sia-sia.

Mengingat kerumunan massa semacam itu sangat rentan menjadi penyebaran Covid-19.

Pihaknya juga menegaskan sangat mencintai ulama dan habaib yang dipercaya sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

Namun, Agus menyampaikan Habib Rizieq Shihab kerap mengutarakan hal-hal bernuansa provokatif, caci maki, dan memecah persatuan dalam dakwahnya.

"Kami menolak pendakwah semacam itu, karena mengancam persatuan dan kesatuan NKRI yang kami cintai ini," kata Agus Rizal.

Ia mengatakan, Aliansi Masyarakat Cirebon Pembela NKRI mendukung penuh langkah Pemkab Cirebon, TNI, dan Polri dalam penegakkan hukum bagi penyelenggara kegiatan yang melibatkan kerumunan massa. 

Selain itu, pihaknya juga secara tegas menolak kegiatan keramaian yang jelas-jelas melanggar protokol kesehatan.

Massa aksi juga tampak menerapkan protokol kesehatan. Mereka terlihat mengenakan masker dan saling menjaga jarak.

Selain itu, unjuk rasa tersebut juga berlangsung kurang dari satu jam, karena tidak ingin memicu kerumunan massa dalam waktu lama.

"Kami tidak ingin terlalu lama, karena kerumunan dalam waktu lama berpotensi menjadi penyebaran Covid-19 juga," ujar Agus Rizal.

Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Cirebon Pembela NKRI berunjuk rasa di Kantor Bupati Cirebon, Jalan Sunan Kalijaga, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Kamis (26/11/2020). (TribunCirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Aksi Serupa di Indramayu

Aksi yang sama juga digelar di Indramayu, kemarin.

Sejumlah warga tiba-tiba mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Indramayu membawa spanduk dan pengeras suara, Selasa (24/11/2020).

Mereka ingin menyuarakan penolakan terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Ada dua spanduk yang mereka bawa, masing-masing bertuliskan "RIZIEQ SHIHAB PEMECAH BELAH PERSATUAN DAN KESATUAN" dan "RIZIEQ SHIHAB PEMBUNUH POTENSIAL".

Baca juga: 13 Tanda-tanda Penyakit Ginjal Kronis, Jika Tak Segera Ditangani Nyawa di Ujung Tanduk

Baca juga: Ciri-ciri Gejala Awal Kanker Serviks pada Wanita, Kenali Sebelum Membahayakan dan Mematikan

Baca juga: Subsidi Gaji Karyawan Termin 2 Tahap 4 Cair, Ini Penyebab BCA BNI Mandiri Belum Terima Transfer

Baca juga: Fantasi Liar Jenita Janet di Atas Ranjang Terungkap, Ingin Lakukan Ini Dengan Sang Suami Danu Sofwan

Kedua poster itu juga dilengkapi foto Habib Rizieq Shihab. Di akhir orasinya, mereka juga melakukan aksi mengkremes-kremes spanduk dan membawanya pulang.

Koordinator Aksi, Imron Rosyadi (35) mengatakan, dirinya tidak menyukai cara Habib Rizieq Shihab berdakwah.

"Saya pribumi, orang tugu, asli Indramayu. Saya tidak mendukung Habib Rizieq, bahasanya itu kurang bagus," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Dalam orasinya, sejumlah warga itu menolak jika Habib Rizieq Shihab datang ke Kabupaten Indramayu.

Pasalnya, kehadiran Rizieq Shihab, menurutnya hanya akan menimbulkan permusuhan, kebencian, dan memecah belah antar umat.

Imron Rosyadi mengatakan, dirinya ingin kondisi di Kabupaten Indramayu netral.

"Tolak Rizieq Shihab," teriak masa aksi.

Sementara itu, koordinator aksi lainnya, Iwan Santoyo (36) menambahkan, dirinya kecewa kepada FPI karena ia tidak diperbolehkan salat di masjid ormas Islam tersebut.

"Karena masjidnya itu berbeda dengan kami. Dia itu bisa salat di masjid kami, tapi kami tidak bisa salat di masjidnya beliau. Boleh itu dicek di lapangan, itu terjadi di indramayu juga di Kecamatan Balongan," ujar dia.

Sikat Baliho Habib Rizieq Shihab

Pangdam III Siliwangi Mayjen Nugroho Budi Wiryanto menegaskan TNI dan Polri di Jabar akan membantu Satpol PP untuk menurunkan baliho hingga spanduk yang tidak berizin dan tidak tertib.

//

"Jadi kami bersama dengan Polri dan Satpol PP akan menurunkan semua baliho supaya tertib karena baliho yang tidak sesuai dengan aturan tentu kami akan tertibkan."

"Saya sudah sampaikan ke jajaran di TNI dan saya sudah koordinasi juga dengan Polda untuk menurunkan baliho yang tidak tertib," ucap Nugroho di Mapolda Jabar Jalan Soekarno-Hatta Bandung, Selasa (24/11/2020).

Seperti diketahui, saat ini aparat gabungan TNI, Polri dan Satpol PP sedang gencar menertibkan baliho tak berizin.

Salah satunya baliho Habib Rizieq Shihab. 

"Ya termasuk itu (baliho Habib Rizieq Shihab), semua yang tidak tertib dan tidak ikuti aturan harus ditertibkan. Saya dalam hal ini TNI, mendukung," ucap Nugroho. 

Hal senada dikatakan Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri.

Polri akan memback up Satpol PP dalam menertibkan baliho tak berizin. 

"Berkaitan dengan kasus pelaksanaan penurunan baliho, intinya adalah disampaikan semua yang sifatnya tidak tertib. Jadi siapapun dalam hal ini tetap akan dilakukan tindakan tegas tapi Satpol PP akan kami ke depankan, TNI dan Polri bakal mendukung sepenuhnya tugas ini," ucap Dofiri.

Kepala KUA Dimutasi Jadi Penghulu

Peristiwa pernikahan putri pimpinan Front Pembela Islam Habib Rizieq Shihab yang mengabaikan protokol kesehatan terus berbuntut.

Kali ini Kepala Kantor Urusan Agama ( KUA) Tanah Abang Sukana dibebastugaskan.

Selanjutnya, Sukana dimutasi sebagai penghulu di wilayah Jakarta Pusat.

Sukana dimutasi lantaran mengabaikan protokol kesehatan dalam proses pencatatan pernikahan putri pimpinan FPI Habib Rizieq Shihab.

Massa pendukung Front Pembela Islam (FPI) saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan anak Habib Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020). Pantauan Tribunnews.com di lapangan prosesi pembacaan ijab kabul menggunakan bahasa Arab dan berlangsung dengan hikmat. (Tribunnews/Jeprima)

“Sukana mulai hari ini tidak lagi mendapat mandat tugas tambahan sebagai Kepala KUA. Sukana dimutasi sebagai penghulu di Kemenag (Kementerian Agama) Jakarta Pusat,” kata Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, dalam keterangan tertulis, Senin (23/11/2020).

“Keputusan ini sejalan dengan komitmen Menag Fachrul Razi bahwa keluarga besar Kementerian Agama harus ketat dalam menjalankan protokol kesehatan demi menghindari penularan Covid-19 dalam melakukan pelayanan,” sambungnya. Menurut Kamaruddin, keputusan ini diambil setelah tim Itjen Kemenag melakukan proses investigasi.

Baca juga: Jangan Coba-coba Pasang Lagi Baliho Bergambar Rizieq Shihab, Aparat Akan Menindak

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Ternyata Sudah Swab Test, Negatif Covid-19, Hasilnya Akan Diserahkan ke Polisi?

Baca juga: Klaster Pesantren Muncul di Bongas Indramayu, 18 Santri dan Dua Pengasuh Positif Covid-19

Kepala KUA Tanah Abang dinilai mengabaikan ketentuan terkait protokol kesehatan saat menjalankan tugas pencatatan pernikahan Muhamad Irfan dan Syarifa Najwa Shihab di Petamburan, pada 14 November.

Padahal, kata Kamaruddin, penerapan protokol kesehatan sudah jelas diatur dalam Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nomor: P-006/DJ.III/Hk.00.7/06/2020 tanggal 10 Juni 2020 tentang Pelayanan Nikah menuju Masyarakat Produktif Aman Covid.

Sebelumnya, Kementerian Agama juga telah memutasi Kepala Kantor Kemenag Jombang melalui Surat Keputusan Menteri Agama No 032232/B.II/3/2020 tanggal 26 Oktober.

Sanksi disiplin itu diberikan setelah Kepala Kankemenag Jombang menggelar pesta pernikahan yang menyebabkan kerumunan pada 4 Oktober 2020.

Kamaruddin menyatakan bahwa arahan Menag Fachrul Razi sudah jelas.

Dalam situasi bagaimanapun, setiap pejabat Kementerian Agama harus berusaha keras menegakkan protokol kesehatan, demi keamanan orang banyak.

“Arahan Menag tegas dan jelas. Kelalaian atas pelaksanaannya pasti akan diberi tindakan tegas, karena dapat membahayakan orang banyak yang ada di tempat itu, dan juga akan membahayakan anak-anak dan keluarga mereka di rumah saat virus itu terbawa ke rumah,” lanjut Kamaruddin.

Diketahui, Rizieq menggelar acara pernikahan putrinya dan Maulid Nabi yang berujung kerumuman masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Kerumunan yang ditimbulkan dalam acara Rizieq berbuntut panjang.

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi dicopot dari jabatannya karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan.

Tak hanya itu, Polda Metro Jaya memanggil Gubernur DKI Jakarta beserta jajarannya untuk dimintai klarifikasi.

Setidaknya akan ada 14 orang yang diperiksa terkait kerumunan yang melanggar protokol kesehatan dalam acara Rizieq. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Abaikan Protokol Kesehatan saat Catatkan Pernikahan Putri Rizieq Shihab, Kepala KUA Tanah Abang Dimutasi"

Berikut update kasus kerumunan massa di acara Rizieq Shihab sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. Muncul Klaster Petamburan

Massa pendukung Front Pembela Islam (FPI) saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus pernikahan anak Habib Rizieq Syihab di kawasan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020). Pantauan Tribunnews.com di lapangan prosesi pembacaan ijab kabul menggunakan bahasa Arab dan berlangsung dengan hikmat. ( Tribunnews/Jeprima)

Jumlah kasus Covid-19 di Jakarta rupanya meningkat selama dua pekan terakhir.

Dikutip dari Kompas.com, kenaikan jumlah kasus harian juga dibarengi dengan munculnya klaster Petamburan, lokasi terjadinya kerumunan Rizieq Shihab.

Pertama, berdasarkan data Satgas Covid-19 yang diterima pada Kamis (19/11/2020) malam, terdapat tujuh orang positif Covid-19 di wilayah Petamburan, Jakarta Pusat.

Satgas Covid-19 sebelumnya telah melakukan swab test terhadap 15 orang di Petamburan.

Kemudian, laporan lain menunjukkan, terdapat 50 orang positif Covid-19 yang mayoritasnya berdomisili di sekitar Tebet.

Hal senada juga disampaikan Kapolda Metro Jaya, Irjen Polisi Fadil Imran.

"Telah terjadi klaster baru penyebaran COVID-19 di Jakarta, yakni klaster akad nikah di Petamburan dan klaster Tebet," ujar Fadil di Jakarta, Minggu (22/11/2020).

2. Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Positif Covid-19

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (20/11/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

Sementara itu, Kapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Singgih Hermawan dan Wakapolsek Metro Tanah Abang, Kompol Sri Wahyudi ternyata juga terpapar Covid-19.

Dua nama ini menambah daftar orang yang terpapar virus corona atau Covid-19 setelah mengawal kegiatan masyarakat di Jakarta setelah Lurah Petamburan, Setiyanto.

Demikian hal itu diungkapkan oleh Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran saat memantau kegiatan rapid test massal di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (22/11/2020).

"Mudah-mudahan Lurah Petamburan bisa sembuh demikian juga dengan Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Singgih dan Wakapolsek Metro Tanah Abang," kata Fadil di lokasi.

Ketiganya, kata Fadil, kemungkinan tertular Covid-19 saat tengah melaksanakan tugas, yakni mengawal kegiatan masyarakat di wilayahnya.

3. Habib Rizieq Shihab Tolak Swab Tes

Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab saat menyapa pendukung dan simpatisan saat tiba di sekitar markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat (10/11/2020) Saat tiba, Rizieq menyampaikan orasi di hadapan massa pendukungnya untuk melakukan revolusi akhlak. (Tribunnews/JEPRIMA)

Di satu sisi, Rizieq Shihab dianjurkan pemerintah untuk segera melakukan swab test karena ia terlibat dalam beberapa kerumunan.

Namun anjuran itu ditolak oleh FPI.

Kuasa hukum/Sekretaris Bantuan Hukum Front DPP FPI, Aziz Yanuar mengatakan, Habib Rizieq Shihab berada dalam kondisi sehat dan bugar.

Aziz pun mempertanyakan mengapa pihak-pihak terkait sibuk dengan orang yang sudah dipastikan sehat dan bugar.

"Beliau (Habib Rizieq Shihab, red) sehat wal afiat, bugar. Sudah jelas Covid-19 menyebar, (tapi) kenapa sibuk dengan yang sehat dan bugar?" ujar Aziz, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (23/11/2020).

Aziz turut menyampaikan, pihaknya memiliki tim dari HILMI dan MER-C yang dapat melakukan swab test apabila diperlukan.

Karenanya, dia meminta pemerintah tak perlu repot mengistimewakan Habib Rizieq Shihab dan FPI.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Vincentius Jyestha Candraditya, Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela/Rakhmat Nur Hakim)

Berita Terkini