Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu mengimbau warga berhati-hati dengan teror tomcat yang sekarang tengah melanda pemukiman warga di Desa Pabean Udik, Kecataman/Kabupaten Indramayu.
Kepala Dinkes Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara mengatakan, meski tidak membahayakan. Namun akibat gigitan tomcat ini menimbulkan rasa perih seperti luka bakar.
"Enggak berbahaya, hanya membuat tidak nyaman," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (2/9/2020).
• Teror Tomcat di Indramayu Kembali Berlanjut Malam Hari Tadi, BPBD Langsung Lakukan Penyemporotan
• Waspada Penipuan dan Pencurian Data Penerima Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Mengatasnamakan BPJamsostek
Deden Bonni Koswara menjelaskan, bilamana terkena gigitan tomcat jangan memencet binatang tersebut.
Tindakan yang harus segera dilakukan adalah mencuci bekas gigitan dengan air dan sabun lalu lakukan kompres dingin untuk menghindari rasa terbakar pada kulit.
"Lalu lihat reaksi gigitan kalau makin melebar atau tidak membaik segera diperiksakan ke puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, teror tomcat ini diketahui sudah terjadi sejak Kamis 27 Agustus 2020 lalu sampai dengan sekarang.
Atau dengan kata lain, hampir sepekan lamanya warga di Desa Pabean Udik dihantui teror tomcat, mereka biasa bermunculan pada pukul 12 malam hingga menjelang subuh.
Salah seorang korban, Rantinih (20) mengatakan, ada tiga rumah yang diketahui diserang serangga tersebut, dengan jumlah 11 orang menjadi korban gigitan tomcat, tujuh di antaranya adalah anak-anak.
• Lelang Rumah di Kota Cirebon dan Bandung, Mulai Harga Rp 200 Jutaan, Cek Info Selengkapnya di Sini
• Lowongan Kerja BUMN, PT Pelni Buka Kesempatan Bagi Lulusan D3 untuk Pekerja Kontrak
Mereka digigit pada wajah, terutama di sekitatan mata.
"Rasanya perih banget gak bisa diungkapin kata-kata, sakit, kaku muka tuh, nyerangnya di bagian muka," ujarnya.
BPBD Lakukan Penyemporotan
Teror tomcat yang menyerang pemukiman warga di Desa Pabean Udik Blok Song, Kecamatan/Kabupaten Indramayu kembali berlanjut tadi malam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu pun langsung melakukan tindakan emergency terhadap ribuan tomcat yang menyerang pemukiman warga tersebut.
Pada malam dini hari tadi mereka melakukan penyemprotan klorin saat tomcat-tomcat itu kembali muncul.
Setelah dilakukan penyemprotan, ribuan tomcat yang tadi malam menyerang semuanya mati seketika.
Meski demikian, A Fatah belum bisa memastikan apakah tomcat-tomcat itu akan kembali menyerang atau tidak pada malam hari nanti.
Teror tomcat ini diketahui sudah terjadi sejak Kamis (27/8/2020) sampai dengan sekarang.
Ada sebanyak 3 rumah warga di Desa Pabean Udik Blok Song, Kecamatan/Kabupaten Indramayu yang diserang serangga tersebut.
• Tomcat Serang Anak-anak di Indramayu Mukanya Kaku dan Perih, Mau Ngedip Juga Susah
• Mulai Ditransfer Besok Subsidi Gaji Rp 600 Ribu Bakal Disalurkan ke 3 Juta Karyawan Swasta
Dengan jumlah korban mencapai 11 orang, 7 di antaranya adalah anak-anak.
Dalam hal ini, BPBD Indramayu masih terus melakukan pemantauan dan menganalisa bahan yang bisa benar-benar mengusir serangan serangga tersebut.
"Nanti kita lihat, kita juga mencoba memakai bahan apa selain pakai klorin yang bisa mengusir tomcat, karena memang membahayakan juga. Kalau kena gigitan bisa terbakar, melepuh, terus pada bengkak," ujarnya.
Serang Anak-anak Jadi Korban
Muka dari anak-anak di Desa Pabean Udik Blok Song, Kecamatan/Kabupaten Indramayu seperti memar dan timbul bintik-bintik merah terutama di sekitaran mata.
Mereka menjadi korban serangan tomcat yang dalam beberapa hari terakhir menyerang pemukiman setempat.
Setidaknya ada 11 korban serangan tomcat di desa setempat, 7 di antaranya masih anak-anak.
Salah seorang anak yang menjadi korban, Dinda Dwi Anggraeni (10) mengatakan, wajahnya sakit dan perih.
"Sakit, perih, pengennya cepat diobatin," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Selasa (1/9/2020).
Dinda Dwi Anggraeni yang saat ini duduk di kelas 4 SD sulit melakukan aktivitas, apalagi untuk belajar.
Mukanya kaku dan panas. Orang tua Dinda Dwi Anggraeni diketahui juga membalurkan salep agar rasa sakit yang dialami anaknya bisa segera hilang.
Tidak hanya itu, orang tuanya juga membalurkan lipstik di sekitaran mata dengan tujuan agar muka anaknya tidak kaku akibat bengkak yang ditimbulkan tomcat tersebut.
"Mau ngedip juga susah," ujarnya.
Mengetahui adanya kejadian tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu segera melakukan assesement.
Mereka juga melakukan kajian guna mengusir serangga-serangga itu agar tidak lagi menyerang warga, salah satunya dengan melakukan penyemprotan.
"Untuk tindakan selanjutnya kita sudah melakukan analisa bagaimana tindakan emergency yang akan diambil dan akan segera melakukan tindakan," ujar Tim Kaji Cepat BPBD Kabupaten Indramayu, Ismail Husni.
Belasan Orang Termasuk Anak-anak Jadi Korban
Teror semut charlie atau lebih dikenal sebagai tomcat yang menyerang pemukiman warga di Kabupaten Indramayu, mayoritas korbannya adalah anak-anak.
Teror tersebut diketahui sudah terjadi sejak Kamis 27 Agustus 2020 malam lalu dan masih berlangsung hingga sekarang.
Ada 3 rumah di Desa Pabean Udik Blok Song, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, dengan jumlah korban sebanyak 11 orang.
Salah seorang warga, Rantinih (20) mengatakan, dari semua korban, 7 di antaranya adalah anak-anak.
"Anak-anak yang banyak mah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya.
• Ribuan Tomcat Serang Tiga Rumah Warga di Indramayu, 11 Orang Alami Gatal-gatal dan Bengkak di Wajah
Ia menceritakan, ribuan tomcat itu menyerang pada tengah malam hingga menjelang subuh, saat warga tengah tertidur.
Tomcat-tomcat itu menyerang bagian wajah, hingga membuat bengkak hingga menimbulkan rasa panas dan perih khususnya di areal mata.
Salah seorang anak, Dinda Dwi Anggraeni (10) mengaku matanya sakit dan sulit digerakan, termasuk untuk berkedip.
"Inginnya sembuh, pengen diobatin," ujarnya.