Kisah Juned Warga Yang Pertama Lihat Kobaran Api di Gunung Ciremai, Sempat Terjebak dan Terobos Api

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juned, salah seorang warga yang pertama kali mengetahui terbakarnya areal lahan di Gunung Ciremai

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON, MAJALENGKA - Kebakaran yang melanda kawasan puncak Gunung Ciremai sejak Rabu (7/8/2019) hingga hari ini, Selasa (13/8/2019), ada salah seorang warga menceritakan kejadian yang tak terlupakan.

Juned (54) warga Blok Babakan Kulon mengaku ia orang yang pertama kali mengetahui Gunung Ciremai terjadi kebakaran.

Saat itu, kata Juned, dia melihat dari depan rumahnya ada kepulan asap di sekitar puncak Gunung Ciremai.

"Pas saya lihat, saya langsung mengajak 18 orang naik ke puncak untuk memadamkan api," ujar Juned saat ditemui di rumahnya, Selasa (13/8/2019).

Dia menceritakan, saat berada di lokasi api berkobar semakin besar, bahkan terus membesar membuat 18 orang yang ada di lokasi kewalahan untuk memadamkannya. 

"Api sudah sangat besar, kami tidak bisa membendung besarnya api. Untungnya, lokasi itu berada di dekat Goa Walet, kami berlindung di sana," ucap dia.

Juned melanjutkan, saat ia beserta 17 orang lainnya berada di Goa Walet, dia hanya dapat menonton kobaran api yang terus menerus merambah ke sekitar lokasi yang belum terbakar.

Ia tidak dapat berbuat banyak untuk memadamkan api, dikarenakan daya dukung sumber daya manusia yang kurang. 

"Kalau saja, kemarin kami membawa 50 orang, saya yakin waktu itu juga sudah padam," kata Juned.

SITUASI Terkini di Kaki Gunung Ciremai, Warga Masih Beraktivitas Seperti Biasa Meski Api Belum Padam

Sejumlah Warga di Kaki Gunung Ciremai Khawatirkan Ini Yang Bisa Hancurkan Majalengka dan Sekitarnya

Hutan Ciremai Terbakar, Aktivis Lingkungan Khawatirkan Hewan Liar Turun Gunung ke Pemukiman Warga

Selanjutnya, karena terlalu lamanya mereka berada di dalam Goa, ia beserta 12 orang lainnya terpaksa menerabas api yang terus membesar.

Juned mengaku dirinya dan yang lain menerobos api dengan cara menunduk dan berharap tak ada ranting atau pohon yang menimoa mereka. 

"Di goa tersisa 6 orang, saya menyuruh mereka untuk tidak menerobos dan tetap di goa sampai benar-benar api tidak terlalu besar," ujar dia.

Dalam situasi mencekam, Juned beserta 12 orang lainnya meninggalkan 6 orang tersebut dengan keadaan berlari.

Ia hanya dapat berkomunikasi menggunakan Handy Talky (HT) untuk terus menginformasikan waktu yang tepat untuk mereka keluar dari goa.

Halaman
12

Berita Terkini