Cerita Guru SMKN 1 Balongan Indramayu Soal Orang Tua Siswa yang Anaknya Tak Jadi Putus Sekolah

Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Balongan Indramayu, Muhammad Tajudin menceritakan perihal orang tua siswa

Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
SMKN 1 BALONGAN - Kondisi ruang kelas isi 40 siswa di SMKN 1 Balongan Indramayu, Senin (21/7/2025) 

 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Balongan Indramayu, Muhammad Tajudin menceritakan perihal sekolahnya yang baru saja mendapat ucapan terima kasih dari salah satu orang tua siswa.

Orang tua siswa itu sangat berterima kasih karena anaknya tidak jadi putus sekolah. Ia menjadi salah satu siswa yang terdaftar dalam program Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS).

“Tadi barusan ada orang tua siswa ke sekolah. Asalnya dari Desa sebelah di Sukaurip. Jadi tadinya siswa tersebut bingung karena awalnya tidak diterima, mau daftar ke sekolah negeri lain tapi jaraknya jauh,” ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Sekolah di Indramayu Sulit Terapkan Kebijakan 1 Kelas 50 Siswa, Ruangan Sesak, Meja Kursi Tak Cukup

Tajudin menceritakan, kondisi orang tua siswa itu juga berasal dari keluarga tidak mampu. 

Ia hanya pedagang kecil, tapi punya harapan besar agar anaknya bisa sekolah sehingga kelak anaknya bisa bernasib lebih baik.

Kemudian, ketika Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) kemarin saat anaknya dinyatakan tidak lolos, orang tuanya itu mengaku sudah pasrah.

Pasalnya, tak ada pilihan lain sekolah yang dekat dari rumah selain SMKN 1 Balongan. Jika pun mendaftar ke sekolah lain, ia khawatir biaya untuk akomodasi akan membengkak.

“Makanya berterima kasih banget, sekarang anaknya sudah mulai belajar,” ujar dia.

Baca juga: Mau Menginap Dekat BIJB Kertajati Majalengka? Penginapan Ini Tawarkan Harga Mulai Rp 200 Ribu

Tajudin menyampaikan, dalam PAPS program Pemprov Jabar ini, pihak sekolahnya mendapat tambahan sebanyak 44 siswa. Mereka disebar di 14 rombel yang ada di SMKN 1 Balongan.

Sehingga satu kelasnya, diisi oleh 38-40 orang siswa.

“Pada intinya kami mendukung program dari Pemprov Jabar, setidaknya bisa membantu masyarakat sekitar yang tidak mampu bisa bersekolah,” ujar dia.

Tajudin tidak memungkiri, adanya tambahan siswa PAPS ini menjadi tantangan tersendiri. Walau tidak sampai full 50 siswa per kelas, tetapi kendala tentunya pasti ada.

Hanya saja, diakui Tajudin, pihaknya sudah terbiasa dengan regulasi baru yang diterapkan oleh pemerintah. 

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved