Tragedi Longsor Tambang di Cirebon

Dari Dokumen yang Diabaikan hingga 19 Nyawa Melayang: Kronologi Tambang Maut Gunung Kuda Cirebon

Dari Dokumen yang Diabaikan hingga 19 Nyawa Melayang: Kronologi Tambang Maut Gunung Kuda Cirebon

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
LONGSOR GUNUNG KUDA - Sejumlah alat berat yang dikerahkan untuk mencari korban yang diduga masih tertimbun longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Sabtu (31/5/2025) 


Meski demikian, dua jenazah berhasil ditemukan sebelumnya, yaitu Nalo Sanjaya (53), warga Desa Kedondong Kidul dan Wahyu Galih D (26), warga Desa Cipanas.

Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana mengatakan, pencarian difokuskan di dua titik utama berdasarkan informasi saksi bahwa korban berlindung di balik bongkahan batu besar saat longsor terjadi.

"Dari keterangan saksi, para pekerja tambang diduga berlindung di balik batu besar. Maka pencarian kami fokuskan di titik tersebut,” ucap Ade.

Upaya pencarian juga melibatkan tiga ekor anjing pelacak K-9 dari Polda Jabar.

Baca juga: Izin Tambang 3 Perusahaan Ini Resmi Dicabut, Begini Kondisi Tragedi Longsor di Cirebon


Ipda Dindin dari Direktorat Samapta menyebut, anjing pelacak mendeteksi 3 hingga 6 titik yang diduga sebagai lokasi korban.

“Ditemukan tiga hingga enam titik, yang lokasinya berdekatan dan tak jauh dari lokasi ditemukannya tiga jasad kemarin sore,” jelas Dindin.

Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron menambahkan, pola penemuan jenazah menunjukkan kemungkinan korban lainnya berada di titik yang sama.

"Kalau kita lihat polanya, kemungkinan besar rekan-rekannya juga ada di situ. Karena pekerja ini saling berkelompok,” kata Yusron.

Baca juga: Izin Tambang 3 Perusahaan Ini Resmi Dicabut, Begini Kondisi Tragedi Longsor di Cirebon


Pencarian selanjutnya kemungkinan tetap akan menggunakan alat berat breaker untuk memecah batu besar jika kondisi memungkinkan.

Hingga hari ketiga pasca longsor, total korban meninggal mencapai 19 orang, sementara enam orang masih dinyatakan hilang.

Sekitar 700 personel dari TNI, Polri, Basarnas dan relawan terus dikerahkan.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun menetapkan status darurat bencana dan menutup seluruh aktivitas tambang di kawasan Gunung Kuda.

"Kami sepakat untuk menetapkan status darurat bencana, karena bencana ini berdampak pada kehidupan dan penghidupan masyarakat sekitar Gunung Kuda,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jabar sekaligus Kepala BPBD Jabar, Herman Suryatman.

 

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved