Tragedi Longsor Tambang di Cirebon

Gubernur Jabar Tinjau Longsor Tambang Cirebon: “Untung Boleh, Tapi Jangan Lupa Korban”

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan tambang usai bencana longsor di kawasan Gunung Kuda, Desa Ci

|
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TribunCirebon.com/ Eki Yulianto
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat diwawancarai media di Cirebon, baru-baru ini 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan tambang usai bencana longsor di kawasan Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, yang menelan belasan korban jiwa.

Saat meninjau langsung lokasi bencana pada Sabtu (31/5/2025), Dedi menyoroti pentingnya kepedulian terhadap keluarga korban, termasuk mereka yang bukan pegawai resmi tambang.

“Terkait korban terdampak, banyak keluarga yang terdampak. Yang pertama bahwa korban ini bukan hanya pegawai."

Baca juga: Tangis Malam di RSUD Arjawinangun: Tiga Jenazah Korban Longsor Gunung Kuda Dipulangkan ke Keluarga 

“Tetapi ada pedagang asongan, kayak barusan punya anak tiga. Terus kemudian juga ada mungkin sopir, mungkin kernet,” ujar Dedi, Sabtu (31/5/2025).

Dedi menyampaikan, bahwa Pemprov Jawa Barat akan menanggung biaya hidup anak-anak korban dan telah menyiapkan santunan bagi keluarga yang ditinggalkan.

“Kami menanggung biaya hidup untuk anak-anaknya."

"Kemudian juga kami sudah menyiapkan santunan untuk keluarganya,” ucapnya.

Baca juga: BUMN Kok Gitu? Perhutani Ditegur, Lahan Hutan Gunung Kuda Cirebon Malah Jadi Tambang

Tak hanya itu, Dedi juga meminta pengelola tambang agar segera turun tangan membantu para korban.

“Saya meminta pada pengelola tambang untuk segera melakukan langkah-langkah penanganan sosial terhadap mereka yang jadi korban."

"Kan nambang di sini untungnya sudah banyak. Kan harus ada sikap untuk memberikan bantuan dan tanggung jawab terhadap korban,” jelas dia. 

Tiga Korban Kembali Ditemukan

Baca juga: Kapolresta Cirebon Sambangi Dua Keluarga Korban Longsor, Tangis Pecah di Tengah Doa dan Pelukan

Pada hari yang sama, Tim SAR gabungan kembali menemukan tiga korban longsor dalam kondisi meninggal dunia.

Ketiganya ditemukan di titik yang sama dengan penemuan sebelumnya pada pukul 16.30 WIB.

Ketiga korban adalah Sakira (44) warga Blok Karang Baru, Sanadi (47) warga Blok Karang Anyar, dan Sunadi (30) warga Blok II Wanggung Wangi, seluruhnya berasal dari wilayah Kecamatan Gempol dan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

“Alhamdulillah proses pencarian hari ini Tim SAR gabungan berhasil menemukan tiga orang korban dalam keadaan meninggal dunia."

Baca juga: BUMN Kok Gitu? Perhutani Ditegur, Lahan Hutan Gunung Kuda Cirebon Malah Jadi Tambang

"Semua korban kami bawa ke RS Arjawinangun,” ujar Dandim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf M Yusron.

Menurut Yusron, hingga kini masih ada delapan korban yang diperkirakan tertimbun material longsor.

Total, bencana ini telah merenggut 17 jiwa.

“Yang lebih utama adalah keselamatan kerja dari para operator dan pelaksana di lapangan,” ucapnya, seraya menegaskan bahwa proses pencarian dihentikan sementara menjelang malam demi keselamatan petugas.

Baca juga: Tangis Malam di RSUD Arjawinangun: Tiga Jenazah Korban Longsor Gunung Kuda Dipulangkan ke Keluarga 

Pencarian sempat tertunda pula akibat hujan rintik-rintik yang berisiko menimbulkan longsor susulan.

Namun pencarian kembali dilanjutkan usai kondisi membaik.

Untuk mempercepat proses evakuasi, Tim SAR menggunakan bantuan anjing pelacak (K9) serta sejumlah alat berat dari Dinas PU dan pihak swasta.

"Sampai saat ini ada lima unit beko dan dua unit mloader di lokasi,” jelas dia.

Baca juga: Kapolresta Cirebon Sambangi Dua Keluarga Korban Longsor, Tangis Pecah di Tengah Doa dan Pelukan

Status Darurat Ditetapkan, Tambang Ditutup Sementara

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat sekaligus Kepala BPBD Jabar, Herman Suryatman, mengatakan status darurat bencana telah resmi ditetapkan.

“Kami sepakat untuk menetapkan status darurat bencana, karena bencana ini berdampak pada kehidupan dan penghidupan masyarakat sekitar Gunung Kuda,” kata Herman.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga telah memutuskan untuk menutup sementara aktivitas tambang di kawasan tersebut hingga ada keputusan lebih lanjut.

Baca juga: Tangis Malam di RSUD Arjawinangun: Tiga Jenazah Korban Longsor Gunung Kuda Dipulangkan ke Keluarga 

Seperti diketahui, longsor terjadi pada Jumat (30/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

Di hari pertama, 14 orang dinyatakan meninggal dunia dan 12 pekerja mengalami luka ringan.

Sebanyak tujuh korban masih dirawat intensif di rumah sakit.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved