Praja IPDN

Sosok Muhammad Syahrullah, Anak Penjual Keripik Jadi Praja IPDN, Ingat Petuah Mendiang Sang Ayah

Muhammad Syahrullah tak bisa menahan tangisnya. Air matanya meleleh saat dia berkisah tentang ibunya yang berupaya keras bertahan hidup dengan menjual

TRIBUN JABAR/ Kiki Andriana
Muhammad Syahrullah (tengah) ditemui TribunJabar.id, usai pengukuhan Praja Pratam IPDN Angkatan XXXV, di Lapangan Parade Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (3/10/2024). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana.

TRIBUNCIREBON.COM, SUMEDANG - Muhammad Syahrullah tak bisa menahan tangisnya. Air matanya meleleh saat dia berkisah tentang ibunya yang berupaya keras bertahan hidup dengan menjual keripik. 

Keripik-keripik yang dititipkan di warung-warung di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan itu telah membawa Sayahrullah selesai SMA dan lolos ke IPDN untuk melanjutkan studi. 

Lolos ke IPDN artinya sekolah gratis dan nanti akan lulus sebagai ASN siap kerja. Pekerjaan itu akan mengangkat derajat orang tua dan keuarganya. 

Baca juga: Tampil Agresif, Babak Pertama Persib Bandung Lawan Zhejiang 0-0, Ciro Alves Nyaris Jebol Gawang

Dia sedih, ibunya tidak bisa datang ke Jatinangor, Sumedang menyaksikannya dikukuhkan sebagai Praja Pratama IPDN angkatan 35 taun 2024, di Lapangan Parade Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (3/10/2024), karena ibunya tak punya ongkos.

"Ayah sudah tiada sejak 2008," katanya. Matanya mulai berkaca-kaca. 

Syahrullah mulanya tidak tahu apa itu IPDN, dia hanya mendengar cerita dari alumni IPDN di kampungnya, bahwa ada sekolah gratis dan lulus langsung kerja, namanya IPDN.   

Baca juga: Bermunculan Banner Tolak Kedatangan Lucky Hakim Berujung Laporan Bawaslu Indramayu

"Tidak tahu IPDN, tahunya ada kuliah gratis segala biaya ditanggung, tertarik tapi tidak tahu IPDN apa dan lulusannya jadi apa," 

"Tapi perlu ketekunan keras sebab masuk ke sekolah ini susah," katanya, menirukan informasi yang dia dapat. 

Upaya yang panjang dia tempuh, hingga akhirnya dia lolos dan kini akan memulai perkuliahan di IPDN. 

"Pernah ingin lolos? Belum terbayang dari dulu, katanya amat sangat sulit dan segala macamnya, dan kondisi keluarga juga tidak ada biaya,"

Baca juga: Jadwal SIM Keliling di Cirebon Besok 4 Oktober 2024, Di Kantor Kecamatan Arjawinangun dan MPP Sumber

"Saya masih enggak percaya sudah masuk ke sini,"

"Untuk ibu, jangan bersedih tidak bisa datang ke sini. Doakan, ade jadi kebanggaan," katanya.

Sebelum pergi ke IPDN, Muhammad menyempatkan dahulu berziarah ke makam ayahnya. Dia rindu betul kepada ayahnya, sekaligus dia mengingat-ingat pesan terakhir sang ayah kepadanya. 

"Sebelum berangkat ke sini karena di sini bakal akan jarang kembali ke rumah, di hari-hari terakhir menyempatkan ke kuburan orang tua,"

Baca juga: Selama Sebulan, Polres Kuningan Sita 13 Gram Paket Sabu, 8 Tersangka Terancam 12 Tahun Penjara

"Dulu, bapak berpesan agar saya jangan melupakan ajaran agama, jaga agama baik-baik," kata Muhammad seraya menangis. 

Hingga saat ini, dia tak menyangka bisa lolos ke IPDN. Sebab, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, tidak ada yang di keluarganya yang berstatus PNS bahka sekedar punya pekerjaan tetap.

"Masih tidak menyangka," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved