Gempa Bandung

Mendesak, Bayi-bayi Korban Gempa Bandung di Pengungsian Butuh Susu Formula

ASI para ibu korban gempa yang memiliki bayi tak bisa keluar dengan lancar. Itu sebabnya para ibu ini berharap bantuan susu formula.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Ai Tuti dan warga RT 06/03, Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, korban gempa bumi mengungsi di tenda pengungsian. . 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ai Tuti (41), warga RT 06 RW03, Desa Cihawuk, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, membutuhkan bantuan susu formula untuk bayinya yang baru berusia satu bulan.

Ai Tuti merupakan korban terdampak gempa bumi, yang terjadi di Kabupaten Bandung, pada Rabu 18 September, 2024.

Saat ini, Ai Tuti mengungsi di tenda tak jauh dari rumahnya bersama puluhan warga lain.

Di Desa Cihawuk, total ada 388 rumah yang terdampak.

Dari jumlah tersebut, 82 bangunan masuk kategori rusak berat, 150 rusak sedang dan 156 rusak ringan. 

Saat ini, belum banyak bantuan masuk ke Desa Cihawuk.

Sebagaian besar bantuan dari pemerintah, lembaga swasta dan organisasi masyarakat ditampung di Desa Cibeureum, Kecamatan, Kertasari. 

Padahal, jarak dari Desa Cibeureum ke Desa Cihawuk hanya sekitar 4,5 kilo meter, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

Saat ditemui di tenda pengungsian, Ai Tuti mengaku air susu ibu (ASI)-nya keluar sedikit, sehingga kebutuhan susu untuk anaknya harus ditambah susu formula.

"ASI-nya sedikit, faktor usia karena sudah 40-an, jadi dibantu sama susu formula," ujar Ai Tuti. 

"Terakhir nyusu anaknya tadi pagi ASI, kalau susu formulanya kemarin," ujarnya. 

Ai Tuti mengaku, stok susu formula untuk anaknya tinggal sedikit lagi.

Ai pun belum memiliki cukup uang untuk membeli tambahan susu formula.

"Susu formulanya sudah sedikit lagi, tinggal dua kali lagi. Belum bisa beli lagi tidak ada uang, suaminya kerja kuli serabutan," ucapnya.

Ai Tuti berharap, bantuan berupa kebutuhan bayi dan susu formula dapat disalurkan ke Desa Cihawuk yang turut terdampak bencana gempa bumi.

Sementara itu, Febriani (25), Warga Kampung Lapangsari, Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, korban gempa bumi lainnya yang tengah hamil delapan bulan berharap dapat segera pindah dari tenda pengungsian karena khawatir dengan kondisi kehamilannya.

"Tadi malam tidur di sini, tenda pengungsian dingin, terus jam 01.00 WIB dan 02.00 WIB dini hari ada lagi gempa, tapi kecil. Kata dokter hari perkiraan lahir (HPL) awal Oktober 2024," ujar Febriani. 

Febriani pun sempat curhat kepada Kepala  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto soal kondisi.

Febriani berharap pemerintah dapat segera memperbaiki rumahnya atau mencarikan rumah sementara untuk dirinya.

"Tidak tahu (sampai kapan tinggal di tenda), ikut saudara-saudara saja, kalau pindah ikut pindah. Berharapnya segera bisa pindah aja sih," katanya.

Sebelumnya, berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan hingga Kamis (19/9/2024) sekitar pukul 09.00 WIB sebanyak 534 rumah rusak berat, 476 rumah rusak sedang, 1.015 rumah rusak ringan. 2.458 rumah terdampak masih diasesmen tingkat kerusakannya, sebanyak 83 orang mengalami luka-luka.

Baca juga: 7 Kecamatan di Kabupaten BandungTerdampak Gempa Magnitudo 5.0, Total Ada 5.409 Kepala Keluarga

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved