Hari Pahlawan

Pesan KH Abdul Chalim kepada Anak Cucunya, Berjuang Harus Ikhlas dan Sampai Tuntas

Cucu KH Abdul Chalim, Ade Toyibah (50), mengatakan, sosok yang dikenal sebagai komunikator NU tersebut kerap mengajarkan beberapa pelajaran berharga

Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: dedy herdiana
ISTIMEWA DOK. KELUARGA BESAR KH ABDUL CHALIM
Sosok KH Abdul Chalim yang mendapat anugerah pahlawan nasional. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - KH Abdul Chalim, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) asal Majalengka akan mendapatkan anugerah gelar pahlawan nasional pada momen Hari Pahlawan 2023.

Cucu KH Abdul Chalim, Ade Toyibah (50), mengatakan, sosok yang dikenal sebagai komunikator NU tersebut kerap mengajarkan beberapa pelajaran berharga kepada anak-anaknya.

Baca juga: KH Abdul Chalim, Salah Satu Pendiri NU Asal Majalengka Bakal Dianugerahkan Gelar Pahlawan Nasional

Di antaranya, mengenai pentingnya berjuang harus ikhlas, dan harus tuntas, sehingga semasa hidupnya KH Abdul Chalim juga dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang kemerdekaan.

"Abah (KH Abdul Chalim) selalu mengingatkan anak-anaknya kalau berjuang itu harus ikhlas dan harus tuntas," kata Ade Toyibah saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Kamis (9/11/2023).

Potret KH Abdul Chalim (tengah) saat muda di era kemerdekaan.
Potret KH Abdul Chalim (tengah) saat muda di era kemerdekaan. (ISTIMEWA DOK. KELUARGA BESAR KH ABDUL CHALIM)

Ia mengatakan, semangat itulah yang mendasari niat KH Abdul Chalim terlibat dalam perjuangan kemerdekaan RI hingga berpindah-pindah ke berbagai daerah, dan menyamar agar tidak dikenali.

"Cerita dari paman saya kalau ikut Abah harus siap menyamar, bahkan ada yang pernah tercebur ke sungai juga demi menghindari penjajah, karena Abah mengajarkan kalau berjuang jangan setengah-setengah," ujar Ade Toyibah.

Baca juga: Keluarga Bahagia, KH Abdul Chalim Asal Majalengka Ditetapkan Pahlawan Nasional, Prosesnya Panjang

Selain itu, pihaknya mengakui KH Abdul Chalim mulai merantau ke Surabaya dan terlibat dalam berbagai gerakan perjuangan sejak 1914, kemudian baru menetap di tanah kelahirannya setelah kemerdekaan.

Selama itu, menurut dia, KH Abdul Chalim kerap berpindah-pindah, hingga menyepi ke hutan maupun gunung hanya untuk menghindari bertemu para penjajah.

Suasana Maqbaroh KH Abdul Chalim di Desa/Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Kamis (9/11/2023).
Suasana Maqbaroh KH Abdul Chalim di Desa/Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Kamis (9/11/2023). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Wanita kelahiran 1974 tersebut mengakui tidak bertemu secara langsung dengan KH Abdul Chalim yang berpulang pada 1972, tetapi kerap mendengar cerita perjuangannya dari keluarga besarnya.

"Rata-rata, anak cucu Abah juga pekerja keras, karena sejak kecil dididik jangan gampang frustasi, dan tidak mudah menyerah," kata Ade Toyibah.

Baca juga: Sosok KH Abdul Chalim yang Dapat Anugerah Pahlawan Nasional di Mata Keluarga

Ia menyampaikan, nilai-nilai yang diajarkan KH Abdul Chalim tersebut dapat menjadi teladan bagi generasi muda di masa sekarang, khususnya menjelang momen Hari Pahlawan 2023.

Saat ini, keluarga besarnya merasa sangat bahagia dan bangga akhirnya KH Abdul Chalim ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Bahkan, menurut dia, pamannya atau putra bungsu KH Abdul Chalim, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, bekerja siang malam untuk mengurusi seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk keperluan tersebut.

"Paman saya yang mengurusi semuanya, dan rela bekerja siang malam sejak Maret 2023, sehingga Abah mendapatkan anugerah sebagai pahlawan nasional," ujar Ade Toyibah.

Baca juga: SOSOK KH Abdul Chalim yang Menjadi Pahlawan Nasional, Asal Majalengka Keturunan Sunan Gunung Jati

 


Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved