Kasus Bullying di Kuningan

Perundungan Pelajar di Kuningan Ternyata karena Masalah Sepele, Ini Kata Kadisdik

Kepala Dinas Pendidikan mengungkap motif perundungan yang terjadi di Cigugur, Kuningan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Istimewa
Tangkapan layar video perundungan yang disebut-sebut terjadi di Cigugur, Kuningan. 

Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Motif perundungan yang melibatkan anak di Kuningan akhirnya terkuak.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Uu Kusmana, mengungkapkan kronologi perundungan pada anak di bawah umur itu karena permasalahan pribadi antara korban dan pelaku.

"Berdasarkan pengakuan korban, ya itu seperti itu, ada permasalahan pribadi, intinya si korban ini tidak ingin main dengan pelaku, hingga terjadi perundungan, yang jelas pelaku itu sahabatnya dan tidak sekolah," katanya.

Maraknya kasus perundungan dengan kekerasan fisik, Uu Kusmana mengimbau kepada seluruh stakeholder untuk memberikan edukasi moral kepada para murid di sekolah.

"Kami dari Dinas Pendidikan akan terus melakukan edukasi dan mengingatkan kepada seluruh stakeholder pendidikan terutama kepada sekolah," katanya.

Kasus perundungan seorang pelajar di Kuningan mendapat respons langsung dari orang nomor satu di Kuningan, H Acep Purnama.

Diketahui korban perundungan berusia 12 tahun itu sudah kembali masuk ke sekolah di PKBM di Kecamatan Cigugur.

“Ya, itu sesuatu yang kita prihatinkan. Mudah-mudahan itu yang terakhir kali, tidak terjadi lagi. Terus ada pepatah mengatakan, tidak boleh ada satu pun manusia untuk mengeksploitasi manusia yang lain."

"Jadi apa pun bentuknya baik perundungan, penjajahan maupun tindakan kekerasan di muka bumi ini harus dihapuskan,” kata Acep kepada wartawan, Selasa (3/10/2023).

Melihat kejadian demikian, Bupati meminta agar aparat terkait bersikap tegas terhadap pelaku-pelaku tindak kekerasan.

"Ini agar menjadi efek jera bagi para pelaku yang melakukan aksi kekerasan. Karena siapa pun yang menerima perlakuan kasar atau kekerasan itu, belum tentu salah. Kalau pun salah, kita sebagai umat yang memegang nilai-nilai agama," ujarnya.

Acep menambahkan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan terhadap sesama, tidak saling menyakiti satu dengan yang lain.

Namun saling tolong menolong antar sesama.

“Maka tolong, jangan sampai terjadi lagi seperti itu. Untuk Dinas Pendidikan agar dapat dilakukan pembinaan dan perhatian bersama serta bisa diselipkan kegiatan-kegiatan maupun pembelajaran, untuk mengubah cara berpikir anak-anak pelajar," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved