Harga Beras Bergejolak, Pedagang di Pasar Sindangkasih Cigasong Majalengka Kehilangan Konsumen

Pedagang beras di Pasar Sindangkasih Cigasong Majalengka, tampaknya mulai merasakan dampak bergejolaknya harga beras.

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Pedagang beras, Opik Surahman (kiri), saat melayani pembeli di kiosnya di Pasar Sindangkasih Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Jumat (22/9/2023) 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi


TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Pedagang beras di Pasar Sindangkasih Cigasong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, tampaknya mulai merasakan dampak bergejolaknya harga beras.


Salah seorang pedagang beras di Pasar Singangkasih Cigasong, Opik Surahman (40), mengakui, harus rela kehilangan konsumen akibat gejolak harga beras yang berlangsung dalam sebulan terakhir. 


Menurut dia, hal tersebut terlihat dari habisnya persediaan beras yang dijualnya membutuhkan waktu lebih lama dibanding biasanya, khususnya sebelum harga beras merangkak naik.


"Saat ini, lima kwintal beras habis paling cepat satu minggu, tapi rata-ratanya 10 hari baru habis," ujar Opik Surahman saat ditemui di Pasar Sindangkasih Cigasong, Jumat (22/9/2023).

Baca juga: Harga Beras di Pasar Sindangkasih Cigasong Majalengka Masih Bergejolak, Pedagang Sebut Pasokan Turun


Ia mengatakan, sebelum harga beras bergejolak rata-rata dalam satu pekan mampu menjual beras hingga mencapai dua hingga tiga ton kepada konsumen setianya.


Pihaknya mengakui, fenomena kenaikan harga beras membuat para pelanggannya memilih untuk membeli beras langsung ke penggilingan beras yang harganya relatif lebih murah dibanding di pasaran.


Opik pun mengaku hanya bisa pasrah melihat pelanggannya yang memilih untuk membeli beras di penggilingan padi, karena tidak memiliki hak untuk melarangnya.


"Saya pasrah saja, dan berharap semoga harga beras kembali normal, sehingga para pembeli datang ke kios lagi untuk membeli beras, bukan langsung ke pabriknya," kata Opik Surahman.


Sementara pemilik warung nasi di Jalan Gerakan Koperasi, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Nenden (28), menyampaikan, sejak kira-kira dua pekan lalu tidak lagi membeli beras di pasaran.


Ia sengaja memilih untuk membeli beras secara langsung di penggilingan beras yang harganya relatif lebih terjangkau dibanding harga pasaran meski jaraknya lebih jauh.

Baca juga: Harga Beras Sedang Mahal, Warga Pabean Udik Indramayu Semringah Dapat Bantuan Beras


Pasalnya, Nenden mengaku tak berani menaikkan harga nasi yang dijualnya, sehingga menyiasatinya tidak lagi berbelanja di pasar tradisional, dan membeli langsung di penggilingan beras.


"Kalau di pasar harganya Rp 14 ribu - Rp 15 ribu per kilogram, sedangkan di penggilingan beras Rp 12.500 per kilogram, lumayan ada selisih," kata Nenden.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved