Bulog Cirebon Bakal Alokasikan 18 Ribu Ton Beras untuk Antisipasi Kenaikan Harga Pangan

Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Jawa Barat akan mengalokasikan 18 ribu ton beras.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto


TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON- Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Jawa Barat akan mengalokasikan 18 ribu ton beras.


18 ribu ton beras itu dalam kemasan berukuran 10 kilogram.


Pelaksanaan tersebut demi mengantisipasi kenaikan harga pangan, khususnya di wilayah Cirebon.


"Pemerintah pusat menugaskan Bulog Cirebon melalui Badan Pangan Nasional agar segera melaksanakan penyaluran bantuan pangan  selama September-November 2023, dengan alokasi 18 ribu ton beras ukuran 10 kilogram," ujar Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Stok Beras Bulog Cirebon Dipastikan Aman Hingga Akhir Tahun, Bakal Didistribusikan ke 4 Wilayah


Ia menyampaikan, bahwa bantuan berupa 10 kilogram beras jenis medium itu diberikan kepada 613 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah kerjanya.


"Untuk wilayah kerja kami meliputi Kabupaten dan Kota Cirebon, Kabupaten Majalengka serta Kuningan jumlah penerima manfaat yang direncanakan untuk satu bulan alokasi sebanyak 613 ribu atau 6 ribu ton beras," ucapnya.


Sementara menurutnya, stok beras di gudang Bulog Cirebon yang tersisa 50 ribu ton beras sangat cukup untuk menunjang penyaluran bantuan pangan itu.


Bahkan mungkin dapat membantu wilayah lain yang secara kondisinya bukan sentra potensi padi.


"September ini kita akan mulai penyaluran bantuan pangan itu, karena saat ini kita melakukan rebagging dari kemasan 50 kg ke 10 kg. Nanti kita bekerjasama dengan transporter yang ditunjuk dan berkoordinasi dengan dinas ketahanan pangan setempat, untuk segera menyalurkan by name by address," jelas dia.


Bantuan pangan itu, kata Imam, bisa membantu masyarakat untuk bertahan di tengah kenaikan sejumlah komoditas di pasaran, khususnya beras.

Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal saat sedang meninjau beras yang ada di salah satu gudang di Kantor Bulog Gudang Tuk, di Jalan Brigjend Darsono, Kabupaten Cirebon
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Imam Firdaus Jamal saat sedang meninjau beras yang ada di salah satu gudang di Kantor Bulog Gudang Tuk, di Jalan Brigjend Darsono, Kabupaten Cirebon (Tribuncirebon.com/Eki Yulianto)


Berdasarkan tinjauan di lapangan, kenaikan harga bahan baku itu kemungkinan disebabkan karena sejumlah lahan pertanian sedang dilanda kekeringan.


Ia menyebutkan dampak yang paling terasa naiknya harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani pada angka Rp 7.000 per kilogram.

Baca juga: Cerita Pedagang Soal Harga Beras di Indramayu yang Mahal, Sampai Disangka Mainkan Harga


Sedangkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp 5.100 per kilogram.


"Untuk Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat penggilingan itu kondisi di lapangan di angka Rp 8.000 per kilogram, padahal HPP di angka Rp 6.300 di tingkat gudang bulog," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved