Kisah Mantan Pecandu Narkoba di Bandung, dari Mulai Ditipu Puluhan Juta Hingga Jadi Petani Sukses

Tak hanya sekali, Ade sampai dua kali menjalani rehabilitasi untuk mengatasi kecanduannya.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Ade Rukmana (39) di lahan pertaniannya di Desa Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). 

"Paling lama jadi konselor adiksi selama 5 tahun pegang klien (pecandu narkoba). Jadi, yang tadinya saya diobati menjadi mengobati, akhirnya soal masalah psikologis, saya jadi tahu banyak dari sana," ujar Ade.

Kemudian pada tahun 2013, Ade mengundurkan diri dari pekerjaan di Rumah Cemara dan mencoba untuk menjadi petani sayuran di Lembang, hanya saja usahanya tak berjalan mulus karena saat itu dia pernah tertipu oleh bandar dan pekerja.

"Saya mengundurkan diri, terus terjun ke pertanian, tapi tabungan dari kantor Rp 75 juta habis, dibohongi bandar dan pekerja karena saat itu saya masih bodoh di dunia pertanian," katanya.

Setelah itu Ade belajar lebih keras dan bertekad untuk menjadi petani yang sukses serta bisa memberdayakan orang lain.

Akhirnya, dia bisa memiliki usaha packing house pertanian sekaligus kantor Koperasi Desa Tani.

Saat ini sudah ada 27 buruh tani, perambah hutan yang bergabung dengan Koperasi Desa Tani yang digarap Ade untuk menaman kangkung, bayam, selada, dan lainnya di lahan milik PTPN VIII seluas 10 hektare, lalu hasil panen dipasarkan ke pasar premium kalangan menengah atas.

"Tiap anggota Kelompok Desa Tani diberi lahan garapan seluas 1.250 meter persegi dengan rincian 1.000 meter untuk lahan pertanian konvensional dan 250 meter persegi untuk green house," ujar Ade.

Selain diberi lahan, kata dia, mereka juga terlibat dalam sub-bisnis yakni rumah packing, rumah semai, dan tempat pengolahan pupuk, sehingga rata-rata mereka mendapatkan penghasilan Rp 1,5 hingga Rp 2,7 juta per bulan.

Dengan begitu, Ade dinilai warga sekitar sebagai petani sukses dan ke depannya dia ingin membuat rumah kompos, rumah ternak, rumah edukasi petani, dan program Srikandi Tangguh guna mengajari para janda untuk mengelola green house.

"Kami menjaring petani yang terlilit utang dan korban rentenir, jadi bisa membantu mereka untuk melunasi utang secara bertahap. Kemudian bekerja sama dengan lembaga filantropi zakat, sehingga petani yang bergabung harus bagaian dari 9 asnaf zakat," katanya.

Baca juga: Anji Kini Jalani Rehabilitasi Dulu, Sambil Menunggu Pemberkasan Kasusnya Rampung

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved