Gempa Turki

Keajaiban di Turki dan Suriah, Korban Tertimbun Puing-puing Selama 100 Jam Masih Hidup

Saat korban tewas akibat Gempa Turki M 7,8 sudah tembus 23.700 orang, ternyata masih ada korban selamat setelah terperangkap reruntuhan selama 100 jam

|
Editor: dedy herdiana
OMAR HAJ KADOUR/AFP
Warga dan penyelamat mencari korban dan penyintas di tengah puing-puing bangunan yang runtuh setelah gempa bumi di desa Besnaya di provinsi Idlib barat laut Suriah yang dikuasai pemberontak di perbatasan dengan Turki, pada 6 Februari 2023. Sedikitnya 1.293 orang tewas dan 3.411 terluka di seluruh Suriah hari ini dalam gempa bumi yang berpusat di Turki barat daya, kata pemerintah dan tim penyelamat. 

TRIBUNCIREBON.COM - Ketika angka korban tewas akibat Gempa Turki M 7,8 sudah tembus 23.700 orang, ternyata masih ada korban selamat setelah terperangkap reruntuhan selama 100 jam.

Dikabarkan di Samandag, Provinsi Hatay Selatan Turki, seorang anak laki-laki berusia 10 hari bernama Yagiz diselamatkan bersama ibunya dari reruntuhan bangunan dalam semalam.

“Sekarang saya percaya pada keajaiban,” kata Steven Bayer, pemimpin tim Pencarian dan Penyelamatan Internasional, di lokasi dilansir Tribuncirebon.com dari theguardian.com.

Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP)
Tim penyelamat dan warga sipil mencari korban selamat di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, sehari setelah gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda tenggara negara itu, pada 7 Februari 2023. - Tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan dan bangunan yang runtuh, saat mereka menggali korban selamat yang terkubur oleh gempa bumi yang menewaskan lebih dari 5.000 orang. Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep, sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk. (Photo by Adem ALTAN / AFP) (AFP/ADEM ALTAN)

Baca juga: UPDATE Korban Tewas Gempa Turki - Suriah Tembus 23.700 Orang, Suhu Udara Masih di Bawah Titik Beku

“Anda dapat melihat orang-orang menangis dan saling berpelukan. Sungguh melegakan bahwa wanita ini dalam kondisi seperti itu keluar dengan sangat bugar. Ini keajaiban mutlak," lanjut Staven.

Sementara di Diyarbakır Timur, Sebahat Varlı yang berusia 32 tahun dan putranya, Serhat, berhasil diselamatkan setelah 100 jam terjadinya gempa pertama.

Sebelumnya banyak tim penyelamat yang memperkirakan bahwa korban sudah tidak ada harapan untuk diselamatkan hidup-hidup.

Karena para ahli menilai hampir 6 persen korban gempa bisa bertahan dalam lima hari, berbeda dengan kondisi pencarian korban gempa di hari pertama yang kemungkinan bisa sampai 74 persen korban masih bertahan hidup.

Di kota Jindires, Suriah, seorang reporter Reuters berbicara dengan Naser al-Wakaa, terisak saat dia duduk di atas tumpukan puing dan logam bengkok yang menjadi rumah keluarganya dan membenamkan wajahnya di pakaian bayi milik salah satu anaknya. anak-anak.

“Bilal, oh Bilal,” katanya sambil meneriakkan nama salah satu anaknya yang telah meninggal.

Sementara itu, Rabie Jundiya, seorang pekerja penyelamat di Jindires, berkata: “Tim pertahanan sipil tidak akan mundur … sampai mayat terakhir ditemukan dari bawah reruntuhan.”

Di Gaziantep, Turki, di mana suhu -3C (26,6F) pada Jumat pagi, ribuan keluarga bermalam di mobil atau tenda darurat, tidak dapat kembali ke rumah yang rusak atau hancur.

“Saya khawatir ada orang yang terjebak di bawah reruntuhan ini,” kata Melek Halıcı kepada Agence France-Presse, menggendong putrinya yang berusia dua tahun dalam selimut. (*)

Baca juga: Kisah Bayi Baru Lahir di Bawah Reruntuhan Gempa Turki, Sudah Diberi Nama, Semua Keluarganya Tiada

 

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved