Usai Melihat Wujud Macan Sebesar Domba Adu, Petani Kopi di Kuningan Pilih Berhenti Menggarap Lahan

Usai melihat wujud macan di kawasan lahan Perhutani wilayah Kuningan selatan, sejumlah petani kopi memilih berhenti melakukan aktivitas di lahan

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Tangkapan Layar Video
Ilustrasi warga Kuningan dihebohkan dengan beredarnya video macan tutul yang tengah naik ke pohon. 

"Cerita sering terjadi penampakan macan di titik tertentu. Begini, ketika warga kami (petani) biasa beraktivitas di lahan garapan di pasir (bukit) itu melihat lebih dari satu ekor macan itu seperti bermain," kata Didi.

Lokasi bermain macan itu biasanya, kata Didi mengemuka, bahwa macan punya kebiasaan berkumpul di lahan bebatuan dan lokasi itu menjadi titik kumpul kucing ganas dalam waktu tertentu.

"Lokasi bebatuan itu biasanya di jadikan tempat kenyamanan macan. Ciri bahwa lokasi bebatuan itu paulinan macan, ini bisa terlihat dengan mengkilapnya batu tersebut. Sebab batu itu media saat tubuh macan menggesekkan secara berulang," ujarnya.

Mendalami kasus ancaman lingkungan terhadap sosial masyarakat, Didi mengungkap bahwa teror terjadi itu memiliki banyak alasan sebagai penyebab.

Terlebih dengan tingkah orang tidak bertanggungjawab hingga menimbulkan kerusakan habibat hewan yang berada di lahan perhutani di wilayah Kuningan selatan.

"Memahami kejadian ancaman lingkungan terhadap sosial masyarakat. Ini jelas memiliki beberapa faktor penyebab dan harus mendapat perhatian dari semua lapisan masyarakat," katanya.

Beberapa faktor penyebab teror hewan buas, kata Didi menambahkan, pembuktian ini kuat dugaan akibat kerusakan pada ekosistem atau rantai makan di kawasan lahan perhutani tersebut.

"Salah satu contoh saja, rusa atau kancil yang biasa menjadi santapan macan atau binatang buas pada umumnya.

Kini populasi rusa atau kancil ini sepertinya berkurang, sebab hewan itu sering turun ke permukiman untuk mencari makan. Kajian itu yang terjadi secara alami dan terbukti di lingkungan bisa menjadi dasar," katanya.

Permasalahan sosial lingkungan, kata Didi berharap pemerintah bisa melakukan pendampingan dan perhatian terhadap masyarakat terdampak tersebut.

"Kami hanya masyarakat di perhatikan. Sebab ancaman lingkungan alam dari hewan buas, bukan pertama kali dirasakan warga kami. Seperti pernah sebelumnya, petugas BKSDA sempat turun dan pasang jebakan untuk menangkap macan hingga akhir tak berhasil," katanya. (*) 

Baca juga: Kabar Terkini Korban Diterkam Macan di Cimanggung Sumedang, Banyak Jahitan di Wajah dan Kepala

 

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved