Macan Teror Warga Kuningan Selatan, Sering Terlihat Bermain di Lahan Bebatuan, Lebih dari Satu

Macan beberapa kali terlihat oleh petani penggarap di Kuningan selatan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Ist/tangkapan video WAG
Ilustrasi. Foto tangkapan video macan tutul di atas pohon di Kuningan, Kamis (18/11/2021). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Kemunculan hewan buas liar di kawasan lahan Perhutani di Kabupaten Kuningan menjadi teror sekaligus ancaman bagi sejumlah petani di daerah tersebut.

Penampakan kucing besar alias macan sempat diketahui sejumlah petani saat beraktivitas di lahan garapan.

"Teror macan atau hewan buas itu dirasakan oleh sejumlah petani, termasuk warga kami saat beraktivitas di lahan garapan yang berada di kawasan lahan Perhutani," kata Didi yang juga Kepala Desa Selajambe, Kecamatan Selajambe, Kamis (12/1/2023).

Didi mengatakan, ancaman macan terjadi di beberapa titik di kawasan lahan Perhutani di wilayah Kuningan selatan.

"Cerita sering terjadi penampakan macan di titik tertentu. Begini, ketika warga kami biasa beraktivitas di lahan garapan di bukit itu melihat lebih dari satu ekor macan seperti bermain," kata Didi.

Lokasi bermain macan itu biasanya, kata Didi, di lahan bebatuan dan lokasi itu menjadi titik kumpul kucing ganas dalam waktu tertentu.

"Lokasi bebatuan itu sepertinya jadi tempat nyaman buat macan. Ciri bahwa lokasi bebatuan itu paulinan macan, ini bisa terlihat dengan mengkilapnya batu tersebut. Sebab batu itu media saat tubuh macan menggesekkan secara berulang," ujarnya.

Didi mengatakan teror terjadi memiliki banyak alasan sebagai penyebab.

Terlebih dengan tingkah orang tidak bertanggungjawab hingga menimbulkan kerusakan habibat hewan yang berada di lahan Perhutani di wilayah Kuningan selatan.

Beberapa faktor penyebab teror hewan buas, kata Didi, akibat kerusakan pada ekosistem atau rantai makan di kawasan lahan Perhutani tersebut.

"Salah satu contoh saja, rusa atau kancil yang biasa menjadi santapan macan atau binatang buas pada umumnya."

"Kini populasi rusa atau kancil ini sepertinya berkurang, sebab hewan itu sering turun ke permukiman untuk mencari makan."

"Kajian itu yang terjadi secara alami dan terbukti di lingkungan bisa menjadi dasar," katanya.

Permasalahan sosial lingkungan, kata Didi berharap pemerintah bisa melakukan pendampingan dan perhatian terhadap masyarakat terdampak tersebut.

"Kami hanya masyarakat minta diperhatikan. Sebab ancaman lingkungan alam dari hewan buas, bukan pertama kali dirasakan warga kami. Seperti pernah sebelumnya, petugas BKSDA sempat turun dan pasang jebakan untuk menangkap macan hingga akhirnya tak berhasil," katanya.

Baca juga: Rasi Si Macan Tutul Betina Dilepasliarkan ke Hutan Ciremai untuk Kawin dengan Slamet Ramadhan

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved