Keraton di Cirebon

Masjid Merah Panjunan Cirebon, Jejak Syiar Syekh dari Bagdad yang Dipercaya Pangeran Cakrabuana

Masjid Merah Panjunan didirikan sekitar 500 tahun yang lalu oleh seorang syekh dari Bagdad, negeri yang berjuluk negeri kisah 1001 malam.

Editor: dedy herdiana
Dit. PCBM/kebudayaan.kemdikbud.go.id
Masjid Merah Panjunan Cirebon dilihat dari luar. 

Ruangan ini konon hanya boleh dibuka atas izin pihak Keraton. Namun pengunjung masih bisa mengintip isi ruangan dari balik jendela yang berada di sayap kanan bangunan masjid.

Dari tempat inilah tampak ruangan kosong, dengan pilar-pilar kayu dan dinding berhiaskan keramik.

Satu mimbar berbahan kayu dan berukir tampak ditutupi kain putih agar tidak kotor.

Menurut Informasi, ruangan itu adalah tempat pertemuan para wali saat berkunjung ke Pangeran Panjunan.

Selain bersilaturahmi, para Wali juga berkumpul untuk beribadah. Kemudian mendengarkan khotbah Sunan Gunung Jati. Juga merumuskan strategi penyebaran dakwah, dan merumuskan cara terbaik menyelesaikan permasalahan dakwah di wilayah Cirebon.

Masjid Merah Panjunan menunjukan kearifan Pangeran Panjunan dalam syiar Islam. Beliau paham bahwa pendekatan dengan cara yang halus akan lebih mudah diterima masyarakat.

Salah seorang juru kunci masjid menjelaskan bahwa makna tersirat dari bangunan Masjid Merah Panjunan menggambarkan bahwa asal-usul budaya kita tidak menjadikan satu budaya yang lebih baik dari yang lainnya. Di dalam masjid, semua manusia sama dan yang utama adalah ketakwaan kita dalam menjalankan syariat agama Islam. (Sumber: Dit. PVBM/Valentina BS)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved