Keraton di Cirebon

Masjid Merah Panjunan Cirebon, Jejak Syiar Syekh dari Bagdad yang Dipercaya Pangeran Cakrabuana

Masjid Merah Panjunan didirikan sekitar 500 tahun yang lalu oleh seorang syekh dari Bagdad, negeri yang berjuluk negeri kisah 1001 malam.

Editor: dedy herdiana
Dit. PCBM/kebudayaan.kemdikbud.go.id
Masjid Merah Panjunan Cirebon dilihat dari luar. 

Kemudian Syekh Syarif Abdurakhman pun berinisiatif membangun tajug atau musala pada 1480.

Tajug inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Masjid Merah Panjunan

Kini, Masjid Merah Panjunan masih berdiri tegak, namun tak tampak lagi lautan yang dahulu menjadi salah satu pemandangan dari halaman masjid ini.

Alih–alih lautan, masjid bernuansa merah itu seolah menjadi bangunan unik, yang terkepung toko-toko dan pemukiman warga.

Wilayah Panjunan kini dikenal pula sebagai “Kampung Arab”. Banyak keturunan Timur Tengah yang hidup berdampingan dengan penduduk setempat. Masjid Merah Panjunan hingga kini masih tetap difungsikan untuk kegiatan ibadah salat, tawasulan dan sholat Jumat.

Pada waktu duha, sekelompok ibu rutin mengaji Al Quran. Sementara itu, penziarah dari berbagai daerah datang untuk menikmati sejarahnya.

Baca juga: KISAH Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Diganggu Sosok Sakti, Hingga Memprihatinkan

Keunikan Masjid Merah Panjunan

Masjid Merah Panjunan berukuran kecil namun indah. Arsitekturnya anggun dan khas.

Meski mengalami beberapa perombakan karena perlu renovasi, namun bangunan asli masjid masih terjaga.

Akulturasi kebudayaan bernuansa Jawa pada struktur bangunan, tampak serasi dengan ukiran ornamen Hindu-Buddha.

Keindahan keramik Cina dan Eropa pada mihrab, tidak mengurangi kemuliaan Masjid Merah Panjunan sebagai tempat ibadah. Justru menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang menerima perbedaan budaya.

Saat memasuki gerbang masjid, kita akan disambut gerbang masjid yang menyerupai candi atau pura di Bali.

Sekeliling masjid berpagar tembok bata merah. Beberapa ornamen bunga matahari menghiasi tembok merah itu.

Di masjid ini, kita tak akan menemukan ornamen kubah berhiaskan bulan bintang seperti masjid umumnya.

Cungkup atap masjidnya diberi ornamen memolo yang bentuknya menyerupai mahkota raja-raja Jawa.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved