Keraton di Cirebon
Mengungkap Makna Tawurji bagian dari Tradisi Rebo Wekasan yang Digelar di Keraton Kanoman Cirebon,
Dalam gelaran tradisi Tawurji yang merupakan salah satu rangkaian dari acara utama disebut tradisi Rebo Wekasan, ternyata memiliki makna tersendiri
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Dalam menggelar tradisi Tawurji yang merupakan salah satu rangkaian dalam acara utama yang disebut tradisi Rebo Wekasan, ternyata memiliki makna tersendiri.
Lalu ada makna apa dalam tradisi Tawurji yang dalam kegiatannya melemparkan uang koin ke masyarakat?
Untuk mengetahui maknanya, berikut ini dijelaskan langsung dari pihak Keraton Kanoman yang merupakan salah satu keraton di Cirebon.
Baca juga: KISAH Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Diganggu Sosok Sakti, Hingga Memprihatinkan
Seperti halnya yang terjadu pada Rabu (14/10/2020) lalu, sejumlah orang tampak berkumpul di depan Kedaton Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Mereka terlihat mengenakan masker dan tidak saling berdekatan sesuai protokol kesehatan.
Sultan Anom XII, Gusti Sultan Raja M Emiruddin, tampak melempar segenggam uang koin ke arah mereka.
Orang-orang tersebut langsung berebut uang koin pecahan Rp 1000, Rp 500, dan lainnya.
Selain itu, terlihat beraneka permen turut dilempar bersama uang koin tersebut.
Satu nampan penuh yang berisi uang koin pun habis dilemparkan oleh keluarga besar Keraton Kanoman.
Orang-orang yang memperebutkannya juga terlihat langsung membubarkan diri saat uang koin itu habis.
Ternyata mereka merupakan abdi dalem Keraton Kanoman yang tengah berebut uang koin dalam tradisi tawurji.
Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengatakan, tawurji merupakan rangkaian tradisi rebo wekasan.
Baca juga: Hukum Memperingati Rebo Wekasan yang Dipercaya Turun Bencana, Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Menurut dia, tradisi rebo wekasan digelar setiap tahun pada Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriyah.
"Tradisi ini bermakna sedekah keluarga Keraton Kanoman untuk menolak segala musibah," kata Ratu Raja Arimbi Nurtina saat ditemui usai kegiatan.
Ia mengatakan, hari ini Allah Swt menurunkan 320 ribu musibah ke dunia sehingga tradisi itu digelar untuk menolaknya.