Keraton di Cirebon
Kisah Pohon Jati Raksasa Untuk Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Tunggulnya Dikeramatkan di Indramayu
Ada sebuah tunggul pohon jati raksasa yang dikeramatkan di Desa Jatisawit Lor, Kecamatan Jatisawit, Kabupaten Indramayu.
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ada sebuah tunggul pohon jati raksasa yang dikeramatkan di Desa Jatisawit Lor, Kecamatan Jatisawit, Kabupaten Indramayu.
Konon, tunggul pohon jati tersebut merupakan salah satu material yang digunakan dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di salah satu keraton di Cirebon, yakni di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Sekadar mengingatkan bahwa tunggul pohon merupakan sisa dari sebuah pohon yang telah ditebang berupa bagian pangkal batang dengan akar yang masih tertanam di tanah.
Baca juga: KISAH Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Keraton Kasepuhan Diganggu Sosok Sakti, Hingga Memprihatinkan
Cerita tersebut pun terus melegenda dan kini lokasi tempat tunggul pohon jati itu banyak didatangi penziarah yang datang dari dalam maupun luar Kabupaten Indramayu.
Menurut juru kunci, Casmana (64) mengatakan, karena dianggap keramat, pemerintah desa setempat pun membangun sebuah bangunan untuk melindungi tunggul pohon jati tersebut.

"Banyak yang suka ziarah ke sini untuk berdoa," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (1/8/2021).
Diceritakan Casmana, tunggul pohon jati ini pun selain menjadi cikal bakal pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa, juga menjadi cikal bakal desa setempat.
Penamaan Desa Jatisawit Lor sendiri diketahui berasal dari Tunggul pohon jati tersebut.
Lanjut Casmana, kisah itu berawal saat seorang tokoh dari Cirebon bernama Nyi Purwa yang diperintahkan membangun sebuah perkampungan di Kabupaten Indramayu.
Baca juga: KISAH Sunan Gunung Jati Taklukkan Naga Raksasa yang Berubah Manjadi Pusaka Sakti Mandraguna
Ia pun menemukan lokasi di mana tempat tersebut terdapat sebuah pohon jati raksasa.
Uniknya, di lokasi itu tidak ada lagi pohon jati, pohon jati raksasa tersebut menjadi satu-satunya pohon yang tumbuh di lokasi setempat.
Nyi Purwa pun memutuskan untuk membangun perkampungan di sana dan memberi nama perkampungan tersebut dengan nama Desa Jatisawit.
"Awalnya bernama Jatisuwit. Karena pengucapannya yang tidak pas, maka namanya menjadi Jatisawit," ujar dia.
Setelah itu, lanjut Casmana, Nyi Purwa mendapat kabar Sunan Gunung Jati hendak membangun sebuah masjid yang sekarang bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Cirebon.
Nyi Purwa saat itu menawarkan diri agar material masjid menggunakan kayu jati raksasa yang ada di desanya.