Pemkab Bakal Telusuri Adanya Sekolah yang Sepi Peminat di Majalengka, Kelas 1 Hanya 7 Murid
Pemerintahan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat bakal menelusuri adanya sekolah yang kurang peminat di SDN Kertajati III Majalengka
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Pemerintahan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat bakal menelusuri adanya sekolah yang kurang peminat di wilayahnya.
Diketahui, sekolah yang dimaksud yakni SDN Kertajati III Majalengka. Jumlah murid secara keseluruhan hanya 37 orang.
Bahkan, di tahun ajaran baru 2022 ini, jumlah murid di kelas 1 hanya 7 orang.
Baca juga: Pilu, SDN Kertajati III Majalengka Hanya Punya 37 Murid, Kelas 1 Cuma Dapat 7 Murid

Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana mengatakan, pihaknya akan memantau langsung ke lapangan perihal adanya sekolah yang sepi peminat.
Nantinya, pihaknya akan mencari faktor apa yang menyebabkan hal itu terjadi.
"InsyaAllah, kami akan pantau langsung ke lapangan terkait adanya sekolah yang memiliki murid sedikit."
"Pihaknya akan mempertanyakan kenapa bisa terjadi, sekolahnya bagus tapi muridnya sedikit," ujar Tarsono, Rabu (27/7/2022).
Kata orang nomor dua di Majalengka itu, bahwa sejatinya ia mengakui lokasi sekolah tersebut agak jauh dari jangkauan masyarakat.
Sehingga, Tarsono menduga, orang tua murid tidak ingin menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
"Kita akan cek ke lapangan, apa yang menjadi penyebab hal itu terjadi. Yang saya tahu memang di bloknya agak jauh, karena itu relokasi dari sebuah dusun namanya Cinta karya, kalau tidak salah," ucapnya.

Namun, jelas dia, dugaan-dugaan itu harus dibuktikan dengan terjun langsung ke lapangan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Majalengka juga akan mengedukasi masyarakat sekitar untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya di SD tersebut.
"Nah nanti apakah memang faktornya karena jauh dan sepi peminat, sehingga nanti kita akan mengedukasi ke masyarakat untuk bisa bersekolah ke SD tersebut."
"Jangan sampai kita sudah perhatikan, bangun sekolah yang bagus tapi tidak maksimal untuk dijadikan tempat belajar anak-anak, mubazir juga," jelas dia.
SDN Kertajati III di Desa/Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sepi peminat.
Di tahun ajaran baru 2022, secara keseluruhan jumlah muridnya hanya 37 orang.
Bahkan, untuk murid baru di kelas 1, pendaftar hanya berjumlah 7 orang.
Kondisi tersebut terjadi sejak sekolah yang berada di Dusun Dangdeur itu terkena dampak pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati pada tahun 2014 lalu.
Sejak saat itu, gedung sekolah mendapatkan relokasi namun kembali terkendala.
Hal itu setelah ruas jalan Tol Cipali dibangun.
Sehingga, pada tahun ajaran baru 2022 ini, SDN Kertajati III baru memiliki gedung baru.
"Iya baru tahun ini gedung ini kita tempati. Karena beberapa waktu lalu tergusur adanya bangunan tol dan Bandara jadi tahun ajaran baru ini gedung baru kita tempati," ujar salah satu guru di SDN Kertajati III Majalengka, Inayah saat diwawancarai, Selasa (26/7/2022).
Dikatakan dia, bahwa pada tahun ajaran baru ini, pihaknya hanya mendapatkan 7 murid baru.
Jumlah itu justru menurun dibanding tahun lalu saat belum memiliki gedung sekolah sendiri.
"Sebelumnya itu kelas 1 itu ada 10 orang murid baru dan tahun ini berkurang, tapi siapa yah bertambah karena sampai hari ini kita masih buka pendaftaran," ucapnya.
Menurutnya, kurangnya peminat orang tua untuk mendaftarkan anaknya di SDN Kertajati III dikarenakan belum banyak tahu sekolah tersebut kini memiliki gedung baru.
Namun ia berharap, adanya gedung sekolah yang baru dapat menarik perhatian dari orang tua untuk mendapatkan anaknya.
"Jadi di sekolah ini hanya ada 37 murid, dari kelas 1 hingga kelas 6," jelas dia.
Kepala Desa Kertajati Majalengka, Ajat Sudrajat membenarkan salah satu SD di wilayahnya sepi peminat.
Diceritakan dia, bahwa sekolah tersebut telah terdampak pembebasan lahan adanya pembangunan infrastruktur jalan tol pada tahun 2014 lalu.
Sehingga seiring berjalannya waktu, pada tahun 2022 ini, mendapatkan gedung baru kembali.
"Perjalanan kemarin, setelah penggusuran sekolah berpindah ke Dusun Dangdeur, di sana kita buat sekolah swadaya, kita bikin untuk anak-anak dari sekolah yang lama," kata Ajat.
Kata Ajat, minimnya peminat murid baru di sekolah tersebut selain memang belum diketahui banyak warga karena punya gedung baru, dikarenakan lokasinya yang dianggap jauh dari jangkauan.
Diketahui, jarak dari pemukiman atau jalan raya di Kertajati berjarak 500 meter hingga 1 kilometer.
"Nah selain itu, akses untuk ke sekolah juga masih sulit dilalui kendaraan, apalagi kalau di musim penghujan. Sehingga, ini harusnya menjadi perhatian pemerintah daerah atau dinas terkait untuk meningkatkan minat orang tua menyekolahkan anaknya di sini," ujarnya.