Peringatan Hari Kartini di SMPN 1 Majalengka Dimeriahkan Senam Badut dan Melukis Bersama
Peringatan Hari Kartini tahun 2022 disambut meriah oleh para siswa-siswi di SMPN 1 Majalengka
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Peringatan Hari Kartini tahun 2022 disambut meriah oleh para siswa-siswi di SMPN 1 Majalengka, Kamis (21/4/2022).
Mereka berkreasi dengan menampilkan perform joget atau senam badut.
Selain itu, para siswa-siswi juga melukis lewat cara memukul dan hasil lukisannya dipamerkan.
Salah seorang siswi, Yuniarti (14) mengatakan, ia cukup senang dengan apa yang digelar oleh sekolahnya dalam rangka merayakan peringatan Hari Kartini.
Baca juga: Nina Agustina Sosok Kartini Indramayu yang Ciptakan Perempuan Hebat Pantura
Baca juga: Bocah Asal Majalengka Korban Mobil Masuk Jurang Keburu Meninggal Sebelum Dirujuk ke RS Jasa Kartini
Menurutnya, sosok Hari Kartini diketahui lewat dari buku sejarah. Kartini merupakan sosok pahlawan yang selalu memperjuangkan kaum perempuan.
"Dengan kegiatan ini, kita diingatkan untuk meneladani sosok pahlawan dari kalangan perempuan," ujar Yuniarti kepada media, Kamis (21/4/2022).
Siswa lainnya, Agis menyebut, sosok Kartini bisa diikuti oleh seluruh perempuan di Indonesia.
Sebab, sosoknya bisa menginspirasi perempuan agar dapat sederajat dengan laki-laki atau emansipasi wanita.
"Ya senang dapat ikut kegiatan ini dalam rangka Hari Kartini," ucapnya.
Sementara itu, Guru Kesenian SMPN 1 Majalengka, Maya Berlin mengatakan, pihaknya bersyukur karena bisa menampilkan kreasi seni karya siswa SMPN 1 Majalengka.
"Sekaligus mengingatkan kita tentang sosok kepahlawanan Kartini di mata para siswa," jelas dia.
Maya menambahkan, dalam acara peringatan Hari Kartini ini, kegiatan yang ditampilkan, yakni pagelaran seni budaya, dengan mengusung konsep habis gelap terbitlah terang.
"Harapannya, semoga saat ini dunia pendidikan kembali normal. Belajar tatap muka bisa normal kembali," katanya.
Maya menambahkan, ekspresi dan karya-karya yang ditampilkan merupakan konsep yang tertunda selama Covid-19.
"Ekspresi itu tertunda selama pandemi Covid-19, kita menampilkan 21 penari, lima puluh lukisan siswa dan kreasi seni lainnya," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, para siswa-siswi menari sambil memakai topeng di halaman sekolah.
Sambil diiringi musik, para siswa juga sembari memukul-mukul cair dengan dua buah bambu.
Para siswa itu dibagi menjadi tiga kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari dua puluh satu orang.
Mereka menari memakai topeng dan memukul cairan cat secara serempak. (*)