News Feature

Melihat Daya Beli Kerajinan Rotan Sintesis Warga Binaan Lapas Majalengka, Diburu Para Pejabat

Warga yang mayoritas ibu-ibu dari keluarga warga binaan itu tampak memperhatikan secara detail kerajinan yang dibuat oleh tangan para warga binaan.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Produk warga binaan yang terbuat dari rotan sintetis dijajakan di depan halaman Kantor Lapas Majalengka, Selasa (19/4/2022). 

"Harganya bervariasi mulai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, bergantung jenis barangnya dan ukuran," ucapnya.

Selain pesanan dari pejabat, ada juga dari perkantoran dan perseorangan yang ingin membeli produk manufaktur warga binaan.

Kata Suparman, pihaknya juga sering melakukan pemasaran produksi warga binaan itu dengan menjajakannya di halaman Kantor Lapas Majalengka.

"Pada kesempatan ini, dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-58, kami melakukan giat One Day, One Day Prison's Product, di mana bertujuan untuk memperkenalkan serta memasarkan produk hasil karya warga binaan," jelas dia.

Masih kata Suparman, kerajinan rotan sintetis ini dilakukan oleh dua warga binaan.

Keduanya dianggap memiliki ahli mengolah limbah rotan menjadi sebuah karya Senin bernilai ekonomis.

Tak hanya dua warga binaan, penghuni tahanan lapas lainnya juga bereksperimen dengan membuat kerajinan anyaman rotan menjadi kursi atau meja.

"Di kami banyak yang memiliki keahlian usaha, kalau kerajinan rotan sintetis ini dilakukan oleh 2 warga binaan, tapi di kami ada 29 warga binaan lainnya menganyam rotan sintetis menjadi kursi atau meja," katanya.

Dari hasil penjualan pada hari ini, Suparman menyebut sudah mendapatkan keuntungan sekitar Rp 1 juta rupiah.

Keuntungan itu langsung dirasakan oleh warga binaan itu sendiri, di mana setiap barang yang terjual mendapatkan keuntungan bersih sekitar Rp 20 ribu.

"Alhamdulillah, pada hari pertama kami jajakan kepada masyarakat di halaman kantor, sudah terjual 10 barang. Keuntungan sekitar Rp 1 juta. Keuntungan itu kita potong untuk modal dan warga binaan dapat Rp 20 ribu bersih," ujar Suparman.

Dengan kegiatan seperti ini, Suparman berharap warga binaan saat keluar dari lapas akan memiliki penghasilan sendiri.

Bahkan, tak menutup kemungkinan mereka pun akan mampu membuka lapangan kerja bagi warga lainnya di sekitar tempat tinggalnya nanti.

"Kami berharap dengan penyaluran bakat dan keterampilan mereka selama di dalam Lapas, akan memberikan penghasilan saat mereka menyelesaikan masa tahanan," katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved