Bupati Kuningan Buka Suara Soal Puluhan Kerbau Warga Mati Mendadak Secara Misterius, Ini Katanya

Adanya warga atau peternak yang bertahan dan mengawasi kerbau hingga melakukan kemping, kata Bupati Kuningan mengaku bahwa itu akan diberikan bantuan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mumu Mujahidin
Dok Polres Tapteng/Tribun-Medan.com
ILUSTRASI: 19 ekor ternak kerbau mati tersambar petir di Dusun II, Desa Urutan, Kecamatan Andam Dewi, Tapanuli Tengah, Senin (19/8/2019) dan menjadi tontonan warga. Selain kerbau, seorang warga juga tewas karena petir di saat yang sama. 

Di tempat yang sama, Demo (52), \penggembala kerbau  sekaligus warga setempat, mengatakan, sebenarnya jumlah kematian kerbau itu lebih dari seratusan.

Namun yang tercatat dan terlaporkan itu hanya 24 ekor hingga sekarang. 

"Iya, jumlah kerbau mati itu ada ratusan pak, bangkainya saja banyak dan lokasinya di  kedalamam hutan sangat bau. Terus dengan jumlah kematian kerbau 24 ekor itu peternak yang lapor saja," katanya.

Selain itu, kata Demo, hingga sekarang itu warga dan para peternak masih bertahan di dalam hutan untuk melakukan pengawasan langsung.

"Sudah lebih 10 hari kami kemping mengawasi kerbau. Jumlah kerbau saya yang mati itu ada empat dengan postur badan gede," katanya.

Menyinggung soal kematian kerbau di daerah Cirebon, kata Demo mengklaim bahwa itu terjadi di sejumlah daerah.

"Untuk kerbau mati itu terjadi di blok ciuyah, sumur kondang dan daerah ambit. Ketiga daerah itu kondisi kerbau terancam," ujarnya.

Labfor Turun Gunung

Kematian kerbau masal di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan mendapat perhatian langsung dari Petugas Kesehatan Hewan dari kementerian.

Hal itu menyusul dengan sejumlah petugas yang tergabung dalam Tim Laboratorium Kesehatan Hewan Kementerian Peternak melakukan pemeriksaan langsung terhadap sejumlah kerbau warga.

Demikian hal itu dikatakan Dokter Hewan Rofiq yang juga Petugas Dinas Peternakan Kuningan saat ditemui di habitat kerbau warga, Senin (31/1/2022).

Warga merawat kerbau yang selamat dari kematian mendadak. Hingga Jumat (28/1/2022), jumlah kerbau milik warga di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, yang mati bertambah hingga total terbilang sebanyak 23 ekor.
Warga merawat kerbau yang selamat dari kematian mendadak. Hingga Jumat (28/1/2022), jumlah kerbau milik warga di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kuningan, Jawa Barat, yang mati bertambah hingga total terbilang sebanyak 23 ekor. (TribunCirebon.com/Ahmad Ripai)

Rofiq menyebut keterlibatan petugas kementrian kesehatan hewan ini untuk memastikan penyebab kematian kerbau hingga berjumlah lebih dari satu ekor.

"Iya, kemarin kita juga ambil sampel. Namun masih kurang dan kali ini, pengambilan sampel pada kerbau dengan melibatkan petugas dari tim labfor Kementerian," kata Rofiq.

Untuk pengambilan sampel ini dilakukan dari serum atau darah kerbau itu sendiri, juga melakukan swab alias pengambilan lendir yang berada dalam hidung kerbau tersebut.

"Iya, dari sekian banyak kerbau warga yang masih hidup. Kita ambil tiga botol darah kerbau dengan ukuran mini dan juga melakukan swab test. Swab test ini, prakteknya sama ketika kita ingin mengetahui apakah positif covid atau tidak," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved