Atalia Kamil Buka Suara Soal Kasus Lingkaran Setan dalam Kegiatan Pramuka di SMAN 1 Ciamis

Atalia Praratya mengatakan peristiwa pemukulan anggota pramuka di Gugus Depan Pangkalan/Basis SMAN 1 Ciamis bukanlah kegiatan resmi Pramuka.

Editor: Mumu Mujahidin
Foto ISTIMEWA
Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat, Atalia Praratya, saat saat berpose di jembatan gantung di Desa Kalirahayu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Kamis (11/11/2021). 

Ia menyatakan sangat penting untuk memperbaiki pola pembinaan Pramuka di Jabar. Selanjutnya ia memberikan arahan agar SMAN 1 Ciamis memberikan komitmen penuh untuk sekolah ramah anak. 

"Jadi artinya bahwa kegiatan-kegiatan ini bisa saja terjadi tidak hanya di kegiatan kepramukaan, karena organisasi kesiswaan banyak sekali. Dari mulai PMR, Paskibra, Pecinta Alam, dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: Mamay Kaget Anaknya Pulang Dengan Muka Bonyok, Alami Kekerasan di Kegiatan Latihan Pasukan Tongkat

Ia mengatakan sekolah harus melakukan perlindungan secara utuh melalui komitmen sekolah ramah anak. Hal ini dilakukan dalam berbagai jenjang dan bidang organisasi.

Ia mengatakan Kwarda Jabar tengah fokus untuk langsung membantu korban dari peristiwa ini.

Pihaknya pun fokus pada pembenahan karena khawatirnya kegiatan tidak saja terjadi di SMAN 1 Ciamis, namun bisa juga terjadi di sekolah-sekolah lain.

Ia mengatakan telah menghubungi langsung orang tua korban dan orang tua korban sangat mengerti mengenai kegiatan tersebut. Awalnya, ia berpikir orang tua korban akan sangat marah dengan hal yang menimpa anaknya.

"Beliau memahami. Saya pikir tadinya pasti marah, tapi ibunya tidak. Beliau berterima kasih banyak dapat perhatian dari semuanya, dari mulai ada Ketua PKK Kabupaten Ciamis, Ketua DPRD Ciamis, semua turun tangan khususnya untuk pengobatan dan lain-lain," katanya.

Berdasarkan informasi yang didapatnya, kejadian ini menodai Latihan Pasukan Tongkat (Paskat) Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis.

Pada 6 Januari 2022, katanya, Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis melaksanaakan kegiatan penerimaan anggota. Kegiatan tersebut mendapat izin dari pihak sekolah. Bahkan kegiatan dihadiri pembina pramuka dan diikuti 70 anggota pramuka.

Kemudian pada 8 Januari, dari 70 anggota pramuka, sebanyak 18 sampai 21 orang di antaranya masuk Pasukan Tongkat.

Mereka inilah yang mendapat pemantapan dari seniornya. Namun kegiatan ini tidak mendapat izin dari pihak sekolah. 

"Kegiatan ini tidak dihadiri pembina pramukanya. Kegiatan ini dilakukan untuk siswa Kelas XI. Nah ada indikasi di kegiatan ini ada kegiatan untuk melakukan aksi saling tampar yang kemungkinan ada suruhan dari seniornya," katanya.

Baca juga: Guru Perempuan Jadi Tersangka Kasus Susur Sungai yang Menewaskan 11 Siswa MTs Harapan Baru Ciamis

Salah satu dari mereka yang mendapat tamparan ini mengalami luka cukup berat di pipi, gusi, rahang, dan bahu. Ia bahkan mengalami demam.

Atalia pun menyatakan sangat prihatin dengan kejadian seperti ini yang entah masih saja terjadi. Ia mengatakan kegiatan berdampak ini adalah kegiatan di luar kegiatan resmi kepramukaan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved