Kasus Subang

KABAR Terbaru Kasus Subang, Rilis Sketsa Wajah Jadi Bola Liar, Orang Tak Salah Bisa Dimirip-miripkan

Kabar terbaru kasus Subang, nama yang sering disebut untuk kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, secara umum masih . . .

Editor: dedy herdiana
TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman
Polda Jabar mengeluarkan sketsa pembunuh ibu dan anak di Subang setelah 4 bulan lebih kejadian, Rabu (29/12/2021). 

Demikian, menurut Adrianus, karena TKP kurang steril, forensik kerap menemukan jejak yang tidak seharusnya ada di TKP.

Dari sana ada hal-hal yang perlu diperhatikan justru menjadi tidak diperhatikan.

Ia pun mencontohkan yang menjadi bukti TKP kurang steril, seperti rokok yang tertinggal.

Oleh karena itu, menurutnya, jikalau ada rokok yang berasal dari petugas, menurutnya, penyidik pun disibukkan dengan hal yang tak diperhatikan tersebut.

“Ketemu yang baru, ketemu yang baru tapi belum tentu alat bukti ya?” tanya Aiman.

Hal tersebut pun disetujui kriminolog UI tersebut.

Baca juga: Perbandingan Danu dengan Sosok Pelaku Rajapati Kasus Subang dalam Sketsa, 4 Hal ini Terbantahkan?

Kemudian Adrianus menyinggung, seandainya kepolisian melakukan penyelidikan belum menguatkan alat bukti, maka ada kemungkinan dibantah.

Hal ini yang menurutnya dikhawatirkan mengurangi rasa kepercayaan masyarakat kepada kepolisian.

Kejanggalan Kasus Subang

Aiman kembali mengingat dalam kasus Subang tersebut terdapat tiga kejanggalan.

Pertama, tidak ada tanda masuk secara paksa ke dalam rumah.

Dari kejanggalan tersebut diduga pelaku dapat masuk ke rumah karena punya akses atau memegang kunci.

Namun kemudian, dari mana pelaku mendapatan kunci rumah korban.

Kedua, polisi menemukan dua jejak kaki yang berbeda di lokasi TKP.

Saat itu belum bisa dipastikan apakah dua jejak kaki tersebut jejak pelaku atau bukan.

Ketiga, kejanggalan tidak ada barang yang hilang, kecuali telepon genggam milik Amalia Mustika Ratu.

Dari kejanggalan tersebut diduga motif perampasan nyawa bukan karena perampokan.

Oleh karena kepolisian mencari motif yang harus diselidiki dari perampasan nyawa terhadap Tuti dan Amalia tersebut.

Menanggapi kejanggalan dalam kasus Subang tersebut, Adrianus menggambarkan analisisnya.

Menurutnya, sejauh ini mestinya sudah ada gambaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada detik-detik terjadinya perampasan nyawa.

“Itu bisa menjelaskan bagaimana terjadi kejanggalan seperti itu,” ujarnya.

Adrianus menganalisis perbedaan antara pembunuhan dadakan dengan pembunuhan yang sudah direncanakan.

Menurutnya pembunuhan dadakan biasanya akan ada pelaku yang dianggap aneh, seperti reaksi pada sang korban.

Demikian ia melihat, polisi dalam hal ini pun belum bisa memastikan situasi perampasan nyawa di Subang tersebut, apakah direncanakan atau tidak.

Karena penjelasan kejadian tersebut tidak pernah dinyatakan polisi, maka menurut Adrianus timbul reaksi dari publik.

Hal tersebut lantas menurutnya menimbulkan opini bahwa ada keanehan atau kejanggalan.

“Padahal sebetulnya, hal-hal yang aneh itu tidak aneh jika kita tahu apa situasinya,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved