Begini Kata Saksi Mata Soal Rekonstruksi Kecelakaan di Nagreg Yang Tewaskan Sejoli Handi & Salsabila
Rekonstruksi tabrak lari sadis di Nagreg tadi pagi, selain menghadirkan tiga tersangka oknum TNI, juga menghadirkan saksi yang bantu evakuasi korban.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Rekonstruksi tabrak lari sadis di Nagreg tadi pagi, selain menghadirkan tiga tersangka oknum TNI, juga menghadirkan saksi mata yang sempat bantu evakuasi korban.
Mengenai adegan-adegan yang diperagakan saat rekonstruksi kecelakaan di Nagreg tersebut, saksi mata yang dihadirkan tersebut mengakui bahwa semua adegan sesuai dengan saat kejadian.
Hal tersebut diungkapkan oleh saksi, Saefudin Juhri, tak jauh dari tempat kejadian perkara di Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2022) setelah rekontruksi.
"Adegan tadi itu benar, sesuai saat kejadian," ujar Saefudin, setelah mengikuti rekonstruksi.
Baca juga: 7 FAKTA Baru dari Reka Ulang Tabrak Lari Sadis di Nagreg, Cacian Warga hingga Aksi Kolonel P di TKP
Selain menghadirkan langsung ketiga tersangka, mobil minibus hitam yang digunakan juga merupakan mobil yang digunakan saat menabrak, dengan nomor polisi B 300 Q.
Saefudin mengaku, dalam rekonstruksi tersebut, ia andil dalam 4 adegan, dari total 5 adegan dalam rekontruksi.
"Saya saat itu ikut membantu mulai menggotong korban dibawa ke pinggir, hingga dimasukkan ke mobil ada 4 adegan," kata Saefudin.
Saefudin merupakan, saksi satu-satunya yang dihadirkan dalam rekontruksi dan ikut dalam adegan rekontruksi.
Pada saat kejadian, Saefudin mengaku, ia mendengar suara benturan cukup keras.
"Saat itu saya sedang memuat pasir lagi kerja, Lalu saya ke luar, melihat korban tergeletak," kata Saefudin.
Baca juga: Reaksi Ayah Salsabila Lihat Rekontruksi Tabrak Lari di Nagreg, Sebut Aksi Pelaku Seperti Setan
Setelah kejadian saat korban tergeletak, kata Saefudin, banyak orang yang melihat dari jauh tapi tak menghampiri.
"Korban yang satu di kolong yang satu dipinggir jalan.
Menurut Saefudin, lalu ia dan tersangka mengevakuasi korban ke jalan yang menuju makam.
"Ada 5 menit, setelah itu yang bawa mobil mondar- mandir, katanya udahlah bawa saja ke rumah sakit," katanya.
Bahkan menurut Saefudin, tersangka sempat menanyakan apakah ada ambulan di sini.
"Kan saya tak tahu, saya jawab gak ada di sini, gak ada ambulan," tuturnya.
Saat kejadian, kata Saeful, korban tak langsung dibawa, sempat menunggu kejadiannya mungkin ada sekitar 10 menit.
"Pas diambil, dia bilang mau ke rumah sakit. Tolong lah bantuin, mau diambil ke rumah sakit aja. Masyarakat tak ada yang hampiri, ya sudah saya naikin," kata dia.
Saeful mengaku, dirinya hanya kerja di daerah tersebut, sehingga tak mengenal korban.
"Setelah mobil pergi, baru banyak yang datang dan ngomong korban itu siapa," ucapnya.
Saefudin tak menyangka, tersangka bukan membawanya ke rumah sakit melainkan membuang korban di Sungai Serayu, Jawa Tengah.
Seperti yang telah diberitakan, dua korban tabrak lari, Salsabila (14) dan Handi Saputra (17) ditemukan di Sungai Serayu, Jawa Tengah di tempat yang berbeda sudah tak bernyawa.