Pria Majalengka Terjerat Utang dari 4 Pinjol, Diteror Setiap Hari, Berawal Lihat Iklan di Youtube

Pria yang sehari-hari pernah bekerja sebagai karyawan swasta ini terjerat pinjaman online (pinjol) selama setahun terakhir ini.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mutiara Suci Erlanti
tribunnews.com
Ilustrasi uang 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA- Kejadian miris menimpa seorang warga asal Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, berinisial C (25).

Pria yang sehari-hari pernah bekerja sebagai karyawan swasta ini terjerat pinjaman online (pinjol) selama setahun terakhir ini.

Kepada Tribun, C mengaku sebagai salah satu korban pinjol. Mirisnya, ia tak hanya berurusan dengan satu penyedia pinjol.

Dari penuturannya, ia terjerat utang dari empat platform pinjol. C menceritakan bagaimana ia bisa terjerat dengan pinjol tersebut.

Waktu itu, dia sedang bekerja sebagai karyawan swasta yang sehari-harinya bertugas di lapangan.

Melihat tak ada tunjangan operasional, C berinisiatif meminjam di salah satu platform pinjol untuk menambah biaya transportasi.

"Awal tahu pinjol itu karena dari iklan yang ada di YouTube, tiba-tiba lagi ada sesuatu yang mendesak, jadi mulai unduh salah satu aplikasi pinjol itu," ujar C kepada Tribun, Jumat (15/10/2021).

C pun akhirnya meminjam sejumlah uang ke salah satu platform pinjol tersebut.

Hingga berjalan beberapa bulan, C mengaku tak memiliki permasalahan terkait pelunasan pembayaran cicilan di pinjol.

Hingga pada awal tahun 2021, ia keluar dari pekerjaannya.

Di sisi lain tak memiliki penghasilan, namun ia harus tetap bisa melunasi tunggakan pinjol yang makin hari makin membengkak.

"Saya melakukan pinjaman relatif diangka yang stabil, mulai dari 450 -600 ribuan pas di awal-awal itupun minjem di salah satu platform. Untuk bunga pada tiap platform berbeda, salah satu platform ada yang paling tinggi bunganya. Dari keterangan tertulis pinjaman Rp 1,5 juta tapi yang diterima hanya Rp 1,3 juta, itu pun harus bayar sekitar 1,8 juta," ucapnya.

Bunga yang terus membengkak, sambung C, membuat ia semakin keteteran dalam melunasi tunggakan pinjol yang diikutinya.

Hingga akhirnya, para platform pinjol tersebut melancarkan aksinya dengan cara meneror para kreditur yang tak bisa membayar.

C pun akhirnya mendapatkan teror terus menerus yang berujung pengancaman dan perkataan yang tidak pantas dari si penagih.

Lebih jauh C mengaku, teror demi teror terus ia rasakan setiap harinya.

Bahkan, dalam waktu sehari ada lima kali panggilan tak terjawab yang masuk ke handphonenya.

Selain itu, pesan singkat WhatsApp bernada ancaman pun pernah didapatkan C.

"Pernah tuh saya sampai dikatakan kasar sama penagihnya. Kata saya ini mah sudah keterlaluan," jelas dia.

Kendati demikian, C hingga saat ini belum ingin lapor polisi atas apa yang telah dialaminya.

Meski, teror kasar pun masih dialaminya dan dana yang telah dipinjamnya belum bisa dilunasinya akibat tak memiliki penghasilan tetap.

"Sampai saya sekarang jualan minuman untuk bisa bayar cicilan ke pinjol tersebut. Sampai sekarang terhitung sudah 2 platform yang lunas, sisa 2 lagi. Jumlahnya masih lumayan, sekitar Rp 4,5 juta lagi totalnya," katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved