Emak-emak di Majalengka Ini Ajarkan Cara Buat Tikar dari Bungkus Kopi, Bantu Kurangi Limbah Plastik
Ibu-ibu di Majalengka Bungkus kopi bisa dikreasikan menjadi berbagai hal, seperti dompet, tas maupun tikar.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Belakangan ini informasi mengenai limbah plastik makin mengkhawatirkan.
Pasalnya, limbah plastik bukan hanya mengotori area daratan, melainkan di lautan.
Namun, tak semua yang berbahan plastik harus berakhir menjadi limbah.
Ada pula yang memanfaatkan plastik sebagai bahan kerajinan dan meningkatkan kreativitas.
Salah satu yang sering digunakan ialah bungkus kopi.
Meski, limbah plastik dari bungkus sabun maupun minuman suplemen juga kerap digunakan.
Bungkus kopi bisa dikreasikan menjadi berbagai hal, seperti dompet, tas maupun tikar.
Cara membuat tikar dari bungkus kopi ini menjadi termasuk ramah lingkungan.
Sebab, bisa membantu untuk mengurangi sampah plastik.

Selain itu, tentu saja hasil dari kerajinan ini bisa digunakan dan juga ramah lingkungan.
Untuk cara membuat tas dari bungkus kopi ini pun membutuhkan tingkat kreativitas serta keahlian.
Tapi, bila belum bisa dan mengetahui cara membuat tas dari bungkus kopi, bisa berlatih secara mandiri ataupun dengan bantuan orang lain.
Karena sampah plastik sendiri termasuk dalam jenis sampah yang susah terurai, maka mendaur ulang dengan cara membuat tikar dari bungkus plastik ini patut untuk dicoba.
Bahkan tikar daur ulang ini bisa digunakan untuk alas duduk dan lain sebagainya.
Baca juga: Ini Ternyata Tujuan Guru di Majalengka Membuat Kerajinan Wayang Corona
Ingin mencoba dan mengetahui cara membuat tikar dari bungkus kopi?
Tribun telah mewawancarai salah satu ibu-ibu yang berada di Blok Jatiserang di Desa Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
Ialah Yanti (48), yang mana bersama ibu-ibu berjumlah kurang lebih 30 orang di kampungnya sudah beberapa tahun terakhir telah memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
Yanti menjelaskan, dari berbagai kerajinan tangan yang dibuatnya, tikar menjadi pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih lama.
Pasalnya, bahan yang digunakan juga lebih banyak dan ukurannya lebih besar.
Setelah menyiapkan bahan dan alat yang digunakan, seperti bungkus kopi, gunting dan penggaris, pengerjaan membuat tikar dari limbah plastik bisa dilakukan.
"Ambil bungkus kopi instan sachet kemudian gunting bagian atas dan juga bawahnya. Kalau kotor, bisa dilakukan bersihkan dulu bungkus kopinya," ujar Yanti kepada Tribun, Rabu (22/9/2021).
Selanjutnya, jelas dia, gunting bungkus kopi tersebut menjadi dua bagian sama rata.
Sehingga, dalam satu bungkus menjadi 2 buah potongan.
Kemudian, lipat bungkus kopi tersebut dengan melipat sebesar 1 cm ke bagian dalam pada ujung atas dan bawahnya.
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Seniman di Kuningan Kembangkan Usaha Ekonomi Kreatif Bikin Kerajinan
Sehingga, lebar lipatan menjadi 2 cm dan kemudian bisa langsung anyam menjadi berbentuk persegi panjang.
"Memang butuh keahlian khusus, karena kami juga lihat dulu di youtube. Jadi plastik yang sudah dilipat saling diikat satu sama lain hingga berbentuk persegi panjang sesuai ukuran kita," ucapnya.
Jika sudah berbentuk persegi panjang menyerupai tikar, langkah selanjutnya hanya perlu merapikannya.
Sehingga, anyaman tersebut tidak mudah terlepas.
"Selain tikar, kami juga bisa membuat dompet, tas, bando, keranjang maupun lainnya. Sementara, kami konsumsi sendiri, tapi ke depannya kerajinan ini bisa dipasarkan ke daerah lainnya," jelas dia.