Emak-emak di Majalengka Ini Ajarkan Cara Buat Tikar dari Bungkus Kopi, Bantu Kurangi Limbah Plastik
Ibu-ibu di Majalengka Bungkus kopi bisa dikreasikan menjadi berbagai hal, seperti dompet, tas maupun tikar.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mumu Mujahidin
Ingin mencoba dan mengetahui cara membuat tikar dari bungkus kopi?
Tribun telah mewawancarai salah satu ibu-ibu yang berada di Blok Jatiserang di Desa Jatiserang, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.
Ialah Yanti (48), yang mana bersama ibu-ibu berjumlah kurang lebih 30 orang di kampungnya sudah beberapa tahun terakhir telah memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.
Yanti menjelaskan, dari berbagai kerajinan tangan yang dibuatnya, tikar menjadi pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih lama.
Pasalnya, bahan yang digunakan juga lebih banyak dan ukurannya lebih besar.
Setelah menyiapkan bahan dan alat yang digunakan, seperti bungkus kopi, gunting dan penggaris, pengerjaan membuat tikar dari limbah plastik bisa dilakukan.
"Ambil bungkus kopi instan sachet kemudian gunting bagian atas dan juga bawahnya. Kalau kotor, bisa dilakukan bersihkan dulu bungkus kopinya," ujar Yanti kepada Tribun, Rabu (22/9/2021).
Selanjutnya, jelas dia, gunting bungkus kopi tersebut menjadi dua bagian sama rata.
Sehingga, dalam satu bungkus menjadi 2 buah potongan.
Kemudian, lipat bungkus kopi tersebut dengan melipat sebesar 1 cm ke bagian dalam pada ujung atas dan bawahnya.
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Seniman di Kuningan Kembangkan Usaha Ekonomi Kreatif Bikin Kerajinan
Sehingga, lebar lipatan menjadi 2 cm dan kemudian bisa langsung anyam menjadi berbentuk persegi panjang.
"Memang butuh keahlian khusus, karena kami juga lihat dulu di youtube. Jadi plastik yang sudah dilipat saling diikat satu sama lain hingga berbentuk persegi panjang sesuai ukuran kita," ucapnya.
Jika sudah berbentuk persegi panjang menyerupai tikar, langkah selanjutnya hanya perlu merapikannya.
Sehingga, anyaman tersebut tidak mudah terlepas.
"Selain tikar, kami juga bisa membuat dompet, tas, bando, keranjang maupun lainnya. Sementara, kami konsumsi sendiri, tapi ke depannya kerajinan ini bisa dipasarkan ke daerah lainnya," jelas dia.