Gara-gara Main Game Online? Remaja 18 Tahun Meninggal Dunia di Kamar dengan HP di Sampingnya

Seorang remaja usia 18 tahun ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya.Saat ditemukan, di samping tubuhnya tergeletak sebuah HP

Editor: dedy herdiana
Tribunnews
Ilustrasi - Gara-gara Main Game Online? Remaja 18 Tahun Meninggal Dunia di Kamar dengan HP di Sampingnya 

TRIBUNCIREBON.COM - Tragis, sebuah peristiwa menyedihkan terjadi di Thailand.

Seorang remaja usia 18 tahun ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya.

Saat ditemukan, di samping tubuhnya tergeletak sebuah telepon genggam atau handphone alias HP.

Dugaan sementara, remaja ini meninggal akibat serangan jantung saat main game online.

Baca juga: Sudah 2 Minggu Kasus Kematian Tuti & Amalia Belum Terungkap Pelakunya, Sepupu Ngaku Mimpikan Amalia

Serangan jantung ini menimpa remaja tersebut karena sering begadang untuk main game online dari handphonenya tersebut.

Kebiasaan sang anak suka main game online ini juga dibenarkan oleh ibunya.

Dikutip dari Suryamalang, seorang remaja 18 tahun di Thailand ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya dengan ponsel di samping tubuhya.

Remaja bernama Dej Nam itu diduga meninggal karena serangan jantung lantaran terlalu sering begadang untuk bermain game.

Menurut ibunya, Dej Nam memang memiliki kebiasaan begadang untuk bermain game di HP dan komputer.

Perempuan 42 tahun tersebut mengaku sama sekali tak mengkhawatirkan kebiasaan anaknya itu.

Dia mengatakan, Kamis (26/8/2021) tengah malam, Ging yang tidur di kamar sebelah kamar putranya, sempat mendengar suara anaknya mandi sebelum kemudian masuk ke kamar dan menutup pintu dari dalam.

Baca juga: KISAH Warti TKW Asal Indramayu Idap Tumor Tapi Harus Tetap Kerja di Malaysia, Begini Nasibnya Kini

Sabtu (21/8/2021) siang, perempuan itu menjadi khawatir karena kamar anaknya terkunci. Anaknya itu juga tak kunjung menjawab panggilannya.

Perempuan bernama Ging itu semula mengira anaknya tak ada jadwal di sekolah, sehingga dibiarkannya anaknya itu tidur.

"Sekitar jam 2 siang, saya pergi ke kamarnya lagi, tetapi sunyi masih tidak dijawab," ujar Ging.

Karena khawatir, perempuan itu langsung meminta tolong tetangganya untuk membukakan pintu kamar. Saat pintu kamar sudah terbuka, dia melihat anaknya sudah meninggal bertelanjang dada, sementara ponsel untuk bermain game tergeletak di sampingnya.

Polisi yang menyelidiki peristiwa ini menduga remaja tersebut meninggal karena gagal jantung lantaran kurang tidur.

"Selain itu, dia harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah tiap hari. Tubuhnya tidak cukup istirahat, menyebabkan kematian mendadak ini," kata polisi.

Baca juga: Yosef Down karena Merasa Dipojokkan, Banyak Orang Menuduh Dia Pelaku yang Menghabisi Tuti dan Amalia

Kejadian Serupa Terjadi di Indonesia

Bocah 12 tahun di Banyumas meninggal dunia diduga akibat kecanduan gadget dan bermain game online.

"Saya sempat menjenguk di rumahnya. Kalau keterangan dari ibunya, siang malam putrinya itu memang tidak lepas dari handphone. Gitu saja keterangannya," ujar S, Kepala Desa tempat anak itu berasal yang tidak ingin disebutkan nama desanya, kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (26/5/2021).

Ia membenarkan jika memang ada anak di desanya yang meninggal setelah sebelumnya dirawat di RSUD Banyumas.

Ilustrasi game online Pubg.
Ilustrasi game online Pubg. ((KOMPAS.com/ RAJA UMAR))

Berdasarkan keterangan keluarganya, anak itu sempat dirawat 3 hari di RSUD Banyumas.

Kronologi bermula pada beberapa hari sebelum lebaran anak itu merasakan tidak enak badan.

Selanjutnya oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit.

Pihak rumah sakit menyampaikan jika anak itu terkena gangguan syaraf.

"Apakah itu karena terlalu sering bermain game online apa bukan, tidak tahu persis," imbuhnya.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD Banyumas, dr Rudi Kristiyanto, membenarkan pihaknya sempat merawat anak tersebut.

Anak itu sempat menjalani perawatan pada 16-17 Mei 2021.

"Dari hasil pemeriksaan, didiagnosis mengalami gangguan mental organik (GMO) dan encephalitis," ucap dr Rudi.

Hal itu berdasarkan rapat bersama antara dokter spesialis jiwa dengan dokter spesialis anak.

Pasien itu diprogram jalani CT scan, karena ada gangguan mental organik dan encephalitis.

Namun, pihak keluarga pasien tidak bersedia menjalani CT scan dan minta dibawa pulang.

Baca juga: Sudah 14 Anak di Jabar yang Alami Gangguan Kejiwaan Karena Kecanduan Hape, Data Januari dan Februari

"Meninggalnya di rumah, karena pihak keluarga menolak tindakan untuk penegakan diagnosis," katanya.

Rudi menjelaskan, terlepas dari apa yang terjadi pada pasien anak tersebut, gangguan yang muncul akibat aktivitas berlebih dengan game di gadget memang ada dalam dunia medis.

Gangguan game didefinisikan dalam revisi ke-11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11), yakni sebagai pola perilaku bermain game yang ditandai dengan gangguan kontrol atas game.

Gangguan tersebut menimbulkan konsekuensi negatif pada pola perilaku.

Kemudian kerusakan signifikan dalam bidang fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau penting lainnya dan biasanya akan terbukti setidaknya selama 12 bulan.

"Sementara untuk si pasien anak ini, diagnosisnya adalah gangguan mental organik dan encephalitis. Di istilah medis, gangguan mental organik itu gangguan mental yang disebabkan kelainan organik, organiknya encephalitis itu. Encephalitis itu gangguan pada otak," jelas rudi.

Dimasukkannya gangguan akibat game di ICD-11, mengikuti perkembangan program pengobatan untuk orang dengan kondisi kesehatan yang identik dengan ciri gangguan permainan di seluruh dunia. 

Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Remaja 18 Tahun Main Game Sampai Meninggal di Kamar Dengan HP di Sampingnya, dan tayang TribunJateng.com dengan judul Bocah 12 Tahun di Banyumas Meninggal Diduga Akibat Kecanduan Bermain Game Online, Ini Kata Pihak RS.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved