Virus Corona
Ibu Hamil Boleh Suntik Vaksin Covid-19, Ini 6 Hal Penting yang harus Diketahui Sebelum Vaksinasi
Ibu hamil bisa vaksin Covid-19, ada baiknya mengetahui beberapa fakta terkait vaksin Covid-19 untuk ibu hamil.
TRIBUNCIREBON.COM - Kabar baik, ibu hamil bisa disuntik vaksin Covid-19
Perhimpunan Obestetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah memberikan rekomendasi bahwa pemberian vaksin Covid-19 aman diberikan pada ibu hamil.
Namun, mungkin masih ada saja di antara ibu hamil ataupun keluarganya yang meragukan vaksinasi Covid-19 ini.
Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk tidak mendapatkan vaksinasi Covid-19, ada baiknya mengetahui beberapa fakta terkait vaksin Covid-19 untuk ibu hamil.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Bawang Putih? Bumbu Dapur Ini Memang Bisa Atasi Hipertensi, Ini Kata Dokter
Di antaranya sebagai berikut.
1. Efikasi vaksin
Seluruh vaksin Covid-19 yang beredar saat ini, baik yang versifat inactivated, mRNA, virus vector seperti Sinovac, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, dan Johnson & Johsnson, aman dan dapat digunakan oleh ibu hamil.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya Hospital Bhakti Wara, dr Idries Tirtahusada SpOG mengatakan, efektivitas vaksin, baik terhadap ibu hamil maupun yang tidak hamil, tentu tergantung dengan jenis vaksin yang diberikan.
"Sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, efektivitas vaksin semuanya rata-rata berada di atas 65 persen," jelas Idries.
2. Antibodi vaksin bertahan 6 bulan
Sebagai informasi, pemberian jarak interval vaksin ibu hamil dan masayrakat pada umumnya tidak ada perbedaan.
Dosis pertama dan kedua dilakukan sesuai dengan interval atau jarak pemberian masing-masing vaksin yaknsi sekitar 14 atau 28 hari, bahkan lebih.
"Misalkan, (vaksin) Sinovac kita berikan dalam jangka waktu 28 hari, sedangkan AstraZeneca diberikan dalam jangka waktu 2 hingga 3 bulan," ujarnya.
Selanjutnya setelah dosis vaksin kedua diberikan, berdasarkan hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan, antibodi pasca vaksinasi Covid-19 akan bertahan selama kurang lebih 6 bulan.
Setelah itu, tubuh akan tetap memiliki memori kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.