Virus Corona Mewabah

Pemprov Jabar Dirikan Posko Oksigen di Tiap Kota Kabupaten, Ada Penambahan Ratusan Tabung Oksigen  

Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggandeng BUMN, BUMD, dan lembaga lainnya, untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan tabung oksigen

Editor: dedy herdiana
TribunJabar.id/Irvan Maulana
Ilustrasi: Pekerja toko alat medis sedang mengisi ulang tabung oksigen di Toko Alat Medis Jalan Brigjen Katamso Kabupaten Subang, Rabu (30/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggandeng BUMN, BUMD, dan lembaga lainnya, untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan tabung oksigen di fasilitas layanan kesehatan di Jawa Barat.

Sejak beberapa hari lalu, ketersediaan oksigen untuk perawatan pasien Covid-19 mengalami penurunan di sejumlah rumah sakit.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan pada Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso, mengatakan langkah awalnya adalah pengadaan tabung gas baru untuk medis sebanyak 300 tabung oksigen volume 6 meter kubik dan 100 tabung baru kapasitas 1 meter kubik. 

Baca juga: Kakak dan Adik di Tasik Meninggal Saat Isolasi Mandiri Covid-19, Wagub Uu Ruzhanul Ulum Sangat Sedih

"Pemprov Jabar akan menggunakan dana Baznas yang pengadaannya akan difasilitasi BUMD PT Jasa Sarana. Ini akan disingkronkan dengan penyiapan buffer stok tabung gas oksigen," katanya melalui ponsel, Senin (5/7/2021).

Pemprov juga menaruh perhatian serius pada penyiapan kebutuhan oksigen untuk masyarakat terutama yang tengah menjalani isolasi mandiri. 

"Ini sedang dibahas lebih teknis karena untuk masyarakat yang isoman dan jauh dari fasyankes butuh fasilitasi tabung oksigen kecil," katanya.

Taufiq memastikan langkah kerja sama penting dengan BUMN PT Krakatau Steel lewat PT Krakatau Natural Resources. Kerja sama yang tengah dilakukan BUMD PT Migas Hulu Jabar ini memastikan Jawa Barat mendapat kuota pengisian oksigen sebanyak 150 tabung volume 6 meter kubik per hari.

"Kami juga melakukan penjajakan dengan BUMN lain termasuk Pusri dan Pertamina, kerja sama ini sudah dimulai dengan PT Krakatau Natural Resources," katanya.

Baca juga: PANDUAN Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 di Rumah, Ahli: Kumur Air Garam, Minum Air Putih, Makan Buah

Pemprov Jabar juga menurutnya sudah menghitung kebutuhan oksigen medis hingga akhir Juli 2021.

Pihaknya menargetkan upaya yang sudah disusun ini bisa memenuhi 10 persen kekurangan yang mencapai 9.000 tabung baru. 

“Kami berterima kasih karena banyak peran penting dari sejumlah sektor, salah satunya dukungan dari Kementerian BUMN lewat Krakatau Steel, Pusri, dan Pertamina,” katanya.

Strategi peningkatan distribusi dan pengadaan tabung oksigen, katanya, diyakini bisa menjawab tantangan keperluan oksigen medis di Jawa Barat. Saat ini sedang dilakukan tindak lanjut dari strategi untuk mengatasi persoalan suplai oksigen dan suplai tabung.

Taufiq mengatakan guna menjalankan strategi pihaknya mengoptimalkan peran seluruh pihak mulai pemerintah kabupaten/kota, swasta, BUMN, BUMD hingga Baznas.

Salah satu upaya kolaboratif yakni dengan meningkatkan distribusi, dukungan transportasi dan SDM terutama untuk kebutuhan sopir dan tenaga angkut tabung.

Untuk distribusi ini diperkuat kolaborasi pemprov, kabupaten/kota, produsen hingga agen, karena penguatan distribusi membutuhkan sistem kerja bersama.

Saat ini, katanya, Posko Oksigen sedang dibentuk di tingkat kabupaten/kota.

Baca juga: Selama PPKM Darurat, di Kota Bandung Kematian Merajalela, 141 Meninggal dalam 4 Hari karena Covid-19

Sebelumnya diberitakan, lonjakan kasus Covid-19 menyebabkan keterisian rumah sakit di Jawa Barat meningkat.

Situasi tersebut membuat permintaan rumah sakit terhadap oksigen untuk perawatan pasien terus bertambah.

Taufiq Budi Santoso mengatakan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar intens menyusun strategi untuk menjaga stok oksigen rumah sakit-rumah sakit di Jabar memadai.

Menurut Taufiq, Pemda Provinsi Jabar sedang mendorong produsen oksigen untuk meningkatkan produksi hingga tiga kali lipat dari kondisi eksisting.

Hal itu dilakukan karena kebutuhan rumah sakit akan oksigen mengalami peningkatan.

"Distribusi juga akan ditingkatkan. Salah satunya dengan meningkatkan armada pengangkut dan Sumber Daya Manusia, baik supir dan tenaga untuk angkut tabung. Saat ini, Dinas Kesehatan akan mengidentifikasi rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan oksigen," ucap Taufiq melalui siaran digital, Minggu (4/7).

Taufiq mengatakan Divisi Manufaktur Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Daerah Jabar akan melakukan pengadaan tabung oksigen baru untuk rumah sakit-rumah sakit di Jabar.

"Kami akan mulai menjajaki kerja sama dengan produsen atau pabrik oksigen lain di luar Jabar, seperti PT Krakatau National Resources, untuk menyuplai oksigen ke Jabar. Ini sedang ditindaklanjuti oleh Biro Pengadaan Barang/Jasa," katanya.

"Sedangkan kebutuhan oksigen untuk masyarakat selain rumah sakit, akan di-follow-up oleh Satgas Penanganan Covid-19 Jabar," imbuhnya.

Taufiq menekankan, dalam penanganan pandemi Covid-19, solidaritas dan kolaborasi untuk kemanusiaan harus menjadi yang utama.

Batas administrasi wilayah tidak boleh menjadi penghalang kolaborasi, termasuk soal suplai oksigen.

"Saat oksigen di Jabar aman, produsen oksigen di Jabar turut menyuplai oksigen ke daerah lain. Daerah mana yang kelebihan stok, bisa membantu daerah yang kekurangan stok oksigen," ucapnya.

Adapun daerah yang mengalami kekurangan ketersediaan oksigen, antara lain Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bogor, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kota Bandung, Kota Bogor, dan Kota Tasikmalaya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved