Sapi Pedaging Susah Didapat, Penjual di Kuningan Sebut Harga Daging Sapi Bisa Tembus Rp 150 Ribu/Kg
Imbas kelangkaan sapi pedaging dalam menghadapi masa marema alias hari pasar jelang Idul Fitri, kata Toto akan berdampak pada kenaikan harga jual cuk
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN – Jelang perayaan Idul Fitri 1442 Hijriyah di Kuningan, Jawa Barat, P\pedagang daging sapi kelimpungan mencari pasokan barang tersebut.
“Iya untuk tahun sekarang, sapi di tiap daerah hampir langka dan susah dicari. Apalagi pemerintah yang dulu main sapi impor sekarang gak tahu kemana. Masalahnya, di kalangan pedagang sapi itu susah ditemukan,” ungkap Toto, salah seorang penjual daging sapi di Pasar Kepuh Kuningan, Sabtu (8/5/2021).
Imbas kelangkaan sapi pedaging dalam menghadapi masa marema alias hari pasar jelang Idul Fitri, kata Toto akan berdampak pada kenaikan harga jual cukup tinggi.
“Untuk sekarang harga jual daging per kilogramnya itu sebesar Rp 130 – 140 ribu. Namun untuk hari maremaan itu bisa capai Rp 150 ribu nih, habis barangnya mana?” ujarnya.
Baca juga: Harga Daging Sapi Jelang Lebaran Naik, Warga Disarankan Beralih ke Daging Ini, Sama-sama Enak Kok
Untuk memenuhui kebutuhan jualan saat ini, Toto mengatakan, sekarang untuk penyembelihan sapi itu datang dari petani. Namun untuk memenuhi pesanan masuk, itu tidak ada terpenuhi.
“Ya, kita biasa sehari potong dua ekor. Namun untuk pemenuhan kebutuhan paket lebaran dan lain sebagainya, maremaan tahun ini sangat jauh dari pengalaman tahun kemarin, ya lebih ancur aja gini,” ujarnya.
Sekadar diketahui, harga jual daging nomor satu per kilonya itu seharga Rp 140 ribu. Kemudian untuk harga daging nomor dua Rp 120 ribu, sedangkan untuk harga jual tulang daging Rp 85 ribu.
“Ya harga daging nomor satu hingga tulang daging masih aman, belum mengalami kenaikan daripada susahnya sapi hidupan untuk dipotong,” ujarnya.
Pindah ke Daging Ini
Menjelang lebaran di akhir bulan ramadan ini, daging sapi kemungkinan akan mengalami kenaikan harga.
//
Hal tersebut, diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran, saat berada di komplek Pemda Bandung, Soreang, Selsa (4/5/2021).
"Daging sapi saya pikir akan ada kenaikan harga, oleh karena itu menghimbau beli, atau konsumsi daging sapi beku," ujar Tisna.
Baca juga: Tak Ada Mudik Lokal di Wilayah Ciayumajakuning, Petugas akan Awasi Ketat Perbatasan Mulai 6 Mei

Tisna mengatakan, kalau daging sapi yang segar, selain memang ada kekurangan suplai, konon katanya dari Australia juga lagi kurang.
Baca juga: Jelang Ramadan 1442 H, Harga Daging Sapi Naik, Ini Ada Tips Agar Harga Sesuai Pasar
"Kemudian terkait dengan pengirimannya juga relatif mahal, sehingga harga ditingkat konsumen daging segar akan di sekitar Rp 130 ribu," kata Tisna.

Tisna memaparkan, kalau daging beku itu hargany mulai dari Rp 75 ribu sampai Rp 90 ribu.
Baca juga: Jelang Ramadan, Harga Sayuran dan Daging Sapi Naik Tajam, Pedagang Mengeluh Pembeli Berkurang
"Jadi saya pikir ada selisih hingga Rp20 ribu sampai Rp30 ribu, itu juga sangat berarti. Kalau lihat nutrisi dan sebagainya, sebenarnya tidak ada bedanya, antara daging segar dan daging beku," katanya.
Tak Perlu Panik, Stok Aman
Menjelang hari raya Idul Fitri , harga dan stok kebutuhan termasuk gas elpiji aman terkendali.
Jaminan itu disampaikan Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa, Kepala Bidang Distribusi dan Konsumsi Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Usep Awaludin dan Sales Branch Manager pada PT. Pertamina Warih Wibowo, saat Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Selasa (4/5) .
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan akan menjaga ketersediaan sejumlah stok pangan jelang hari raya Lebaran 2021.
"Walau stok aman tapi masyarakat tetap diimbau untuk tidak belanja berlebihan, sehingga fluktuasi harga bisa tetap dalam batas wajar sekalipun terdapat kenaikan," pinta Kepala Bidang Distribusi dan Konsumsi Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Usep Awaludin.
Usep mengatakan, sebelum memasuki bulan Ramadan menggelar rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) bersama sejumlah stakeholder. Hasil pertemuan para suplier, distributor ataupun produsen bahan pangan menyatakan siap menambah pasokan pangan ke Kota Bandung.
“Kita minta masyarakat jangan terlalu berlebihan mengonsumsi. Karena kalau permintaan tidak terlalu tinggi harga pun relatif stabil. Jangan khawatir, ketersediaan bahan pangan terjaga dengan aman,” ujar Usep.
Usep mengatakan , sekitar 90-an persen kebutuhan bahan pangan utama Kota Bandung dipasok dari luar daerah. Selain sebagai kota besar, Kota Bandung diuntungkan posisinya karena merupakan ibukota provinsi yang menjadi titik pertama utama pendistribusian bahan pangan.
“Kalau melihat ketersediaan di Kota Bandung sebagai kolektif distributif, jadi bahan pangan masuk dulu ke Kota Bandung. Setelah itu baru didistribusikan ke kota lain. Jadi insyaallah ketersediaan pangan masih aman,” ujarnya.
Selain memastikan ketersediaan stok, Usep mengatakan, Pemkot Bandung juga turut memeriksa keamanan dan kesehatan pangan yang masuk. Pemeriksaan dan pengujian dilaksanakan secara berkala untuk menghindari pangan yang tercemar agar tidak masuk ke Kota Bandung.
Seperti daging sapi, Usep menyebutkan stok yang masuk ke Kota Bandung didatangkan dari sejumlah daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Kabupaten Bandung dan Garut.
“Kemudian telur itu dari Ciamis, Sukabumi, Tasik, Kabupaten Bandung, Jawa Tengah, dan Blitar. Kalau untuk daging ayam itu ada suplai dari Kabupaten Bandung, Cianjur, Ciamis, Tasik dan Jawa Tengah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengungkapkan, dari hasil pemantauan rutin di 8 pasar tradisional kini sejumlah komoditas sudah mulai mengalami fluktuasi. Baik itu penurunan harga maupun yang mulai beranjak naik.
Menurut Meiwan, sekalipun terpantau ada kenaikan namun masih pada batas wajar. Terlebih jika mengingat sebentar lagi akan mendekati Idulfitri.
“Masalah harga dipengaruhi suplai dan demand. Kalau permintaan tinggi, barang tidak ada maka terjadi kenaikan harga. Tapi kalau stok ada walaupun ada kenaikan sedikit masih wajar. Karena pedagang beralasan mumpung mau lebaran setahun sekali naikan harga,” ujar Meiwan.
Meiwan mengatakan sudah berkoordinasi bersama DKPP, Bagian Perekonomian beserta Satgas Pangan untuk mengantisipasi adanya lonjakan harga pangan di pasaran. Jika hal itu sampai terjadi, sejumlah langkah penanganan telah dipersiapkan.
Menurut Meiwan,untuk menindak praktek penimbunan stok pangan, pihaknya akan menggelar operasi pasar dengan menyediakan kebutuhan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah.
“Misalkan di distributor banyak, tapi di pasar susah, itu tanda tanya. Tapi sekarang memang kita lihat di distributor ada stoknya tersedia. Kalau kenaikan berturut-turut tidak wajar, kita juga akan adakan operasi pasar sebagai langkah terakhir,” jelasnya.
Pemkot Bandung juga terus berkoordinasi dengan Pertamnia untuk memastikan ketersediaan gas LPG. Utamanya, gas 3kg yang menjadi konsumsi utama masyarakat.
Sales Branch Manager Pertamina Kota Bandung, Warih Wibowo mengatakan, jelang Hari Raya Idulfitri sudah menyiapkan kuota tambahan sebanyak 5 persen. Yakni dari distribusi harian untuk Kota Bandung per 2 Mei 2021 tercatat sebanyak 294 metrik ton atau 98 ribu tabung per hari.
Warih menuturkan, cadangan ekstra sebanyak 5 persen ini guna mengantisipasi apabila terjadi lonjakan permintaan saat menjelang Lebaran 2021 ini. Walau pun, dari pemantauan di tahun lalu konsumsi LPG hanya mengalami kenaikan sebesar 1 persen.
“Kita koordinasi dengan jajaran Disdagin. Kita tetap pantau arahan pemerintah tahun ini dilarang mudik. Kami sepakat untuk mengamankan pasokan kita menambah," katanya.
Warih sudah meminta agar pangkalan dan SPBE tetap bersiaga saat hari libur, termasuk Sabtu dan Minggu untuk tetap beroperasi. Kemudian setiap tanki di seluruh SPBE pun dipersiapkan terisi penuh.
“Pertama kita pastikan semua SPBE terisi secara optimal tankinya. Jadi menghadapi kenaikan harga mendadak, kita sudah siap. Mengantisiasi gangguan bencana atau sebagainya, kita sudah siapkan alternatif gangguan dan mendesain distribusi dari Tanjung Priok. Ketiga ada suplai cadangan dari Cirebon," ujarnya.