Bulog Indramayu Kesulitan Menyerap Hasil Panen Petani karena Stok Beras di Gudang Melimpah
Hanya saja, disampaikan dia, ada kendala dari sisi internal terkait penyerapan gabah ini, yakni soal ketersediaan stok yang dapat ditampung Bulog.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Hal ini ditandai dengan anjloknya harga gabah di tingkat petani, di Kabupaten Indramayu harga gabah kering basah (GKB) bahkan hanya dihargai Rp 3.300-3.500 per kilogram.
Ia pun menilai, anjloknya harga yang belum selesai jika ditambah impor beras justru akan semakin menyengsarakan para petani.
"Sekali lagi saya katakan ini bentuk ketidakpedulian dari Menteri Perdagangan RI yang tidak memiliki hati nurani dimana mayoritas penduduk Indonesia adalah petani," ujar dia.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan dari Kementerian Pertanian, Ono Surono memaparkan, pada bulan Januari sampai dengan Mei 2021 itu akan terjadi surplus gabah dan surplus beras.
Selain itu, cadangan beras secara nasional yang disimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia pun diketahui lebih dari cukup.
Oleh karena itu, kebijakan impor beras 1 juta ton ini, dirasa DPR RI sangat tidak tepat.
Ia juga meminta kepada Mendag untuk melakukan kajian secara mendalam dari hulu sampai hilir dengan melibatkan instansi terkait sebelum mengambil kebijakan.
"Sudah banyak petani yang mengadu, bahkan mereka menyatakan penolakan, tidak hanya petani, pedagang beras di pasar induk pun sama menyatakan penolakan impor beras," ujar dia.
Baca juga: Aduh Bu Kades Kepergok Berduaan Tanpa Busana dengan Anak Buah oleh Suaminya Sendiri, Ini Kisahnya
Baca juga: Istri Dipekosa Kakak Ipar 7 Kali Suami Tak Percaya, Polisi Tolak Laporan Sebut Suka Sama Suka