Bulog Indramayu Kesulitan Menyerap Hasil Panen Petani karena Stok Beras di Gudang Melimpah

Hanya saja, disampaikan dia, ada kendala dari sisi internal terkait penyerapan gabah ini, yakni soal ketersediaan stok yang dapat ditampung Bulog.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan, Senin (22/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Perum Bulog mendapat tugas berat untuk melakukan penyerapan gabah dari petani menjelang panen raya.

Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan mengatakan, sejauh ini, penyerapan gabah yang dilakukan melalui Satuan Kerja (Satker) di Kabupaten Indramayu berjalan lancar.

Hanya saja, disampaikan dia, ada kendala dari sisi internal terkait penyerapan gabah ini, yakni soal ketersediaan stok yang dapat ditampung Bulog.

"Kendala justru adanya di internal kami karena stok bulog masih banyak sehingga space gudang yang tersisa hanya sedikit," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di ruangannya, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Warga Geger Temukan Bayi Perempuan di Depan Warung, di Tangan Bayi Ada Gelang Bertuliskan Ny Laras

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 23 Maret 2021, Virgo Siap-siap Ada Masalah, Taurus Saldo Rekening Kosong

Dadan Irawan menyampaikan, stok beras yang ada di seluruh gudang Bulog di Indramayu total ada sebanyak 37 ton.

Sedangkan kapasitas maksimal sekitar 60 ribu ton, sehingga hanya menyisakan ruang sekitar 23 ribu ton lagi.

Di sisi lain, sebagai lumbung pangan nasional, potensi panen di Kabupaten Indramayu sangat melimpah.

Di tahun 2021, Bulog Cabang Indramayu memiliki target untuk penyerapan gabah dari petani sebanyak 35.764 ton.

Selain itu, Dadan Irawan juga mengkhawatirkan terjadinya penularan hama di gudang Bulog, antara stok lama dan stok baru.

Walau sudah dilakukan upaya pemeliharaan, ia tidak memungkiri, risiko penularan hama bisa saja terjadi mengingat pengadaan beras tahun 2018 hingga saat ini masih ada yang tersisa di gudang Bulog.

Stok beras tahun 2018 itu, sebanyak 5 ribu ton di antaranya adalah beras impor.

"Kami juga mengharapkan kebijakan dari pemerintah agar stok lama ini dapat dilakukan penyaluran atau dicarikan solusi agar penyerapan gabah tahun 2021 ini bisa maksimal," ujar dia.

Baca juga: Luna Maya Ketahuan Pandangi Ariel NOAH dari Kejauhan hingga Salah Tingkah Direkam Ruben Onsu

Baca juga: Alhamdulilah Persib Sudah Tiba di Sleman, Lama Perjalanan Capai 9 Jam, Mereka Langsung Lakukan Tes

Sebanyak 5 ribu ton beras impor hasil pengadaan tahun 2018 masih tersimpan di gudang Bulog Cabang Indramayu.

Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan mengatakan, kualitas dari beras impor itu sekarang ini sudah turun mutu.

Beras tersebut sudah berdebu dan menguning.

Baca juga: Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi Siap Berhenti Jika Impor 1 Juta Ton Beras Salah

Baca juga: Soal Impor Beras 1 Juta Ton, Anggota Komisi IV DPR RI Kritik Pedas Menteri Perdagangan

"Mungkin karena sudah lama, hampir tiga tahun tersimpan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com kepada Tribuncirebon.com di ruangannya, Senin (22/3/2021).

Kondisi beras impor ini pun menjadi kekhawatiran karena menyebarkan hama ke stok baru mengingat usianya yang sudah terlalu lama.

Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan, Senin (22/3/2021).
Kepala Perum Bulog Cabang Indramayu, Dadan Irawan, Senin (22/3/2021). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Saat disinggung apakah beras impor tidak laku di pasaran, Dadan Irawan pun tidak memungkiri hal tersebut.

Di sisi lain, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat ini membuat kebijakan dengan membuka keran impor 1 juta ton beras.

Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono turut membenarkan melimpahnya stok beras impor pengadaan tahun 2018 yang tersimpan di gudang-gudang milik Bulog.

Dari hasil laporan yang diterima Komisi IV, nyaris semua beras impor di gudang Bulog dalam kondisi turun mutu atau terjadi kerusakan.

Sehingga, ia meminta kepada Mendag untuk jeli dan segera mencabut kebijakan impor 1 juta ton beras tersebut.

"Komisi IV, terutama saya yang asli Indramayu, Indramayu ini merupakan lumbung pangan nasional, saya tidak akan rela apabila petani-petani di Indramayu mengalami kerugian karena impor beras ini," ujar dia.

Baca juga: Petani di Indramayu Tegas Tolak Wacana Impor Beras, Sebut Pemerintah Ingin Hancurkan Petani

Baca juga: Bulog Indramayu Kesulitan Menyerap Hasil Panen Petani karena Stok Beras di Gudang Melimpah

Anggota DPR Kritik Pedas soal Impor Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono mengkritik kebijakan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang membuka keran impor beras.

Terlebih kebijakan tersebut menurutnya diambil secara sepihak tanpa melakukan rapat koordinasi terlebih dahulu dengan pihak lain, termasuk Menteri Pertanian dan Bulog.

Ono Surono pun dengan tegas meminta agar Mendag segera mencabut kebijakan tersebut karena akan sangat merugikan kaum petani.

"Komisi IV, terutama saya yang asli Indramayu, Indramayu ini merupakan lumbung pangan nasional, saya tidak akan rela apabila petani-petani di Indramayu mengalami kerugian karena impor beras ini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di Pendopo Indramayu, Senin (22/3/2021).

Baca juga: Warga Geger Temukan Bayi Perempuan di Depan Warung, di Tangan Bayi Ada Gelang Bertuliskan Ny Laras

Baca juga: Luna Maya Ketahuan Pandangi Ariel NOAH dari Kejauhan hingga Salah Tingkah Direkam Ruben Onsu

Ono Surono mengatakan, sebelum isu ini terealisasi, petani sudah merasakan dampaknya.

Hal ini ditandai dengan anjloknya harga gabah di tingkat petani, di Kabupaten Indramayu harga gabah kering basah (GKB) bahkan hanya dihargai Rp 3.300-3.500 per kilogram.

Ia pun menilai, anjloknya harga yang belum selesai jika ditambah impor beras justru akan semakin menyengsarakan para petani.

"Sekali lagi saya katakan ini bentuk ketidakpedulian dari Menteri Perdagangan RI yang tidak memiliki hati nurani dimana mayoritas penduduk Indonesia adalah petani," ujar dia.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan dari Kementerian Pertanian, Ono Surono memaparkan, pada bulan Januari sampai dengan Mei 2021 itu akan terjadi surplus gabah dan surplus beras.

Selain itu, cadangan beras secara nasional yang disimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia pun diketahui lebih dari cukup.

Oleh karena itu, kebijakan impor beras 1 juta ton ini, dirasa DPR RI sangat tidak tepat.

Ia juga meminta kepada Mendag untuk melakukan kajian secara mendalam dari hulu sampai hilir dengan melibatkan instansi terkait sebelum mengambil kebijakan.

"Sudah banyak petani yang mengadu, bahkan mereka menyatakan penolakan, tidak hanya petani, pedagang beras di pasar induk pun sama menyatakan penolakan impor beras," ujar dia.

Baca juga: Aduh Bu Kades Kepergok Berduaan Tanpa Busana dengan Anak Buah oleh Suaminya Sendiri, Ini Kisahnya

Baca juga: Istri Dipekosa Kakak Ipar 7 Kali Suami Tak Percaya, Polisi Tolak Laporan Sebut Suka Sama Suka

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved