Mantan Bupati Kuningan Aang Hamid Rintis Kebun Raya Brebes Diproyeksikan Seperti di Selandia Baru

kawasan peternakan sapi Jabres ini pun diproyeksikan menjadi kawasan peternakan sapi di New Zealand, atau setidaknya seperti di Padang Mangatas

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Mantan bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda (kiri) saat meninjau calon lahan Kebun Raya Brebes. 

Topografi KRK berbukit-bukit dengan ketinggian mulai dari 490 dpl. sampai dengan 870 dpl. Sumber utama air adalah dari sungai Cipari yang terletak di bagian selatan KRK. Air dari sungai ini oleh PT Yunawati telah dialirkan melalui pipa ke area yang lebih rendah, ke arah rumah pabrik yang dibangun oleh pemegang HGU tersebut. Setelah lahan ditinggalkan oleh pemilik HGU, airnya kini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari maupun mengairi sawah.

Di daerah cekungan bagian tengah kawasan KRK, aliran air musim penghujan membentuk danau / situ yang juga merupakan sumber air masyarakat untuk mengairi sawah.

 


TUMBUHAN DAN SATWA

   

Hampir tidak ada tegakan yang berarti di kawasan KRK. Kebun Raya Cibodas telah melakukan identifikasi dan inventarisasi tumbuhan di KRK. Komposisi tanaman di kawasan KRK yang teridentifikasi adalah : 43 Suku, 81 Marga, 93 Jenis.
Kawasan didominasi oleh tanaman aneka jenis pisang (Musa spp.) dan sedikit tanaman tegakan yang menghasilkan buah-buahan.

Dari lahan yang awalnya dialokasikan untuk kebun raya seluas 171 hektar, tanaman pisang mencapai sekitar 45%, tanaman tegakan / keras (penghasil buah dan kayu) 15%, semak belukar 35% (sebagian merupakan lahan gembala ternak dan kebun palawija), dan area pesawahan kurang lebih 5%.

Beberapa jenis burung banyak dijumpai di KRK. Satu jenis ikan yang disebut 'ikan dewa', terdapat di kolam masyarakat sekitar 1(satu) km dari KRK. Masyarakat memelihara ikan tersebut lebih sebagai atraksi daripada memanennya.

SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA

  

Sebagian besar penduduk di sekitar KRK adalah petani. Umumnya petani penggarap lahan KRK merespon positif dengan rencana dibangunnya KRK. Mereka berharap akan terbuka lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan, dan peluang usaha. Pemahaman masyarakat terhadap fungsi kebun raya dari aspek ekonomi, ekologi, dan sosial cukup baik. Studi yang dilakukan oleh Universitas Kuningan menyarankan adanya zona penyangga untuk memperbolehkan para penggarap melanjutkan budidaya lahan dan secara bertahap dikurangi.

Berbagai kegiatan ekonomi masyarakat di desa Padabeunghar didukung oleh keberadaan beberapa lembaga ekonomi, seperti koperasi, industri kerajinan, industri makanan, usaha peternakan dan kelompok simpan pinjam. Lembaga-lembaga tersebut berfungsi menyediakan beragam jasa yang mendukung dan memudahkan pelaksanaan kegiatan ekonomi masyarakat. Dinamika kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa sekitar KRK cukup tinggi karena kondisi jalan dan transportasi yang cukup baik dan memungkinkan mereka berinteraksi dengan masyarakat di ibu kota kabupaten.

Budaya masyarakat desa Padabeunghar tidak jauh berbeda dengan masyarakat petani di berbagai daerah di Jawa Barat. Di kabupaten Kuningan dapat ditemui satu budaya menarik masyarakat petani yaitu di desa Cigugur. Masyarakat desa tersebut setiap tahun menyelenggarakan upacara Seren Taun untuk pengucapan syukur atas panen mereka. Pada saat upacara tersebut berlangsung, banyak pengunjung datang ke kabupaten Kuningan.

AKSESIBILITAS DAN KOMUNIKASI

 

Jarak KRK dari ibu kota kabupaten relatif dekat, yaitu sekitar 39,8 km. Jaringan, kondisi jalan dan transportasi umum menuju KRK cukup baik dan hal ini yang memudahkan penduduk desa melakukan interaksi antar desa dan masyarakat di ibu kota kabupaten.

Di dalam areal KRK ditemui bekas jalan yang angkut kayu yang cukup lebar dibuat oleh mantan pemegang HGU. Ditemui pula jalan-jalan setapak yang dibuka oleh masyarakat untuk menuju ke kebun-kebun mereka. Dua pemancar televisi yang terdapat di desa Padabeunghar, yaitu dari Indosiar dan SCTV, menempatkan desa tersebut dalam jaringan komunikasi yang cukup baik.

POTENSI WISATA

 

Alam merupakan andalan pariwisata kabupaten Kuningan. Sampai dengan tahun 2003, obyek wisata yang memanfaatkan alam dan telah dikembangkan ada 14 buah dan dikelola oleh berbagai lembaga. KRK potensial menjadi obyek wisata alam utama kabupaten Kuningan, bahkan destinasi ecotourism yang strategis, di masa mendatang. Utamanya karena berdampingan dengan taman nasional TNGC yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dan membentuk bentang alam perbukitan yang indah.

Batu-batuan, diantaranya cukup besar dan ditemukan pada posisi yang artistik, membentuk KRK dan sekitarnya memiliki karakter dan keunikan tersendiri. Pesawahan yang berada di sekitar kawasan menambah pula daya tarik KRK sebagai obyek wisat

Pengembangan yang terintegrasi dengan obyek-obyek wisata lainnya, akan menempatkan Kabupaten Kuningan dalam peta pariwisata provinsi Jawa Barat yang layak dipertimbangkan di masa datang


RENCANA PEMANFAATAN RUANG

Untuk mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan KRK dengan kondisi tapak dan menampungnya dalam keadaan yang berimbang, hasil analisis menghasilkan rencana pemanfaatan ruang sebagaimana terlihat pada gambar diatas..

KONSEP DASAR PERENCANAAN TEKNIS

Merujuk kepada misi yang diemban, perencanaan pembangunan KRK menekankan pada konsep konservasi secara luas, yaitu untuk tujuan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan tumbuhan, utamanya asal Jawa dan lokal setempat. Perencanaan juga dilandaskan kepada keunggulan komparatif kawasan yang memiliki akses dan berdampingan dengan TNGC yang memilki kekayaan keanekaragaman hayati tinggi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved