Selain Sawer Ada Budaya Gilas Telur Saat Punya Motor Baru, Berikut Penjelasan Warga Desa Miliarder

Selain sawer, gilas telur menjadi budaya warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, saat membeli motor baru.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai
Selain Sawer Ada Budaya Gilas Telur Saat Punya Motor Baru, Berikut Penjelasan Warga Desa Miliarder 

Selain ada uang pecahan bercampur beras dan bunga tadi, juga ada permen dengan aneka rasa terlihat mengapung di atas kepala warga saat hendak berebut uang.

"Meski tidak banyak mendapat uang saweran tadi. Ya, yang penting senang aja, itung - itung hiburannya sih," ujarnya.

Ditempat sama, pemilik motor baru yakni, Cahyono mengungkap bahwa kejadian yang di alami warga disini. Itu sama dengan di Tuban, Jawa Timur.

"Iya ada desa miliader, sama dengan di Tuban itu," ujarnya. (*)

Diberitakan sebelumnya, Warga Desa Kawungsari, Kabupaten Kuningan mendadak menjadi miliader.

Hal itu setelah sebelumnya lahan dan bangunan rumahnya kena gusuran alias terdampak pembangunan Mega Proyek Waduk Kuningan.

Ada enam desa terdampak akibat pembangunan tersebut dan satu desa harus otomatis pindah dan mencari baru berikut perangkat dan kantor desa.

Kehidupan yang terjadi di Tuban ini dialami juga oleh warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan.

Saat ditemui, Kades setempat, Kusto menyebut kejadian di Tuban itu sama persis di sini.

Baca juga: Catat, Ada 4 Zona Pengetatan PPKM Mikro di Indramayu, Penerapannya hingga di Tingkat RT

Baca juga: Ingin Punya Anak Kembar? Perhatikan 11 Faktor Penentu Kehamilan Anak Kembar, Posisi Seks hingga Diet

"Disana (Tuban), warganya mendapat ganti untung dari PT Pertamin dan disini kami juga sama dapat ganti untung dari pembangunan waduk Kuningan juga," ungkap orang nomor satu desa setempat saat mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jum'at (19/2/2021).

Dampak pembangunan waduk Kuningan, kata dia, ganti untung menyisakan sekitar 3 persen lagi.

"Ketiga persen itu dari bidang tanah milik warga yang belum dapat ganti untung dan alasan, itu dari administrasi serta menunggu keuangannya dari pemerintah juga," ujarnya.

Sejak mendapat keuntungan bak ketiban durian, kata Kusto, warga banyak menggunakan keuangannya itu bersifat konsumtif dan ini bisa dibuktikan dengan pembelian unit mobil dan motor.

"Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merk itu di miliki warga kami. Mayoritas motor matic besar seperti NMax yang menjadi idola warga kami," ujarnya.

Baca juga: Ada Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Alun-alun Majalengka, Dewan: Awas Usaha Pedagang Kecil Putus!

Melihat perilaku warga, kata dia, tentu menjadi suka dan duka. Terlebih dengan program pemerintah yang memaksa warga dan pemerintah desa harus hengkang dari sini.

Halaman
123
Sumber: Tribun Ambon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved