Puluhan Ribu Demonstran Turun ke Jalan Gelar Revolusi 22222 di Myanmar, Siap Mati Hadapi Tentara
semua sektor bisnis tutup karena pemilik dan karyawan bergabung dalam pemogokan. Para pengunjuk rasa tidak terpengaruh oleh pernyataan militer.
Larangan berkumpul dikeluarkan tak lama setelah kudeta tetapi tidak diberlakukan di Yangon, yang selama dua pekan terakhir telah menjadi tempat demonstrasi besar-besaran.
Baca juga: Ramalan Zodiak Besok, Selasa 23 Februari 2021: Gemini Cemas dan Gelisah, Cancer Jangan Tergesa-gesa
Baca juga: Anggota Geng Motor yang Aniaya Korban pakai Gergaji Besar Diringkus Polisi, Ini Penampakan Buktinya
Pada Minggu pagi waktu setempat, massa menghadiri pemakaman wanita muda yang menjadi korban tewas pertama dalam aksi penolakan kudeta militer.
Wanita tersebut bernama Mya Thwet Thwet Khine. Dia ditembak di kepala oleh polisi pada 9 Februari dalam sebuah aksi protes di ibu kota Myanmar, Naypyidaw.
Setelah dirawat, Mya mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (19/2/2021). Para demonstran juga berduka atas dua pengunjuk rasa lainnya yang ditembak mati pada Sabtu (20/2/2021) di Mandalay.
Salah satu korban ditembak di kepala dan meninggal seketika, sementara korban lainnya ditembak di dada dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Di Mandalay, pengunjuk rasa yang menentang kudeta berkumpul lagi pada Minggu. Buruh kereta api, pengemudi truk, dan banyak pegawai negeri telah bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil melawan junta militer.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Abaikan Ancaman Militer Myanmar, Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Gelar Revolusi 22222", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2021/02/22/174846370/abaikan-ancaman-militer-myanmar-puluhan-ribu-pengunjuk-rasa-gelar?page=all#page2.
Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L