Dua Desa di Majalengka Masih Terendam Banjir, Ternyata Ada Tanggul Jebol di Bagian Hulu

Dua desa di Kabupaten Majalengka hingga Selasa (9/2/2021) masih terendam banjir. Banjir itu diduga kiriman dari hulu yang debitnya tinggi

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Kondisi banjir masih terjadi di Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka pada Selasa (9/2/2021) siang. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Dua desa di Kabupaten Majalengka hingga Selasa (9/2/2021) masih terendam banjir.

Banjir itu diduga kiriman dari hulu yang debitnya tinggi daripada biasanya.

Kasi Kedaruratan Bencana BPBD Majalengka, Reza Permana mengatakan pihaknya telah melakukan assesment terhadap laporan semua daerah yang terdampak banjir.

Hasilnya, masih ada dua desa di wilayah Kecamatan Kertajati yang masih tergenang.

"Dua desa itu, yakni Desa Kertajati dan Desa Bantarjati," ujar Reza saat dikonfirmasi, Selasa (9/2/2021).

Reza menjelaskan, masih banjirnya dua desa tersebut, karena di wilayah hulu ada tanggul yang jebol.

Kabar Buruk untuk Para Karyawan yang Gajinya di Bawah Rp 5 Juta, Tak Akan Ada Lagi BSU Tahun Ini

Bacalah Tiga Jenis Surah Ini Saat Anda Shalat Tahajud, Sering Dibaca Juga oleh Nabi Muhammad SAW

Pemkab Agam Berduka, Bus Rombongan ASN Alami Kecelakaan Maut di Madina, Dua Kepala Dinas Tewas

Hal itu juga berdampak ke wilayah lain yang banjir dan kini sudah mulai surut.

"Termasuk di bendungan dekat Bandara Kertajati, debit air yang keluar ke wilayah Kertajati dan sekitarnya masih sama dengan kemarin saat puncak-puncaknya," ucapnya.

Sementara, genangan di dua desa tersebut kini sudah bisa dikendalikan.

Berbeda dengan hari sebelumnya yang mencapai pinggang orang dewasa.

"Meski air masih ada yang berada di dalam rumah, itu disebabkan dengan rumahnya yang dangkal. Kalau rumah lainnya paling tinggal di teras hingga jalan," jelas dia.

Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Majalengka, Jawa Barat mengakibatkan terjadinya bencana alam hidrometeorologi.

Hidrometeorologi sendiri merupakan bencana yang dipengaruhi oleh cuaca yang berakibat banjir dan tanah longsor.

Bencana itu terjadi di 12 kecamatan di Kabupaten Majalengka.

Meliputi Kecamatan Kertajati, Jatitujuh, Kadipaten, Dawuan, Majalengka, Maja, Ligung, Sumberjaya, Rajagaluh, Cigasong, Kosakandel dan Panyingkiran.

Untuk desa yang terdampak banjir sendiri, berjumlah 23 desa.

Dua Rumah Ambruk

Banjir yang melanda di sejumlah daerah di Kabupaten Majalengka sejak Minggu (7/2/2021) hingga Selasa (9/2/2021) merusak sejumlah bangunan rumah.

Salah satunya terjadi di Blok Ajun, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka.

Di wilayah itu, dua rumah ambruk diterjang banjir yang melintas di Sungai Ciputis.

Rumah yang berada persis di bibir sungai tersebut hancur dan sebagian temboknya terbawa arus.

Pantauan Tribun di lokasi, bangkai rumah sudah tampak hancur. 

Onad Ternyata Pernah Selingkuh, Beby Ngamuk, Hajar Eks Vokalis Killing Me Inside, Onad pun Merana

Sinopsis Ikatan Cinta RCTI Malam Ini, Aldebaran dengan Andin Makin Mesra, Mas Al Happy Banget

Michaela Paruntu Sambil Nangis-nangis tapi Memaafkan Perselingkuhan James Arthur dengan Angel Sepang

Fondasi yang menahan bangunan tersebut, terkikis dan hampir terjatuh ke bahu sungai.

Sementara, rumah lainnya tampak hancur di bagian tembok dan genting.

Fondasi genting yang berbahan dasar kayu, tampak rusak berserakan.

Batibung Koramil 1717 Kadipaten, Peltu Gatot Sofiartono mengatakan peristiwa itu terjadi pada Minggu (7/2/2021) saat hujan deras terjadi seharian penuh.

Sungai Ciputis yang tak lagi dapat menampung debit air, membuat dua rumah yang berada di bibir sungai terkikis dan ambruk.

"Meluapnya debit air sungai juga membuat rumah lainnya terendam banjir. Bahkan ketinggian hingga 3 meter," ujar Gatot saat ditemui di lokasi, Selasa (9/2/2021).

Ia menjelaskan, banjir tersebut merupakan bencana terparah yang terjadi di kawasan tersebut.

Sebelumnya, jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi, banjir paling tinggi hanya sekitar 1 meter saja.

"Alhamdulilah, tidak ada korban jiwa. Namun, banyak barang milik warga terendam, seperti pakaian, tempat tidur maupun barang lainnya," ucapnya.

Masih disampaikan dia, dampak bencana banjir juga membuat 11 rumah warga lainnya terancam.

Apalagi, jika hujan intensitas tinggi kembali terjadi.

"Semoga tidak terjadi bencana susulan," jelas dia.

Sementara, pemilik salah satu rumah yang ambruk, Maman (49) menyatakan bangunan rumah tersebut merupakan kos-kosan yang disewakan untuk masyarakat.

Ada dua buah kamar tidur dan dua kamar mandi yang berada di bibir sungai ambruk diterjang banjir.

"Ya untungnya kosong atau sedang tidak ada penghuninya. Sebenarnya sebelum kejadian, bangunan ini juga sudah mulai ada pergerakan," kata warga Blok Anjun tersebut.

Kondisi dua rumah di Blok Anjun, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka yang ambruk diterjang banjir.
Kondisi dua rumah di Blok Anjun, Desa Kadipaten, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka yang ambruk diterjang banjir. (TribunCirebon.com/Eki Yulianto)

Ribuan Rumah Terendam

Sejumlah  ruang Sekolah Dasar (SD) II Pangkalanpari, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka dijadikan tempat pengungsian korban banjir. Sekolah tersebut ditempati ribuan warga desa setempat akibat banjir yang terjadi sejak Senin (8/2) dini hari.

Tim gabungan dari BPBD, Basrnas, Satpol PP, TNI-Polri yang dibantu masyarakat setempat melakukan evakuasi untuk menyelamatkan warga yang terjebak di rumahnya. Hingga sore penyisiran masih dilakukan.

Ditemui di lokasi, Kasi Kedaruratan BPBD Majalengka, Reza Permana, mengatakan ada 4.000 warga yang terdampak banjir dengan ketinggian rata-rata 1 meter.

"Ada 4.000 jiwa yang terdampak karena seluruh desa terendam dari tadi malam berangsur-angsur kita evakuasi keluar dan hari ini kita buka posko pengungsian," ujar Reza.

Menurutnya, sudah ratusan warga yang berhasil dievakuasi keluar dari jebakan banjir.

Warga yang dievakuasi kemudian ditempatkan di posko pengungsian yang berada di SDN II Pangkalanpari.

"Untuk rumah hampir semuanya terendam tapi kita masih asesmen jumlahnya. Sekarang masih fokus evakuasi, untuk logistik bagi warga yang mengungsi masih kita siapkan," ucapnya.

Pernah Ribut dengan Maheer At-Thuwailibi, Nyatanya Nikita Mirzani Tetap Peduli, Ikut Berduka Cita

Suami Istri Bos Besar Aneka Sandang Kuningan Meninggal Dunia, Adik Bilang Haji Udin Positif Covid-19

Maheer At Thuwailibi Meninggal Dunia di Rutan Bareskrim Diduga Karena Sakit, Ini Kata Polri

Reza juga mengatakan, banjir di Desa Pangkalanpari juga mengakibatkan seorang warga meninggal dunia. Namun, ia memastikan warga tersebut meninggal bukan karena tenggelam.

"Ada juga seorang warga yang meninggal namun itu bukan karena tenggelam, dia punya penyakit memang dan diperparah kondisi cuaca disini," jelasnya.

Banjir yang merendam Desa Pangkalanpari, kata Reza, disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur Kabupaten Majalengka sejak hari Minggu kemarin. Kondisi ini diperparah oleh jebolnya tanggul Sungai Cimanuk.
"Tapi kita masih kroscek ke pihak terkait," ujarnya.

Kemarin, para pengungsi di posko pengungsian di Desa Pangkalanpari, juga sudah mulai mengeluh sakit. Keluhan itu kebanyakan datang dari warga berusia muda dan anak-anak. Kemarin siang belum ada tim medis yang datang ke posko tersebut.

Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Majalengka, Tris Suseno, saat dikonfirmasi di lokasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya, ketika para warga yang mengungsikan dengan membawa anaknya ke SDN II Pangkalanpari banyak yang mengeluh sakit. "Keluhan tadi banyak yang pusing, mual, termasuk ada juga ibu-ibu hamil," ujar Tris.

Ia mengatakan belum bisa menangani keluhan para warga tersebut. Pasalnya, hal itu Dinas Kesehatan yang memiliki kewenangan.

"Kita hanya menyiapkan dapur umum, dengan memberikan dua kuintal beras, 10 dua mie, pakaian anak-anak maupun makanan anak-anak," ujarnya.

Ada ribuan orang yang mengungsi di SD II Pangkalanpari. Mereka menggelar tikar di ruang-ruang kelas.

"Ada 4.000 jiwa yang terdampak karena seluruh desa terendam dari tadi malam berangsur-angsur kita evakuasi keluar dan hari ini kita buka posko pengungsian," ujar Reza.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved