Angka Kemiskinan di Kuningan, Indramayu dan Kota Cirebon Naik, Pandemi Covid-19 Jadi Biang Kerok
secara keseluruhan Jawa Barat mengalami kenaikan angka kemiskinan atau Indeks Kedalaman Kemiskinan menjadi sebesar 1,13
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pandemi Covid-19 telah membuat angka kemiskinan di 19 kabupaten dan kota di Jawa Barat mengalami peningkatan.
Sedangkan sisanya, 8 kabupaten dan kota malah mengalami angka penurunan kemiskinan pada 2020, atau minimal sama dengan angka tahun 2019.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, secara keseluruhan Jawa Barat mengalami kenaikan angka kemiskinan atau Indeks Kedalaman Kemiskinan menjadi sebesar 1,13 pada 2020. Indeks ini mengalami kenaikan dari 2019 yang masih 1,09.
Baca juga: Ratusan WNA China Bebas Masuk Indonesia di Saat Larangan Masuknya Warga Asing, Ini Kata Imigrasi
Baca juga: Komjen Listyo Sigit Akan Dilantik Jadi Kapolri oleh Jokowi Rabu 27 Januari, Siapa Kabareskrim Baru?
Baca juga: Ini Cara Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Peroleh Rp 3 Juta BLT PKH, Persyaratannya Tidak Sulit
Daerah yang mengalami peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan di Jawa Barat di antaranya adalah Kabupaten Kuningan yang naik dari 1,24 pada 2019 menjadi 2,41 pada 2020.
Kabupaten Indramayu mengalami peningkatan menjadi 2,18 pada 2020, padahal pada 2019 sempat turun menjadi 1,66 dari 2,23 pada 2018. Kabupaten Pangandaran meningkat menjadi 1,32 pada 2020 dari 0,90.
Kabupaten Sumedang pun mengalami kenaikan Indeks Kedalaman Kemiskinan menjadi 1,72 pada 2020 dari 1,05 pada tahun sebelumnya.
Hal serupa terjadi di Kota Cirebon yang mengalami kenaikan menjadi 1,68 pada 2020 dari 1,23 pada 2019. Kemudian di Kabupaten Cianjur juga mengalami kenaikan menjadi 1,38 dari tahun lalu sebesar 0,74.
Di masa pandemi ini, Kabupaten Bandung malah mengalami penurunan kemiskinan dengan indeks 0,92 pada 2020 atau menurun dari 1,04 pada 2019. Begitu pun Kabupaten Purwakarta yang Indeks Kedalaman Kemiskinannya menurun menjadi 1,04 pada 2020 dari awalnya 1,24.
Kabupaten Bandung Barat pun mengalami penurunan kemiskinan menjadi 1,40 pada 2020 dari 1,54. Kota Tasikmalaya pun kedalaman kemiskinannya menurun menjadi 1,75 pada 2020 dari 1,98. Sedangkan Indeks Kedalaman Kemiskinan Kabupaten Bogor tetap sama di angka 0,83.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan jumlah orang miskin di Jabar memang semakin meningkat akibat pandemi Covid-19. Hal ini menjadi perhatian pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi yang terdampak pandemi.
"Paling banyak peningkatan orang miskin yang ada itu di Kabupaten Kuningan, kemudian di Indramayu, kemudian Sumedang, Kabupaten Cianjur, dan Kota Cirebon," kata Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (26/1).
Berdasarkan Indeks Kedalaman Kemiskinan yang dibahas Satgas Penanganan Covid-19, katanya, total 19 kabupaten yang mengalami kenaikan kemiskinan dan ada 8 daerah yang tidak mengalami kenaikan.
Ridwan Kamil mengatakan kenaikan tingkat kemiskinan yang terjadi di sejumlah kabupaten kota akibat pengaruh pandemi Covid-19 terhadap sektor perekonomian.
PKH untuk Atasi Kemiskinan
Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai program utama dan nasional mempunyai dampak langsung yang signifikan terhadap pengurangan kemiskinan dan kesenjangan, tak terkecuali di Kabupaten Majalengka.
PKH menjadi episentrum program-program penanggulangan kemiskinan secara terintegrasi dan komplementaritas dengan rastra Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), KIS, KIP, Subsidi Listrik, Subsidi LPG 3 Kilogram, Rutilahu, Sertifikasi Kepemilikan Tanah, dan Bansos Pemda.
Koordinator PKH Kabupaten Majalengka Rahmat Sugianto menyebutkan, Graduasi Mandiri Sejahtera merupakan output yang sangat jelas keberhasilan PKH.
Pasalnya graduasi mandiri sejahtera adalah keluarnya kepesertaan keluarga penerima manfaat (KPM) secara sadar dan sukarela karena merasa diri sudah tidak layak mendapat bantuan PKH lagi.
"Graduasi juga memberikan kesempatan kepada warga yang masih menanti di luar sana yang belum mendapatkan bantuan apapun. Kami tidak henti hentinya memberikan edukasi dan penguatan melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau dikenal dengan sekolahnya PKH, yang sebulan sekali dilaksanakan dalam setiap pertemuan kelompok untuk tiap kelompok," ujar Rahmat, Jumat (8/1/2021).
Menurutnya, tujuan P2K2 adalah mengubah pola pikir KPM dengan harapan dapat mengubah perilaku KPM itu sendiri.
Perubahan pola pikir KPM diharapkan dapat mengangkat KPM dari kemiskinan.
Dengan P2K2, KPM PKH oleh pendamping sosial dibekali ilmu juga materi pentingnya pendidikan dan kesehatan, pengelolan keuangan keluarga, cara mengasuh anak, perlindungan anak dan lain sebagainya.
Di samping itu, pihaknya memberikan motivasi untuk mundur dari kepesertaan PKH apabila KPM sudah mengalami perubahan sosial ekonomi.
"Sampai hari ini, pihaknya telah menerima data Sebanyak 12.205 KPM PKH Majalengka Graduasi," ucapnya.
Jumlah tersebut, jelas dia, terdiri dari 2.658 Graduasi mandiri, dan 9.547 lainnya Graduasi Alamiah.
Pihaknya terus melaksanakan kegiatan pertemuan kelompok diberbagai wilayah di kota angin untuk mensosialisasikan Graduasi Mandiri melalui Metoda Partisipasi Assement (MPA).
"Metoda partisipasi assement ini menjadi salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melibatkan KPM dalam menentukan ukuran tingkat kesejahteraan mereka sendiri," jelas dia.
Diharapkan, dengan banyaknya KPM yang mengundurkan diri menjadi motivasi dan inspirasi bagi KPM yang sudah berubah ekonomi dan sosialnya.
Karenanya dengan teknik MPA ini, KPM di beri ruang untuk mendefinisikannya sendiri kriteria keluarga yang layak mendapatkan PKH dan yang tidak layak mendapatkan PKH.
"Selain itu juga diberikan pembelajaran dan penyadaran kepada KPM untuk menilai tingkat kesejahteraannya sendiri, apakah masih layak mendapat bantuan PKH atau tidak dengan menentukan karakteristik kriteria kaya atau miskin (Keluarga Pra Sejahtera)," kata Rahmat.
Sementara itu, salah seorang pendamping PKH, Irvan Zidni Ramdani telah mengraduasi KPM di dua desa di Kecamatan Cingambul yaitu Desa Muktisari dan Desa Kondang Mekar sebanyak 60 orang.
Bukan hal instan pendamping dapat mengraduasi sebanyak 60 orang dalam sehari tersebut, melainkan melalui beberapa proses tahapan yang dilakukan pendamping.
"Salah satunya dengan cara pendekatan emosional secara personal guna menyadarkan KPM yang sudah sejahtera," imbuhnya.